26 c.
Kegiatan Produksi Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya
yaitu dengan memperbaiki seluruh mesinperalatan produksi, hal yang direkamsaat operasi hingga dapat dilakukannya perawatan.
d. Kegiatan Adminitrasi
Kegiatan adminitrasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan
kegiatan pemeliharaan, penyusunan planning dan sceduling, yaitu rencana kapan kegiatan suatu mesinperalatan tersebut harus di periksa, diservice dan di perbaiki.
e. Pemeliharaan bangunan
Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan yang dilakukan tidak termasuk dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian maintenance.
2.5. Failure Modes And Effects Analysis FMEA
FMEA adalah suatu prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan. FMEA digunakan untuk
mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab dari suatu masalah kualitas. Suatu mode kegagalan adalah apa saja yang masuk dalam kecacatankegagalan
dalam desain, kondisi diluar batas spesifikasi yang telah ditentukan atau perubahan dalam produk yang menyebabkan terganggunya fungsi dari produk
itu.[Chrvsler, 1995].
Tujuan FMEA
Terdapat banyak variasi didalam rincian FMEA, tetapi semua itu memiliki tujuan untuk mencapai :
a. Mengenal dan memprediksi potensial kegagalan dari produk atau proses
yang dapat terjadi. b.
Memprediksi dan mengevaluasi pengaruh dari kegagalan pada fungsi dalam sisitem yang ada.
Universitas Sumatera Utara
27 c.
Menunjukkan prioritas terhadap perbaikan suatu proses atau sub sistem melalui daftar peningkatan proses atau sub sistem yang harus diperbaiki.
d. Mengidentifikasi dan membangun tidakan perbaikan yang bisa diambil
untuk mencegah atau mengurangi kesempatan terjadinya potensi kegagalan atau pengaruh pada sistem.
e. Mendokumentasikan proses secara keseluruhan.
Tingkat Keparahan Severity
Severity adalah penilaian terhadap keseriusan dari efek yang ditimbulkan. Dalam arti setiap kegagalan yang timbul akan dinilai seberapa besarkah tingkat
keseriusannya. Terdapat hubungan secara langsung antara efek dan severity. Sebagai contoh, apabila efek yang terjadi adalah efek yang kritis, maka nilai
severity pun akan tinggi. Dengan demikian, apabila efek yang terjadi bukan merupakan efek yang kritis, maka nilai severity pun akan sangat rendah
.
Untuk mendapatkan kuantiti dari severity, maka kasus yang dihadapi di rating kedalam beberapa tahapan sebagai berikut :
Tabel 2.4 Keparahan
KUANTITAS KEPARAHAN
KUALITAS 10
Berbahaya tanpa peringatan
Kegagalan sistem yang menghasil kan efek sangat berbahaya
9 Berbahaya
dengan peringatan
Kegagalan sistem yang menghasilkan efek berbahaya
8 Sangat tinggi
Sistem tidak beroperasi
7 Tinggi
Sistem beroperasi tetapi tidak dapat dijalankan secara penuh
6 Sedang
beroperasi dan aman tetapi mengalami penurunan performa sehingga mempengaruhi
5 Rendah
Mengalami penurunan kinerja secara bertahap
Universitas Sumatera Utara
28 4
Sangat Rendah Efek yang kecil pada performa sistem
3 Kecil
Sedikit berpengaruh pada kinerja sistem 2
Sangat Kecil Efek yang diabaikan pada kinerja sistem
1 Tidak ada efek
Tidak ada efek
Tingkat Kekerapan Occurance
Occurance adalah seberapa sering kemungkinan penyebab tersebut akan terjadi dan menghasilkan bentuk kegagalan selama masa penggunaan produk.
Occurance merupakan nilai rating yang disesuaikan dengan frekuensi yang diperkirakan dan atau angka kumulatif dari kegagalan yang dapat terjadi.
Untuk mendapatkan kuantiti dari kekerapan, maka kasus yang dihadapi di rating kedalam beberapa tahapan sebagai berikut :
Tabel 2.5 kekerapan
KUANTITAS KEKERAPAN
O KUALITAS
10 Sangat Tinggi
Sering Gagal 9
8 Tinggi
Kegagalan yang berulang 7
6 Sedang
Jarang terjadi kegagalan 5
4 3
Rendah Sangat kecil terjadi kegagalan
2 1
Tidak ada efek Hamper tidak ada kegagaglan
Universitas Sumatera Utara
29
Metode Deteksi Detection
Nilai detection diasosiasikan dengan pengendalian saat ini. Detection adalah kemampuan pengukuran terhadap kegagalan yang dapat terjadi.
Untuk mendapatkan kuantiti dari deteksi, maka kasus yang dihadapi di rating kedalam beberapa tahapan sebagai berikut :
Tabel 2.6 Deteksi
KUANTITAS DETEKSI
KUALITAS
10 Tidak Pasti
Pengecekan akan selalu tidak mampu untuk
mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme
kegagalan dan mode kegagalan.
9 Sangat Kecil
Pengecekan memiliki kemungkinan “very remote”
untuk mampu mendeteksi penyebab potensial atau
mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.
8 Kecil
Pengecekan memiliki kemungkinan “remote”
untuk mampu mendeteksi penyebab potensial atau
mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.
7 Sangat Rendah
Pengecekan memiliki kemungkinan sangat rendah
untuk mampu mendateksi penyebab potensial
kegagalan dan mode kegagalan.
6 Rendah
Pengecekan memiliki kemungkinan rendah untuk
mampu mendeteksi penyebab potensial atau
mekanisme kegagalan dan
Universitas Sumatera Utara
30 mode kegagalan.
5 Sedang
Pengecekan memiliki kemungkinan “moderate”
untuk mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme
kegagalan dan mode kegagalan.
4 Menengah Keatas
Pengecekan memiliki kemungkinan “moderately
High”untuk mendeteksi penyebab potensial atau
mekanisme kegagalan dan mode kegagalan.
3 Sangat Tinggi
Pengecekan memiliki kemungkinan tinggi untuk
mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme
kegagalan dan mode kegagalan.
2 Tinggi
Pengecekan memiliki kemungkinan sangat tinggi
untuk mendeteksi penyebab potensial atau mekanisme
kegagalan dan mode kegagalan.
1 Hampir Pasti
Pengecekan akan selalu mendeteksi penyebab
potensial atau mekanisme kegagalan dan mode
kegagalan.
Angka Prioritas Resiko
Nilai ini merupakan identifikasi akumulatif dari fenomena kegagaln yang
dihadapi suatu sistem.RPN tidak memiliki nilai atau arti. Nilai tersebut digunakan untuk meranking kegagalan proses yang potensial. Nilai RPN dapat ditunjukkan
dengan persamaan sebagai berikut :
RPN = severity x occurrence x detection
Universitas Sumatera Utara
31 Semakin besar nilai RPN, akan semakin tinggi resiko komponen-
komponen tersebut mengalami derajat kegagalan dalam sistem.
2.6. Total Produksi Maintenance