PLTG GT 2.1 Alat Ukur Yang Dipakai

17 bantalan turbin, bantalan alternator, bantalan kompresor, bantalan load gear, bantalan generator, sistem pengaman, dan lain-lainnya

2.2. PLTG GT 2.1

Turbin gas ini adalah yang menjadi objek penelitian,menggunakan bahan bakar Gas yaitu, liquid natural gas LNG juga bias menggunakan high speed diesel HSD dengan beban atau energy yang dihasilkan 130 MW. Tanggal 11 Oktober 1994 dimana mesin ini mulai dioperasikan, pemeliharaan nya diterapkan yaitu preventive maintenance sesaai waktu yang beroperasi. Dibawah ini adalah jadwal pemeliharaan mesin : Saat pengoprasian mencapai waktu 25.000 jam maka akan dilakukan inspection MI 1, yang mencakup pengecekan oli, pembersihan mesin, pengecekan mesin, pemeriksaan baut, dean pengecekan yang lain. Pada 50.000 jam akan dilakukan pengecekan yang kedua MI 2, pada pengoprasian 75.000 jam maka akan dilakukan pengecekan ketiga MI 3 dan sampai pada 100.000 jam pengoprasian mesin akan di berhentikan untuk overhaul, yaitu penggantian alat alat yang sudah tidak layak pakai ataupun yang mengalami kerusakan. Berikut adalah data umum Unit GT 21 : Tabel 2.3 Data Umum Unit GT 21 Data Umum Data Teknik Jenis Pembangkit Turbin Gas Daya Terpasang 130 MW Daya Mampu 140 MW Fuel Type Natural Gas dan HSD Tahun Operasi 1994 Universitas Sumatera Utara 18 Tahun Konstruksi Jumlah Turbin Generator 1 Unit

2.3. Alat Ukur Yang Dipakai

Dalam perkembangannya industri sekarang semua pasti menggunakan alat ukur atau yang dikenal juga sebagai alat sensor, baik sensor suhu, sensor tekanan, sensor level, sensor vibrasi, sensor noise dan lainnya. Pengunaan alat sensor tersebut didasari untuk menjaga performansi, dan mendeteksi kerusakan alat secara dini. Berikut akan dibahas beberapa alat sensor yang dipakai di PT. PLN secanang – Belawan terkhususnya pada unit GT 21 a. Sensor suhu thermocouple Berasal dari kata “Thermo” yang berarti energi panas dan “couple” yang berarti pertemuan duah buah benda. Thermocouple adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk menggubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik. Alat ini dapat mengukur temperature antara -200 C sampai 1800 C. Thermocouple sendiri didefenisikan sebagai jumlah dari energi panas dari sebuah objek atau sistem. Perubahan suhu dapat memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap proses ataupun material pada tingkatan molekul [Wilson, 2005] b. Sensor Tekanan Pressure Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan, yaitu dengan cara mengubah tegangan mekanis menjadi tegangan listrik. Pada industri besar alat ukur tekanan dihubungkan dengan sebuah transmitter yang akan mengirimkan nilai tekananberupa sinyal ke sisitem control yang ada. Universitas Sumatera Utara 19 c. Sensor Level Sensor level merupakan sensor yang mendeteksi atau mengukur ketingianliquid atupun solid. Penggunaan sensor level ini pada sistem turbin gas adalah untuk mendeteksi ketinggian cairan minyak pelumas pada oil tank. d. Sensor Getaran vibrasi Sensor getaran ini memegang peranan yang cukup penting dalam kegiatan pemantauan sinyal getaran karena terletak disisi depan dari suatu proses pemantauan getaran mesin. Secara konseptual sensor getaran berfungsi untuk mengubah besaran sinyal getaran fisik menjadi sinyal getaran analog dalam besaran listrik dan pada umumnya berbentuk tegangan listrik. Pemakaian sensor getaran ini memungkinkan sinyal getaran tersebut diolah secara elektrik sehingga memudahkan dalam proses manipulasi sinyal, diantaranya pembesaran sinyal getaran, penyaringan sinyal getaran dari sinyal pengganggu, penguraian sinyal dan lainnya. e. Voltmeter Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambahkan alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat. f. Amperemeter Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umunya alat ini dipakai teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut avometer gabungan dari amperemeter, voltmeter, ohmmeter.

2.4. Konsep Maintenance

Dokumen yang terkait

Peningkatan Efektifitas Mesin Blowing Berdasarkan Evaluasi Overall Equipment Effectiveness dan FMEA pada Industri Manufaktur Plastik

13 124 92

Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

12 167 136

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Pembangkit Listriktenaga Gas Gt 2.1 Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness

29 159 132

Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiviness (OEE) Sebagai Dasar Implementasi Total Productive Maintenance (TPM) (Studi Kasus di PT INALUM Batu Bara Sumatera Utara)

11 110 156

Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

19 90 160

Analisa pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas GT 2.1 dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Memetakan Efisiensi Produksi di PT. PLN SECANANG – BELAWAN

3 4 13

Analisa pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas GT 2.1 dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Memetakan Efisiensi Produksi di PT. PLN SECANANG – BELAWAN

0 0 2

Analisa pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas GT 2.1 dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Memetakan Efisiensi Produksi di PT. PLN SECANANG – BELAWAN

0 1 5

Analisa pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas GT 2.1 dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Memetakan Efisiensi Produksi di PT. PLN SECANANG – BELAWAN

0 3 39

Analisa pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas GT 2.1 dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk Memetakan Efisiensi Produksi di PT. PLN SECANANG – BELAWAN

0 1 2