44
� =
⎝ ⎜
⎜ ⎜
⎜ ⎜
⎜ ⎜
⎛ 1
�
�
1
�
2
�
�
1
�
3
�
�
2
�
1
1 �
�
2
�
3
�
�
3
�
1
�
�
3
�
2
1 �
�
1
�
4
�
�
1
�
5
�
�
1
�
6
�
�
2
�
4
�
�
2
�
5
�
�
2
�
6
�
�
3
�
4
�
�
3
�
5
�
�
3
�
6
�
�
1
�
7
�
�
1
�
8
�
�
1
�
9
�
�
2
�
7
�
�
2
�
8
�
�
2
�
9
�
�
3
�
7
�
�
3
�
8
�
�
3
�
9
�
�
4
�
1
�
�
4
�
2
�
�
4
�
3
�
�
5
�
1
�
�
5
�
2
�
�
5
�
3
�
�
6
�
1
�
�
6
�
2
�
�
6
�
3
1 �
�
4
�
5
�
�
4
�
6
�
�
5
�
4
1 �
�
5
�
6
�
�
6
�
4
�
�
6
�
5
1 �
�
4
�
7
�
�
4
�
8
�
�
4
�
9
�
�
5
�
7
�
�
5
�
8
�
�
5
�
9
�
�
6
�
7
�
�
6
�
8
�
�
6
�
9
�
�
7
�
1
�
�
7
�
2
�
�
7
�
3
�
�
8
�
1
�
�
8
�
2
�
�
8
�
3
�
�
9
�
1
�
�
9
�
2
�
�
9
�
3
�
�
7
�
4
�
�
7
�
5
�
�
7
�
6
�
�
8
�
4
�
�
8
�
5
�
�
8
�
6
�
�
9
�
4
�
�
9
�
5
�
�
9
�
6
1 �
�
7
�
8
�
�
7
�
9
�
�
8
�
7
1 �
�
8
�
9
�
�
9
�
7
�
�
9
�
8
1 ⎠
⎟ ⎟
⎟ ⎟
⎟ ⎟
⎟ ⎞
� =
⎝ ⎜
⎜ ⎜
⎜ ⎜
⎛ 1
0,422 0,251
0,422 1
0,494 0,251
0,494 1
0,176 0,248
0,215 0,324
0,214 0,357
0,348 0,115
0,062 0,348
0,250 0,370
0,578 0,468
0,297 0,293
0,406 0,483
0,176 0,324
0,348 0,248
0,214 0,115
0,215 0,357
0,062 1
0,179 0,366
0,179 1
0,239 0,366
0,239 1
0,343 0,349
0,409 0,454
0,335 0,189
0,383 0,530
0,340 0,348
0,578 0,293
0,250 0,468
0,406 0,370
0,297 0,483
0,343 0,454
0,383 0,349
0,335 0,530
0,409 0,189
0,340 1
0,424 0,193
0,424 1
0,373 0,193
0,373 1
⎠ ⎟
⎟ ⎟
⎟ ⎟
⎞
3.5.3. Menghitung Koefisien Jalur Persamaan Substruktur 1
1. Model Diagram Jalur
Gambar 3.2 Diagram Jalur Substruktur 1
Universitas Sumatera Utara
45
2. Persamaan strukturanya
�
9
= �
�
9
�
1
�
1
+ �
�
9
�
2
�
2
+ �
�
9
�
3
�
3
+ �
�
9
�
6
�
6
+ �
�
9
�
1
�
1
3. Matriks korelasi dan perhitungan koefisien jalur
� = ⎝
⎜ ⎛
1 �
�
1
�
2
�
�
2
�
1
1 �
�
1
�
3
�
�
1
�
6
�
�
2
�
3
�
�
2
�
6
�
�
3
�
1
�
�
3
�
2
�
�
4
�
1
�
�
4
�
2
1 �
�
3
�
6
�
�
4
�
3
1 ⎠ ⎟
⎞
� = � 1
0,422 0,422
1 0,251
0,215 0,494
0,357 0,251
0,494 0,215
0,357 1
0,062 0,062
1 �
Invers matrik korelasinya sebagai berikut: �
−1
= �
1,229 −0,441
−0,441 1,699 −
0,084 −0,102
−0,700 −0,468 −0,084 −0,700
−0,102 −0,468 1,355
0,184 0,184
1,178 �
Kemudian dapat dihitung koefisien jalurnya �
�
�
9
�
1
�
�
9
�
2
�
�
9
�
3
�
�
9
�
6
� = � 1,229
−0,441 −0,441 1,699
− 0,084
−0,102 −0,700 −0,468
−0,084 −0,700 −0,102 −0,468
1,355 0,184
0,184 1,178
� � �
�
9
�
1
�
�
9
�
2
�
�
9
�
3
�
�
9
�
6
�
� �
�
9
�
1
�
�
9
�
2
�
�
9
�
3
�
�
9
�
6
� = � 1,229
−0,441 −0,441 1,699
− 0,084
−0,102 −0,700 −0,468
−0,084 −0,700 −0,102 −0,468
1,355 0,184
0,184 1,178
� � 0,370
0,297 0,483
0,340 �
Maka diperoleh nilai masing-masing koefisien jalurnya sebagai berikut:
� �
�
9
�
1
�
�
9
�
2
�
�
9
�
3
�
�
9
�
6
� = � 0,249
−0,156 0,478
0,313 �
Universitas Sumatera Utara
46
Setelah memperoleh nilai koefisien jalurnya maka, kemudian mencari nilai R square
�
�
9
�
1
, �
2
, �
3
, �
6
2
= ��
�
9
�
1
�
�
9
�
2
�
�
9
�
3
�
�
9
�
6
� � �
�
9
�
1
�
�
9
�
2
�
�
9
�
3
�
�
9
�
6
�
�
�
9
�
1
, �
2
, �
3
, �
6
2
= 0,249 − 0,156 0,478 0,313 �
0,370 0,297
0,483 0,340
�
�
�
9
�
1
, �
2
, �
3
, �
6
2
= 0,388
Setelah memperoleh nilai R square, maka kita dapat menghitung koefisien residunya dengan cara:
�
�
9
�
1
= �1 − �
�
9
�
1
, �
2
, �
3
, �
6
2
�
�
9
�
1
= �1 − 0,388
�
�
9
�
1
= 0,782
Sehingga dari seluruhnya didapatlah persamaan substruktural 1 sebagai berikut: �
9
= �
�
9
�
1
�
1
+ �
�
9
�
2
�
2
+ �
�
9
�
3
�
3
+ �
�
9
�
6
�
6
+ �
�
9
�
1
�
1
�
9
= 0,249 �
1
− 0,156�
2
+ 0,478 �
3
+ 0,313 �
6+
0,782 �
1
4. Pengujian Hipotesis Secara Simultan
Menguji hipotesis secara bersama-sama variabel motivasi belajar, minat belajar, disiplin belajar dan dosen
Universitas Sumatera Utara
47
� :
�
�
9
�
1
, �
2
, �
3
, �
6
2
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh motivasi belajar, minat belajar, disiplin belajar dan dosen terhadap prestasi
belajar. �
: �
�
9
�
1
, �
2
, �
3
, �
6
2
≠ 0, artinya terdapat pengaruh motivasi belajar, minat belajar, disiplin belajar dan dosen terhadap prestasi belajar.
Untuk menguji hipotesis, dilakukan dengan uji F.
� = � − � − 1�
�
9
�
1
, �
2
, �
3
, �
6
2
�1 − �
�
9
�
1
, �
2
, �
3
, �
6
2
� = 73
− 4 − 10,389 41
− 0,389
� = 680,389
40,389 � = 10,543
Setelah diketahui nilai F
hitung
maka selanjutnya mencari nilai F
tabel
. Dan diperoleh nilai F
tabel
dengan db
1
= 4 dan db
2
= 68 adalah 2,51. Dengan kriteria pengujian jika F
hitung
≥ F
tabel
maka H ditolak. Dan dari hasil yang diperoleh diketahui bahwa
F
hitung
≥ F
tabel
maka H ditolak, yang berarti terdapat pengaruh dari keseluruhan
variabel terhadap prestasi belajar. 5.
Pengujian Hipotesis secara individual •
Pengujian koefisien jalur hubungan motivasi belajar dan prestasi belajar. �
: �
�
9
�
1
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar.
�
1
: �
�
9
�
1
≠ 0, artinya terdapat pengaruh antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar.
Universitas Sumatera Utara
48
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan rumus: � =
�
�
�
�
�
��1 − �
�
�
�
1
�
2
… �
�
2
��
��
� − � − 1 � =
�
�
9
�
1
��1 − �
�
9
�
1
�
2
�
3
�
6
2
��
11
� − � − 1 � =
0,249 �1 − 0,3891,229
73 − 4 − 1
� = 0,249
�0,751 68
� = 0,249
0,105 � = 2,371
Kriteria pengujiannya sendiri adalah H ditolak apabila nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
. Dengan tingkat alpha 5 untuk t
tabel
sendiri yaitu �
����� �
� 2
, �−�−1�
= �
����� �
� 2
,73 −4−1�
= 1,995. Jika dilihat maka nilai t
hitung
lebih besar daripada nilai t
tabel
, sehingga dapat disimpulkan bahwa H
o
ditolak, yang artinya ada pengaruh dari motivasi belajar terhadap prestasi belajar.
• Pengujian koefisien jalur hubungan minat belajar terhadap prestasi belajar.
� :
�
�
9
�
2
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara minat belajar terhadap prestasi belajar.
�
1
: �
�
9
�
2
≠ 0, artinya terdapat pengaruh antara minat belajar terhadap prestasi belajar.
Universitas Sumatera Utara
49
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan rumus: � =
�
�
9
�
2
��1 − �
�
9
�
1
�
2
�
3
�
4
�
5
�
6
�
7
�
8
2
��
22
� − � − 1 � =
−0,156 �1 − 0,3891,699
73 − 4 − 1
� = −0,156
�1,038 68
� = −0,156
0,123 � = −1,268
Kriteria pengujiannya sendiri adalah H ditolak apabila nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
. Dengan tingkat alpha 5 untuk t
tabel
sendiri yaitu �
����� �
� 2
, �−�−1�
= �
����� �
� 2
,73 −4−1�
= 1,995. Jika dilihat maka nilai t
hitung
lebih kecil daripada nilai t
tabel
, sehingga dapat disimpulkan bahwa H
o
diterima, yang artinya tidak ada pengaruh dari minat belajar terhadap prestasi belajar.
• Pengujian koefisien jalur hubungan disiplin belajar dengan prestasi belajar.
� :
�
�
9
�
3
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar.
�
1
: �
�
9
�
3
≠ 0, artinya terdapat pengaruh antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar.
Universitas Sumatera Utara
50
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan rumus: � =
�
�
9
�
3
��1 − �
�
9
�
1
�
2
�
3
�
4
�
5
�
6
�
7
�
8
2
��
33
� − � − 1 � =
0,478 �1 − 0,3891,355
73 − 4 − 1
� = 0,478
�0,828 68
� = 0,478
0,110 � = 4,345
Kriteria pengujiannya sendiri adalah H ditolak apabila nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
. Dengan tingkat alpha 5 untuk t
tabel
sendiri yaitu �
����� �
� 2
, �−�−1�
= �
����� �
� 2
,73 −4−1�
= 1,995. Jika dilihat maka nilai t
hitung
lebih besar daripada nilai t
tabel
, sehingga dapat disimpulkan bahwa H
o
ditolak, yang artinya ada pengaruh dari disiplin belajar terhadap prestasi belajar.
• Pengujian koefisien jalur hubungan dosen terhadap prestasi belajar.
� :
�
�
9
�
6
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara dosen terhadap prestasi belajar.
�
1
: �
�
9
�
6
≠ 0, artinya terdapat pengaruh antara dosen terhadap prestasi belajar.
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan rumus: � =
�
�
9
�
6
��1 − �
�
9
�
1
�
2
�
3
�
6
2
��
66
� − � − 1
Universitas Sumatera Utara
51
� = 0,312
�1 − 0,3891,177 73
− 4 − 1 � =
0,312 �0,719
68 � =
0,312 0,103
� = 3,029
Kriteria pengujiannya sendiri adalah H ditolak apabila nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
. Dengan tingkat alpha 5 untuk t
tabel
sendiri yaitu �
����� �
� 2
, �−�−1�
= �
����� �
� 2
,73 −4−1�
= 1,995. Jika dilihat maka nilai t
hitung
lebih besar daripada nilai t
tabel
, sehingga dapat disimpulkan bahwa H
o
ditolak, yang artinya ada pengaruh dari dosen terhadap prestasi belajar.
Dari hasil yang telah diperoleh berdasrkan hasil uji signifikannya, terdapat beberapa variabel yang tidak signifikan didalam diagram jalurnya. Oleh sebab itu
perlu dilakukan trimming, yaitu dengan mengeluarkan variabel yang tidak signifikan dan mengulang kembali diagram jalurnya, lalu menghitung ulang
koefisien jalurnya.
Gambar 3.3 Diagram Jalur Persamaan Substruktur 1 Hasil Trimming
Universitas Sumatera Utara
52
Dengan demikian didapat persamaan substruktural yang baru. �
9
= �
�
9
�
1
�
1
+ �
�
9
�
3
�
3
+ �
�
9
�
6
�
6
+ �
�
9
�
1
�
1
Dengan matriks korelasinya adalah
� = � 1
�
�
1
�
3
�
�
1
�
6
�
�
3
�
1
1 �
�
3
�
6
�
�
6
�
1
�
�
6
�
3
1 �
� = � 1
0,251 0,215
0,251 1
0,062 0,215
0,062 1
�
Invers matriknya sendiri adalah
�
−1
= �
1,115 −0,266 −0,223
−0,266 1,067 −0,009 −0,223 −0,009 1,048
�
Perhitungan koefisien jalurnya adalah sebagai berikut:
� �
�
9
�
1
�
�
9
�
3
�
�
9
�
6
� = � 1,115
−0,266 −0,223 −0,266 1,067 −0,009
−0,223 −0,009 1,048 � �
�
�
9
�
1
�
�
9
�
3
�
�
9
�
6
�
� �
�
9
�
1
�
�
9
�
3
�
�
9
�
6
� = � 1,115
−0,266 −0,223 −0,266 1,067 −0,009
−0,223 −0,009 1,048 � �
0,370 0,483
0,340 �
� �
�
9
�
1
�
�
9
�
3
�
�
9
�
6
� = � 0,208
0,414 0,269
�
Untuk nilai R square nya sendiri adalah
�
�
9
�
1
, �
3
, �
6
2
= ��
�
9
�
1
�
�
9
�
3
�
�
9
�
6
� � �
�
9
�
1
�
�
9
�
3
�
�
9
�
6
�
�
�
9
�
1
, �
3
, �
6
2
= 0,208 0,414 0,269 �
0,370 0,483
0,340 �
Universitas Sumatera Utara
53
�
�
9
�
1
, �
3
, �
6
2
= 0,368 Koefisien residunya sendiri adalah:
�
�
9
�
1
= �1 − �
�
9
�
1
, �
3
, �
6
2
�
�
9
�
1
= �1 − 0,368
�
�
9
�
1
= 0,795 Maka, persamaan substruktural 1 yang baru adalah
�
9
= �
�
9
�
1
�
1
+ �
�
9
�
3
�
3
+ �
�
9
�
6
�
6
+ �
�
9
�
1
�
1
�
9
= 0,208 �
1
+ 0,414 �
3
+ 0,269 �
6
+ 0,795 �
1
3.5.4. Menghitung Persamaan Substruktural 2