Diameter Lumen Tebal Dinding Serat

sangat disukai sebagai bahan baku pulp dan kertas dengan kualitas yang baik Nawawi, 1997.

5. Diameter Lumen

Diameter lumen adalah diameter rongga serat. Diameter lumen akan berpengaruh sebagai perbandingan dengan diameter serat yang disebut sebagai flexibility ratio tingkat fleksibilitas serat yang menunjukkan hubungan parabolis dengan kekuatan tarik dan panjang putus Haygreen dan Bowyer, 1996. Semakin tinggi flexibility ratio nilai fleksibilitas maka semakin baik, dimana serat dalam komposisi kertas akan semakin fleksibel terhadap adanya tarikan sehingga apabila dijadikan produk kertas maka kualitasnya akan sangat baik. Umumnya nilai flexibility ratio nilai fleksibilitas yang tinggi memungkinkan serat- serat tersebut untuk dibuat menjadi kertas khusus dengan mementingkan kualitas yang baik Syafii dan Siregar , 2006.

6. Tebal Dinding Serat

Tebal dinding serat merupakan salah satu ukuran dimensi serat yang ikut menentukan sifat-sifat kertas. Dinding serat yang tebal menyebabkan terbentuknya lembaran yang kasar dan tebal bulky. Serat berbanding tipis mudah mengalami lembek collapse dan menjadi pipih sehingga memberikan permukaan yang luas bagi terjadinya ikatan antar serat sedangkan serat serat dengan dinding tebal sukar menjadi lembeklembut dan bentuknya tetap membulat pada waktu pembentukan lembaran. Struktur tersebut menyulitkan dalam penggilingan dimana akan memberikan kekuatan sobek yang rendah tetapi kekuatan tarik yang tinggi Nawawi, 1997. Universitas Sumatera Utara Parameter Penilaian Kualitas Serat 1. Klasifikasi Dimensi Serat Teknologi pulp dan kertas mempunyai beberapa macam klasifikasi dimensi serat yang dipakai sebagai penduga mengenai sifat pulp yang dihasilkan. Klasifikasi dimensi dan turunan dimensi serat tertera pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Klasifikasi Diameter Serat Kelas Nilai interval µm Lebar 26,00-40,00 Sedang 11,00-25,00 Sempit 2,00-10,00 Sumber: Kasmudjo 1994 Tabel 2. Klasifikasi Panjang Serat Kelas Sub Kelas Selang Kelas µm Pendek Teramat pendek 500 Sangat pendek 501-700 Cukup pendek 701-900 Sedang - 901-1600 Panjang Cukup panjang 1601-2200 Sangat panjang 2201-3000 Teramat panjang 3000 Sumber: Kasmudjo 1994 2. Klasifikasi Turunan Dimensi Serat A. Klasifikasi Runkel Kasmudjo 1994 menyatakan bahwa Runkel mengklasifikasikan kayu tropis dalam lima kelas: a. Kelas 1 ≤ 0,25, dinding sel tipis sekali dan lumen lebar. Terdapat pada jenis kayu ringan sekali. Serat dalam lembaran pulp memipih seluruhnya dan ikatan antar serat sangat baik. Universitas Sumatera Utara b. Kelas II 0,26-0,50, dinding sel tipis dan lumen agak lebar, terdapat pada jenis kayu ringan. Serat dalam lembaran pulp memipih dan ikatan antar serat baik. c. Kelas III 0,51-1,00, dinding sel dan lumen sedang, terdapat pada kayu agak beratsedang. Serat dalam lembaran pulp memipih dan ikatan antar serat masih cukup baik. d. Kelas IV 1,01-2,00, dinding sel tebal dan lumen sempit, terdapat pada kayu berat. Serat dalam lembaran pulp memipih dan ikatan antar serat kecil. e. Kelas V 2,01, dinding sel sangat tebal dan lumen sangat sempit, terdapat pada kayu sangat berat. Serat dalam lembaran pulp mempertahankan bentuk semula dan ikatan antar sel sangat kecil. B. Klasifikasi Muhlsteph Kasmudjo 1994 menyatakan bahwa Muhlsteph mengklasifikasikan dimensi serat dalam hubungannya dengan kualitas pulp menjadi empat kelas: a. Kelas I: serat yang mempunyai Muhlsteph sampai 30 untuk serat kayu dan 20 untuk pulp. Serat membentuk lembaran pulp dan kertas yang baik dengan sifat kekuatan baik. b. Kelas II: serat yang mempunyai nisbah Muhlsteph 31-60 untuk tipe serat pulp dari conifer. Sifat seratnya merupakan kombinasi dari sifat serat kayu dalam ketiga kelas lainnya. Universitas Sumatera Utara c. Kelas III: serat yang mempunyai nisbah Muhlsteph 61-80 untuk kayu, dan 21-80 untuk pulp. Seratnya bersifat plastis dan memberikan lembaran yang lebih halus. d. Kelas IV: serat yang mempunyai nisbah Muhlsteph 80, seratnya bersifat kaku, menghasilkan kertas dengan kerapatan rendah dan kekuatan rendah kecuali keteguhan sobek yang lebih tinggi dari kelas I.

1. Kriteria Penilaian Serat Kayu Indonesia