42,22. Umur tanaman mempengaruhi persentasi kayu teras suatu pohon, dimana kayu tusam alami memiliki umur ±10 tahun sedangkan kayu tusam tanaman memiliki
umur 20 tahun. Semakin tua umur suatu pohon, maka persentasi kayu terasnya akan semakin besar dan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pandit 1996 yang
menyatakan bahwa teori pembentukan kayu teras, salah satunya adalah proses penuaan aging process, yaitu semakin tua suatu pohon, maka persentase kayu teras
yang terbentuk juga semakin besar. Persentase kayu gubal yang lebih besar pada kedua jenis tusam yang diamati lebih
besar dibanding dengan persentase kayu terasnya. Hal ini disebabkan karena kedua jenis tusam ini adalah jenis kayu yang cepat tumbuh. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Pandit 1996 yang menyatakan bahwa tebal lapisan kayu gubal bervariasi menurut jenis pohon. Umumnya jenis yang tumbuh cepat mempunyai lapisan kayu
gubal lebih tebal dibandingkan dengan kayu terasnya, dan biasanya kayu gubal mempunyai warna terang.
3. Pembuatan Preparat Sayatan Mikrotom
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada penyayatan melintang bagian kayu, diketahui bahwa tusam alami dan tanaman memiliki saluran dammar
aksial, yaitu sejajar dengan sumbu batang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pandit dan Ramdan 2002 yang menyatakan bahwa tusam tidak memiliki pori tapi
mempunyai saluran dammar aksial yang mempunyai pori, saluran dammar aksial menyebar dan sangat jarang. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Mandang dan Pandit
1997 yang menyatakan bahwa saluran radial saluran dammar dilaporkan ada pada
Universitas Sumatera Utara
kayu tusam, namun kehadirannya jarang, sehingga mungkin sekali tidak dapat terlihat pada contoh kayu berukuran kecil. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Gambar 4
dan 5.
Gambar 4. Pengamatan Melintang Saluran Dammar Dan Trakeid Perbesaran 40x Pada Tusam P.merkusii Alami
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Pengamatan Melintang Saluran Dammar Dan Trakeid Perbesaran 40x Pada Tusam P.merkusii Tanaman
Gambar 4 dan 5 menunjukkan bahwa antara sel trakeida yang satu dengan sel trakeida jari-jari bertemu sehingga dapat dikatakan terbentuk noktah halaman.
Kemudian dapat diketahui bahwa sel trakeida tersusun berseling. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pandit dan Ramdan 2002 yang menyatakan bahwa apabila sel
trakeida bertemu dengan sel trakeida jari-jari akan terbentuk noktah halaman dan juga noktah halaman dapat tersusun menurut 2 pola yaitu tersusun berhadap-hadapan
dan juga pola berseling. Pengukuran trakeid dapat dilihat pada Tabel 16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 16. Pengukuran Diameter Trakeid Keterangan
Jenis Kayu Tusam alami µm
Tusam tanaman µm Trakeid 1
75,5 64,0
Trakeid 2 47,8
61,6 Trakeid 3
53,9 61,7
Trakeid 4 49,4
62,3 Trakeid 5
47,8 52,2
Trakeid 6 48,3
75,9 Trakeid 7
60,2 75,9
Trakeid 8 62,9
78,0 Trakeid 9
54,7 63,1
Trakeid 10 56,5
70,1 Rata-rata
55,7 66,5
Gambar 4 dan 5 dapat dilihat bahwa kayu tusam alami dan tanaman tersusun 90 oleh sel trakeid. Rata-rata diameter tusam alami yaitu 55,7 µm dan tusam
tanaman yaitu 66,5 µm. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan dari Mandang dan Pandit 2007 menyatakan tusam memiliki saluran horizontal terdapat dalam jari-jari
dengan diameter 45-55 µm. Hasil pengukuran yang dilakukan pada saluran dammar kedua jenis tusam
P.merkussi diketahui bahwa diameternya tidak berbeda jauh. Kayu tusam alami sebesar 232,7 µm dan tusam tanaman sebesar 312,4 µm. Hal ini tidak sesuai dengan
pernyataan Pandit dan Ramdan 2002 yang menyatakan bahwa tusam memiliki saluran damar aksial menyebar, sangat jarang dan diameternya sekitar 170-190 µm .
Penggolongan frekuensi jari-jari diketahui bahwa kayu tusam alami dan tanaman termasuk pada frekuensi jari-jari agak jarang 6-7. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Mandang dan Pandit 1997 yang menyatakan bahwa tusam memiliki jari-jari sangat halus dan jumlahnya sekitar 4-7 per mm.
Universitas Sumatera Utara
Penggolongan lebar jari-jari diketahui bahwa kayu tusam alami dan kayu tusam tanaman termasuk golongan sangat lebar 200-400 µm. Pada tusam alami
sebesar 271,14 µm sedangkan pada tusam tanaman sebesar 208,92 µm.
4. Pengujian Sifat Mikroskopis