Pengujian Sifat Anatomis 1.
Pengamatan Makroskopis Kayu
•
Menyiapkan potongan kayu 5x5x5 cm yang akan diamati
• Mengamati sifat makroskopis kayu secara langsung : warna kayu, kilap,
serat, tekstur.
•
Untuk kesan raba dan kekersaan menggunakan kuku atau cutter.
• Mencatat hasi pengamatan seperti tabel berikut:
Tabel 5. Kriteria Penilaian Makroskopis Kayu Tusam P. merkusii Alami dan Tanaman
Kriteria Penilaian Sifat Makroskopis
Jenis Kayu Tusam Alami
Tusam Tanaman Ciri Umum
Warna Testur
Kilap Corak
Kekerasan Arah serat
Kesan raba Ciri khusus
Ciri yang khas
2. Kayu Teras dan Kayu Gubal
Diamati penampang melintang pada tiap sampel sisi atas dan sisi bawah, diletakkan plastik transparansi pada penampang melintang dan digambar bentuk
penampang melintangnya. Dihitung luas penampang kayu secara keseluruhan dengan menggunakan kertas milimeter blok, dihitung luas penampang kayu teras dengan
kertas milimeter blok. Dihitung kayu teras dengan rumus sebagai berikut: kayu teras = Luas kayu teras x 100
Luas kayu teras + luas kayu gubal
Universitas Sumatera Utara
3. Pembuatan Preparat Sayatan Mikrotom
Menurut Husein 2004, pembuatan preparat sayatan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
• Contoh uji dibuat berukuran 2 x 2 x 10 cm
3
• Contoh uji disayat dengan menggunakan cutter
dari bidang lintang. Kemudian contoh uji direndam dengan air panas selama 24 jam sampai agak lunak.
• Sayatan direndam dalam safranin selama 24 jam
• Sayatan ditempatkan di atas object glass, lalu ditutup dengan cover glass dan
diukur diameter trakeid dan saluran dammar diamati dibawah mikroskop •
Dilakukan penggolongan frekuensi jari-jari dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 6. Penggolongan Frekuensi Jari- Jari
No. Frekuensi
Jumlah per mm 1
Sangat jarang 3
2 Jarang
4-5 3
Agak jarang 6-7
4 Agak banyak
8-10 5
Banyak 11-15
6 Sangat banyak
≥14 Sumber: Mandang dan Pandit 1997
• Dilakukan penggolongan lebar jari-jari dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 7. Penggolongan Lebar Jari-Jari No.
Golongan Lebar micron
1 Sangat sempit
15 2
Sempit 15-30
3 Agak sempit
30-50 4
Agak lebar 50-100
5 Lebar
100-200 6
Sangat lebar 200-400
7 Luar biasa
400 Sumber: Mandang dan Pandit 1997
Universitas Sumatera Utara
4. Pengamatan Mikroskopis Kayu
Proses Pemisahan Serat
Proses pemisahan serat yang dilakukan dengan menggunakan metode Forest Products Laboratory FPL yaitu dengan cara sebagai berikut:
A. Pencucian Sederhana
1. Dimasukkan partikel yang sudah tersedia ke dalam tabung reaksi sebanyak 10
potongan. 2.
Ditambahkan larutan H
2
O
2
hidrogen peroksida dan CH
3
3. Dimasukkan ke dalam waterbath dengan suhu 60-80ºC sampai sebagian serat
terpisah yang dicirikan dengan warna putih dan terlihat adanya tanda-tanda serat mulai lepas.
COOH asam asetat dengan perbandingan 20:1 sampai serat terendam.
4. Dimasukkan airdestilata dan dikocok filtrat untuk mendapatkan serat-serat
yang terlepas dengan sempurna. 5.
Dicuci berulang-ulang di atas kertas saring sampai bebas asam. B.
Pencucian dan Pewarnaan 1.
Direndam serat yang sudah terlepas dengan alkohol 50, 30, 20, dan 10 masing-masing selama 1 menit.
2. Direndam dengan airdestilata dan didiamkan selama 1 menit lalu dibuang
airnya. 3.
Ditambahkan dengan airdestilata dan diteteskan haematoxylin 2 sebanyak 2-3 tetes sehingga warna menjadi kekuningan, berikut perubahan yang terjadi:
Universitas Sumatera Utara
Jika warna masih hitam maka, dibuang airnya lalu dicuci kembali dengan aquadestilata dan diteteskan lagi haematoxylin 2 sebanyak 2-3 tetes sampai
warna menjadi kekuningan Jika warna kekuningan maka, sudah tercapai dan dibuang cairannya dan
dicuci beberapa kali dengan aquadestilata. 4.
Diteteskan 1-2 tetes NH
4
5. Ditambahkan safranin 2 untuk memberikan warna sehingga mempermudah
pengukuran. OH agar masing-masing serat terpisah dan dicuci
dengan airdestilata.
C. Dehidrasi dan Pemindahan Serat Pada Gelas Objek
1. Setelah safranin dibuang, diganti dengan alkohol 30, 50 , 70 dan 90
masing-masing 1 menit. 2.
Diganti dengan larutan xylol secukupnya dan dipindahkan pada gelas objek. 3.
Ditutup dengan kaca penutup. 4.
Diamati serat di bawah mikroskop okuler dan diukur dimensinya.
Pengukuran Dimensi Serat
Pengukuran dan pengamatan serat dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan micrometer okuler yang telah dikoreksi skalanya dengan
mikroskop objektif. Pengamatan menggunakan perbesaran 40 kali untuk diameter serat dan diameter lumen serta perbesaran 10 kali untuk pengukuran panjang serat
sedangkan untuk tebal dinding serat diperoleh dari perhitungan diameter serat dikurangi diameter lumen lalu dibagi dua. Jumlah serat untuk tiap jenis kayu yang
diamati dan diukur pada preparat maserasi adalah sebanyak 150 serat.
Universitas Sumatera Utara
Serat dipindahkan dengan kuas kecil agar mudah dilihat seratnya satu persatu. Dalam pengukuran dimensi serat yang meliputi panjang serat, diameter serat,
diameter lumen dan tebal dinding serat, dipilih serat yang utuh atau tidak patah, rusak terlipat, pecah, terpotong dan kerusakan lainnya. Bagian-bagian serat yang diukur
dapat dilihat pada Gambar 2.
L Gambar 2. Bagian-Bagian Serat Pohon
Sumber: Husein 2004 Keterangan gambar:
L = Panjang serat µm D = Diameter serat µm
l = Diameter lumen µm w = Ketebalan dinding sel µm
Selanjutnya, data hasil pengukuran serat dihitung rataan dari nilai turunannya. Untuk nilai turunan serat dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut: 1.
Runkle Ratio Bilangan Runkel = Keterangan : w = tebal dinding serat
l = diameter lumen 2.
Felting PowerSlenderness Daya Tenun = Keterangan : L = panjang serat
d = diameter serat
W D
l
l w
2
d L
100
2 2
2
x d
l d
−
Universitas Sumatera Utara
3. Mulhsteph Ratio Bilangan Muhlsteph =
Keterangan : d = diameter serat l = diameter lumen
4. Coefficient og Rigidity Koefisien Kekakuan =
Keterangan : w = tebal dinding serat d = diameter serat
5. Flexibility Ratio Bilangan Fleksibilitas =
Keterangan : l = diameter lumen d = diameter serat Sutiya, dkk, 2012.
Perbandingan Dimensi Serat dan Nilai Turunan Serat Terhadap Klasifikasi Kualitas Serat
Nilai kualitas serat sebagai bahan baku pulp dan kertas dapat ditentukan dengan membandingkan nilai-nilai dimensi serat dan turunannya yang didapatkan
dari hasil pengukuran dan perhitungan terhadap nilai-nilai dimensi serat dan turunannya yang terdapat dalam tabel persyaratan dan nilai serat. Persyaratan nilai
serat dapat dilihat dari beberapa Tabel 8, 9, 10, 11 dan 12 Tabel 8. Klasifikasi Diameter Serat
Kelas Nilai interval µm
Lebar 26,00-40,00
Sedang 11,00-25,00
Sempit 2,00-10,00
Sumber: Kasmudjo 1994 d
w
d l
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Klasifikasi Panjang Serat Kelas
Sub Kelas Selang Kelas µm
Pendek Teramat pendek
500 Sangat pendek
501-700 Cukup pendek
701-900 Sedang
- 901-1600
Panjang Cukup panjang
1601-2200 Sangat panjang
2201-3000 Teramat panjang
3000 Sumber: Kasmudjo 1994
Tabel 10. Klasifikasi Serat Berdasarkan Bilangan Runkel Kelas
Runkel Ratio Dinding Serat
Kualitas Serat I
0,25 Sangat Tipis
Sangat Baik II
0,25-0,50 Tipis
Baik III
0,51-1,00 Sedang
Cukup Baik IV
1,01-2,00 Tebal
Kurang Baik V
2,01 Sangat Tebal
Tidak Baik Sumber: Kasmudjo 1994
Tabel 11. Klasifikasi Serat Berdasarkan Bilangan Muhlsteph Kelas
Bilngan Muhlsteph KerataanKehalusan Plastisitas
Kualitas Serat
I 30
Ratabaikhalus Plastis
Kuat II
31-60 Cukup baik
Plastis Cukup
III 61-80
Rata Plastis
Cukup IV
80 Kurang baik
Plastis Sedang
Sumber: Kasmudjo 1994 Tabel 12. Klasifikasi Serat Berdasarkan Daya Tenun, Koefisien Kekakuan, dan Nilai
Fleksibilitas Turunan Serat
Kelas I Kelas II
Kelas III Kelas IV
Daya Tenun 90
71-90 40-70
40 KoefisienKekakuan
0,10 0,11-0,15
0,16-0,20 0,20
Nilai Fleksibilitas 0,80
0,61-0,80 0,40-0,60
0,40 Sumber: Kasmudjo 1994
Universitas Sumatera Utara
Pemanfaatan Kayu Tusam Alami dan Tanaman Sebagai Bahan Baku Pulp Dan Kertas
Kayu tusam Pinus merkusii alami dan tanaman selanjutnya akan dinilai kelayakannya sebagai bahan baku pulp dan kertas. Kriteria kayu Indonesia untuk
bahan baku pulp dan kertas dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Kriteria Penilaian Serat Kayu Indonesia
No Uraian
Kelas Mutu I
II III
Syarat Nilai Syarat
Nilai Syarat
Nilai 1
Panjang µm 2000
100 1000-
2000 50
1000 25
2 Nisbah Runkel
0,25 100
0,25-0,50 50
0,5-1,0 25
3 Daya tenun
90 100
50-90 50
50 25
4 Muhlsteph Ratio 30
100 30-60
50 60-80
25 5
Fleksibility Ratio
0,80 100
0,50-0,80 50
0,50 25
6 Koeff.
Kekakuan 0,10
100 0,10-0,15
50 0,15
25 Selang Nilai
450 –600 225 – 449
225 Sumber: Sulistyowati 1998
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Sifat Anatomis
1. Pengamatan Makroskopis Kayu