Serat Kayu Kesan Raba

5. Serat Kayu

Serat menunjukkan arah umum sel-sel kayu di dalam kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat ditentukan oleh arah alur-alur yang terdapat pada permukaan kayu. Kayu dikatakan berserat lurus, jika arah sel-sel kayunya sejajar dengan sumbu batang. Jika arah sel-sel itu menyimpang atau membentuk sudut terhadap sumbu panjang batang, dikatakan kayu itu berserat miring Dumanauw, 1990. Serat kayu dalam identifikasi kayu berarti sifat dari kayu yang menunjukan arah orientasi umum dan sel-sel panjang di dalam kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat ini dapat ditentukan dari arah alur-alur yang terdapat di dalam kayu. Kayu dikatakan memiliki serat lurus straight grain jika arah umum dari sel- sel panjang sejajar dengan sumbu batang. Jika arah umum dari sel-sel pajang tadi menyimpang atau membentuk sudut dengan sumbu batang pohon maka disebut serat miring cross grain. Serat miring dibagi menjadi sebagai berikut : 1. Serat terpadu interlocked grain : bila sebatang kayu terdiri atas lapisan-lapisan berganti-ganti mempunyai arah serat miring ke kanan atau ke kiri terhadap sumbu batang. Misalnya kayu rengas, kapur dan kulim. 2. Serat berombak wavy grain : bila permukaan kayunya menunjukkan serat-serat atau gambaran yang berombak. Misalnya kayu rengas dan merbau. 3. Serat terpilin spiral grain : apabila serat dari batang membuat gambaran seakan- akan mengelilingi sumbunya puntir. Misalnya bintangur, kasuarina. 4. Serat diagonal : serat yang terdapat pada sepotong kayu atau papan yang digergaji sedemikian rupa sehingga tepinya tidak sejajar dengan sumbu batang tetapi Universitas Sumatera Utara membentuk sudut. Serat diagonal ini disebabkan karena perlakuan manusia, maksudnya karena cara penggergajian. Sedangkan arah serat yang lain serat terpadu, serat berombak, terpilin disebabkan oleh karena faktor lingkungan, seperti angin, dan sebagainya.

6. Kesan Raba

Kesan raba adalah kesan yang kita peroleh saat kita meraba permukaan suatu kayu tertentu. Ada kayu yang bila diraba terasa kasar, licin dan sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda tersebut untuk setiap jenis kayu tergantung dari tekstur kayu, besra kecilnya air dan dikandung serta kadar zat ekstraktif yang terdapat pada kayu Domanauw, 1990. Menurut Sanusi 1990, kesan raba sangat dipengaruhi oleh tekstur kayu itu sendiri. Sifat ini biasa digunakan untuk pengenalan pada beberapa jenis kayu tertentu namun tidak dapat berlaku secara umum. Pada kayu rengas misalnya, terdapat zat ekstraktif yang memberikan rasa gatal dan ini merupakan ciri yang sangat mencolok untuk kesan raba pertama. Kesan raba berikutnya biasanya untuk penggunaan kayu yang mewah misalnya untuk meubel. Kesan raba suatu jenis kayu kesan yang diperoleh saat kita meraba permukaan kayu. Kesan raba berbeda-beda untuk untuk tiap-tiap jenis kayu tergantung dari tekstur kayu besar kecilnya air yang dikandung, dan zat ekstraktif dalam kayu. Kesan raba ialah licin, bila tekstur kayunya halus dan permukaan mengandung lilin. Dan sebaliknya bila keadaan tekstur kayunya kasar, kesan raba dingin ada pada kayu bertekstur halus dan berat jenis tinggi. Sebaliknya terasa panas bila teksturnya kasar dan berat jenisnya rendah. Jadi memberi kesan raba agak berlemak atau berlilin kalau Universitas Sumatera Utara diraba Kesan raba suatu jenis kayu adalah kesan yang diperoleh pada saat kita meraba permukaan kayu. Ada kayu yang bila diraba memberi kesan kasar, halus dan licin bahkan memberi kesan dingin. Kesan raba yang berbeda-beda akan mempermudah dalam pengenalan kayu. Perbedaan kesan raba tergantung tekstur kayu, kadar air yang dikandung oleh kayu dan banyaknya kandungan zat ekstraktif dalam kayu. Kesan raba licin bila tekstur kayu halus permukannya dan mengandung lilin sedangkan kesan raba kasar bila tekstur kayunya kasar. Kesan raba dingin ada pada kayu bertekstur halus dan berat jenisnya tinggi serta terasa panas jika teksturnya kasar dan berat jenisnya rendah Dumanauw, 1990.

7. Kayu Teras dan Kayu Gubal