seperti kondisi tanah, cuaca atau iklim setempat yang berbeda Rulliaty dan Lempang, 2004.
Serat yang tipis apabila yang dibuat kertas akan menghasilkan lembaran yang lebih pipih dan ikatan serat yang diperoleh lebih kuat dan baik. Semakin besar nilai
felting power daya tenun maka makin baik hasil pulp dan kertasnya. Felting power daya tenun berkaitan dengan tingkat kelicinan kertas, dimana semakin besar nilai
felting power daya tenun maka kertas akan semakin licin. Nilai Muhlsteph ratio bilangan Muhlsteph akan memberikan sifat kekuatan tarik pulp yang tinggi, apabila
nilai muhlsteph ratio bilangan Muhlsteph semakin besar tetapi tidak maksimal maka hasil kertas tersebut akan mudah robek jika diremas atau dilipat
Kasmudjo, 1994.
3. Panjang Serat
Serat kayu adalah kumpulan dari sel-sel individu penyusun kayu terutama sel seratsel trakeida, sel pembuluh, dan sel parenkim. Serat yang panjang dianggap akan
memberikan kertas dengan sifat kekuatan sobek tinggi dan dalam batas yang lebih rendah memberikan pula kekuatan tarik, jebol, dan kekuatan lipat yang tinggi. Serat
panjang memungkinkan terjadinya ikatan antar serat yang lebih luas Pasaribu dan Ritonga, 1997.
Menurut Tamolang dan Wangaard 1961 dalam Pasaribu dan Tampubolon 2007, bahwa semakin panjang serat kayu maka pulp yang dihasilkan memiliki
kekuatan yang tinggi. Hal ini disebabkan serat panjang memberikan bidang persentuhan yang lebih luas dan anyaman lebih baik antara satu serat dengan lainnya,
yang memungkinkan lebih banyak terjadi ikatan hidrogen antar serat-serat tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Lebih lanjut, pulp serat panjang lebih sulit lolos saringan, sehingga lebih mudah dicuci. Panjang serat mempengaruhi sifat-sifat tertentu pulp dan kertas, termasuk
ketahanan sobek, kekuatan tarik dan daya lipat. Nilai daya tenun merupakan perbandingan panjang serat dengan diameter
serat. Semakin besar perbandingan tersebut maka semakin tinggi kekuatan sobek dan semakin baik daya tenun seratnya. Dengan kekuatan sobek yang tinggi itu juga berarti
panjang serat juga semakin panjang karena dalam menjalin antara serat semakin panjang dan gaya sobek akan terbagi dalam luasan yang lebih besar. Nilai koefisien
kekakuan adalah perbandingan tebal dinding sel dengan diameter serat. Perbandingan ini menunjukkan korelasi negatif terhadap kekuatan panjang putus kekuatan tarik,
artinya semakin tinggi koefisien kekakuan maka semakin rendah kekuatan tarik dari kertas tersebut. Sebaliknya semakin rendah koefisien kekakuan maka semakin tinggi
kekuatan tarik kertas bersangakutan. Maka untuk pembuatan pulp sebaiknya mempunyai nilai koefisien kekakuan yang rendah Syafii dan Siregar, 2006.
4. Diameter Serat
Diameter serat berpengaruh besar terhadap sifat kekuatan pulp dalam pencucian, penyaringan, refining, pembentukan lembaran, ikatan antara serat,
kekuatan serat, dan mobilitas serat dalam lembaran. Serat dengan diameter besar dan berdinding tipis mampu memberikan ikatan antar serat yang kuat dengan kekuatan
yang tinggi Haygreen dan Bowyer, 1996. Kayu softwood hampir 90-95 tersusun dari sel serat atau sel trakeida yang
mempunyai panjang 6000-10000 µm, tiga kali lebih panjang dari serat kayu daun lebar. Diameter sel trakeida mencapai 0.02 -0.04 mm, sehingga kayu soft wood
Universitas Sumatera Utara
sangat disukai sebagai bahan baku pulp dan kertas dengan kualitas yang baik Nawawi, 1997.
5. Diameter Lumen