c. Tidak dapat mengambil keputusan dan sering merasa tidak dapat menghadapi
masalah. d.
Merasa menjadi orang gagal. e.
Merasa tidak diperhatikan. f.
Tidak menyukai orang lain dan diri sendiri. g.
Khawatir sesuatu yang mengerikan akan terjadi. h.
Merasa tidak dapat berkonsentrasi. i.
Tidak dapat menceritakan kepada orang lain apa yang dirasakan. j.
Kehilangan rasa humor. k.
Cenderung menyalahkan orang lain.
2.1.16 Respon Terhadap Stres
Taylor 1991, dalam Vedebeck 2010, menyatakan bahwa stres dapat menghasilkan berbagai respon. Berbagai peneliti telah membuktikan bahwaa
respon-respon tersebut dapat berguna sebagai indicator terjadinya stres yang dialami individu. Respon stres dapat terlihat berbagai aspek sebagai berikut.
1. Respon fisiologis. Dapat ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, detak
jantung, nadi, dan sistem pernapasan. 2.
Respon kognitif. Dapat terlihat melalui terganggunya proses kognitif individu, seperti pikiran menjadi kaacau, menurunnya konsentrasi, pikiran berulang,
dan pikiran tidak wajar. 3.
Respon emosi. Dapat muncul sangat luas, menyangkut emosi yang mungkin dialami individu, seperti takut, cemas, malu, marah, dan sebagainya.
4. Respon tingkah laku. Dapat dibedakan menjadi figh, yaitu melawan situasi
yang menekan dan fight yaitu menghindari situasi yang menekan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.17 Adaptasi Fisiologis
Indikator fisiologi dari stres adalah objektif, lebih muda diidentifikasi dan secara umum dapat diamati dan diukur. Namun demikian indicator ini tidak selalu
teramati sepanjang waktu pada semua klien yang mengalami stres, dan diindikator tersebut bervariasi menurut individunya. Tanda vital biasanya meningkat, klien
mungkin tampak gelisah, dan tidak mampu untuk beristirahat dan berkonsentrasi.indikator ini dapat timbul sepanjang tahap stres.
Durasi dan intensitas dari gejala secara langsung berkaitan dengan durasi dan intensitas stresor yang diterima. Indicator fisiologis timbul dari berbagai
sistem oleh karena itu, pengkajian tentang stres mencakup pengumpulan data dari semua sistem. Hubungan antara stres psikologis dengan penyakit sering disebut
interaksi pikiran tubuh. Riset telah menunjukkan bahwa stress dapat mempengaruhi penyakit dan pola penyakit. Pada masa lalu, penyakit infeksi
adalah penyebab kematian paling utama. Akan tetapi sejak ditemukan antibiotic, kondisi kehidupan dan pengetahuan tentang nutrisi yang meningkat, serta metode
sanitasi telah menurunkankan angka kematian. Saat ini, penyebab utama kematian adalah penyakit yang mencakup stresor gaya hidup Nasir,Mbdul Muhit.
2.1.18 Berikut ini indikator stres fisiologis.