Berikut ini indikator stres fisiologis.

2.1.17 Adaptasi Fisiologis

Indikator fisiologi dari stres adalah objektif, lebih muda diidentifikasi dan secara umum dapat diamati dan diukur. Namun demikian indicator ini tidak selalu teramati sepanjang waktu pada semua klien yang mengalami stres, dan diindikator tersebut bervariasi menurut individunya. Tanda vital biasanya meningkat, klien mungkin tampak gelisah, dan tidak mampu untuk beristirahat dan berkonsentrasi.indikator ini dapat timbul sepanjang tahap stres. Durasi dan intensitas dari gejala secara langsung berkaitan dengan durasi dan intensitas stresor yang diterima. Indicator fisiologis timbul dari berbagai sistem oleh karena itu, pengkajian tentang stres mencakup pengumpulan data dari semua sistem. Hubungan antara stres psikologis dengan penyakit sering disebut interaksi pikiran tubuh. Riset telah menunjukkan bahwa stress dapat mempengaruhi penyakit dan pola penyakit. Pada masa lalu, penyakit infeksi adalah penyebab kematian paling utama. Akan tetapi sejak ditemukan antibiotic, kondisi kehidupan dan pengetahuan tentang nutrisi yang meningkat, serta metode sanitasi telah menurunkankan angka kematian. Saat ini, penyebab utama kematian adalah penyakit yang mencakup stresor gaya hidup Nasir,Mbdul Muhit.

2.1.18 Berikut ini indikator stres fisiologis.

1. Kenaikan tekanan darah. 2. Peningkatan ketegangan di leher, bahu, dan punggung. 3. Peningkatan denyut nadi dan frekuensi pernapasan. 4. Telapak tangan berkeringat, tangan dan kaki dingin. 5. Postur tubuh yang tidak tegap. Universitas Sumatera Utara 6. Keletihan. 7. Sakit kepala. 8. Gangguan lambung. 9. Suara yang bernada tinggi. 10. Mual, muntah, dan diare. 11. Perubahan nafsu makan. 12. Perubahan berat badan. 13. Perubahan frekuensi berkemih. 14. Dilatasi pupil. 15. Gelisa, kesulitan untuk tidur, atau sering terbangun saat tidur. Hans Selye,1946. Telah melakukan riset terhadap dua respon fisiologis tubuh terhadap stres , yaitu Local Adaptation Syndrome dan General adaptation syndrome. 1. Local Adaptation Syndrome Tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dan sebagainya. Respon berjangka pendek. Berikut ini adalah karakteristik Local Adaptation Syndrome a. Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system. b. Respon bersifat adaptif; diperlukan stresor untuk menstimulusnya. c. Respon bersifat jangka pendekdan tidak terus-menerus. d. Respon bersifat restorative Universitas Sumatera Utara 2. General adaptation syndrome. Merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang terlibat didalamnya adalah sistem saraf otonom sistem endokrin. Pada beberapa buku teks General adaptation syndrome sering disamakandengan sistem neuroendokrin General adaptation syndrome terbagi menjadi tiga tahap berikut ini. a. Fase alarm waspada Melibatkan pengarahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stresor . terjadi reaksi psikologis fight of flight dan reaksi fisiologis. Tanda fisik. Curah jantung meningkat , peredaran darah cepat , serta darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepalah dan ekstremitas. Banyak organ terpengaruh, gejala stres mempengaruhidenyut nadi, ketegangan otot, dan daya tahan tubuh menurun. Fase alarm melibatkan pengarahan mekanisme pertahanan tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat pada meningkatnya volume darah, yang pada akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormone lainnya dilepas untuk meningatkan kadar gula darah yang bertujuan guna menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi. Teraktiasinya epinefrin dan norepnefrin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan terjadi peningkatan aliran darah ke otot. Selain itu, juga terjadi peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental. Aktivitas hormone yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “respon melawan atau menghindar”. Respon ini bisa berlangsung dari menit ampai jam. Bila stresor menetap, maka individu masuk ke dalam fase resistensi. Universitas Sumatera Utara b. Fase resistence resistensimelawan Individu mencoba berbagai macam mechanism penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya pada keadaan normal, dan dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stres, bila teratasi, gejala stres akan menurun dan tubuh kembali stabil, termasuk hormone denyut jantung, tekanan darah, dan curah jantung. Hal tersebut terjadi karena individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stresor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel-sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada dari tahapan terakhir dari General adaptation syndrome yaitu fase kehabisan tenaga. c. Fase exhaustion kelelahan Merupakan fase perpanjagan stres yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energy untuk penyesuaian telah terkuras, akibatnya timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gsngguan mental, penyakit arteri koroner, dan sebagainya, bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian. Pada tahap ini cadangan energy telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidk mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk memperthankan diri terhadap stresor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersebut.

2.1.19 Adaptasi psikologis