b. Fase resistence resistensimelawan
Individu mencoba berbagai macam mechanism penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha
menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya pada keadaan normal, dan dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stres, bila teratasi, gejala stres
akan menurun dan tubuh kembali stabil, termasuk hormone denyut jantung, tekanan darah, dan curah jantung. Hal tersebut terjadi karena individu tersebut
berupaya beradaptasi terhadap stresor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel-sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada dari tahapan
terakhir dari General adaptation syndrome yaitu fase kehabisan tenaga. c.
Fase exhaustion kelelahan Merupakan fase perpanjagan stres yang belum dapat tertanggulangi pada
fase sebelumnya. Energy untuk penyesuaian telah terkuras, akibatnya timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gsngguan
mental, penyakit arteri koroner, dan sebagainya, bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian. Pada tahap ini
cadangan energy telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidk mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk memperthankan diri terhadap
stresor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersebut.
2.1.19 Adaptasi psikologis
Emosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung dengan mengamati perilaku klien. Stres mempengaruhi kesejahtraan emosional dalam
berbagai cara. Oleh karena kepribadian individu mencakup hubungan yang
Universitas Sumatera Utara
kompleks di antara banyak factor, maka reaksi terhadap stres yang berkepanjangan ditetapkan dengan memeriksa gaya hidup dan stresor klien yang
terakhir, pengalaman dahulu dengan stresor, mekanisme yang berhasil di masa lalu, fungsi, peran, konsep diri, dan ketabahan yang merupakan kombinasi dari
tiga karakteristik kepribadian yang diduga menjadi media terhadap stres. Ketiga karakteritik ini adalah rasa control terhadap peristiwa kehidupan, komitmen
terhadap aktivitas yang berhasil, dan antisipasi dari tantangan sebagai suatu kesempatan untu pertumbuhan Weibe dan Williams,2006.
Indicator stres psikologis adalah sebagai berikut. 1.
Ansietas. 2.
Depresi. 3.
Kepenatan. 4.
Peningkatan penggunaan bahan kimia. 5.
Perubahan dalam kebiasaan makan, tidur, dan pola aktivitas. 6.
Kelelahan mental. 7.
Perasaan tidak adekuat. 8.
Kehilangan harga diri. 9.
Peningkatan kepekaan. 10.
Kehilangan motivasi. 11.
Ledakan emosional dan menagis. 12.
Penurunan produktivitas dan kualitas kinerja pekerjaan. 13.
Kecendrungan untuk membuat kesalahan misalnya penilaian buruk. 14.
Mudah lupa dan pikiran buntu.
Universitas Sumatera Utara
15. Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci.
16. Preokupasi misalnya mimpi siang hari.
17. Ketidak mampuan berkonsentrasi pada tugas.
18. Peningkatan ketidak hadiran atau penyakit.
19. Letargi.
20. Kehilangan minat.
21. Rentan terhadap kecelakaan.
2.1.20 Respon menghadapi stres
Menurut Selye 2006, berdasarkan persepsi individu terhadap stres yang dialaminya, stres dapat diklasifikasikan sebagai berikut
1. Distress Stres Negatif
Distress merupakan
stres yang
merusak atau
bersifat tidak
menyenangkan.Stres dirasakan sebagai suatu keadaan dimana individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir, atau gelisah sehingga individu
mengalami keadaan psikologis yang negatif, menyakitkan, dan timbul keinginan untuk menghindarinya.
2. Eustress Stres Positif
Eustres merupakan stres yang bersifat menyenangkan dan merupakan pengalaman yang memuaskan. Eustres dapat meningkatkan kesiagaan mental,
kewaspadaan, kognisi, dan performansi individu. Eustres juga dapat meningkatkan motivasi individu untuk menciptakan sesuatu Rice,2008.
2.1.21 Tingkat stres