menderita stroke Di Poli Stroke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah reliable.
4.7 Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari dosen pembimbing. Kemudian peneliti melaksanakan pengumpulan data. Peneliti
menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat dari penelitian sebelum menanyakan kesediaanya untuk terlibat dalam penelitian ini. Responden yang
bersedia diberikan kuesioner oleh peneliti.
4.8. Tehnik Pengolahan Data dan Analisa Data 4.8.1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul tahap selanjutnya yaitu pengolahan data. Adapun yang harus dilakukan Hidayat,2010 yaitu :
a. Editing yaitu pemeriksaan atau koreksi data yang telah dikumpulkan
pengeditan dilakukan karena kemungkinan data yang masuk raw data tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan kebutuhan.
b. Coding pengodean adalah data yang telah didapatkan akan diberi kode
sesuai dengan sub variable yang diteliti agar lebih mudah dalam pengecekan kembali jika terdapat kesalahan.
c. Enteriting adalah proses pengimputan data kedalam master tabel yang sudah
dianggap benar.
4.8.2 Analisa Data
Data demografi dan data sters keluarga merawat anggota keluarga merawat anggota keluarga yang menderita stroke telah dikumpulkan kemudian dianalisa
Universitas Sumatera Utara
data bila setelah semua data terkumpul melalui beberapa tahap dimulai dari editing untuk menambah kelengkapan data , kemudian member kode untuk
memudahkan melakukan tabulus, selanjutnya memasukan data kedalam computer dan dilakukan pengolahan data dan tehnik komputerisasi dimana data akan
dianalisa secara statistic deskriptif dan disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan nilai
tertinggi 80 P = Rentang kelas Banyak kelas
Dimana P menunjukan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi nilai terendah. Rentang kelas sebesar 18 dan banyak kelas 3 yaitu
ringan, sedang dan berat. Sehingga diperoleh P = 18 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas pertama, maka pengetahuan keluarga dikategorikan atas kelas
interval sebagai berikut : ringan: 16-26, sedang: 27-37, berat: 38-48.
Universitas Sumatera Utara
44
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama 2 minggu pada tanggal 09-26 februari 2016. Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan. jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 40 responen.
5.1.1 Data Demografi Responden
Karakteristik responden terdiri atas usia, jenis kelamin, agama, status, pendidikan, pekerjaan, penghasilan. hasil penelitian yang didapat mayoritas
berusia 26-35 tahun 75,0. Rata-rata berjenis kelamin wanita 82,5. Adapun agama yang dianut mayoritas islam 62,5.Status responden sebagian besar
sudah menikah 92,5, yang berpendidikan SMA 60,0. Dan kebanyakan pekerjaan responden adalah sebagai buruh tani sebanyak 65,0, yang
berpenghasilan Rp 1.850.000 77,5, sementara yang berpenghasilan Rp 1. 850.000 22,5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Demografi Responden Stres Keluarga Merawat Anggota Keluarga yang
Menderita Stroke Di Poli Stroke Rumah Umum Pusat Haji Adam Malik Medan N=31
No Karakteristik Demografi Frekuensi n
Persentasi
1. Usia
- 17-25 tahun
- 26-35 tahun
- 36-45 tahun
3 30
7 7.5
75.0 17.5
2. Jenis Kelamin
- Laki-Laki
- Perempuan
7 33
17,5 82,5
3. Agama
- Islam
- Kristen Protestan
- Kristen Katolik
- Budha
- Hindu
25 5
5 1
4 62,5
12,5 12,5
2,5 10,0
4. Status
- Menikah
- Jandaduda
37 3
92,5 7,5
5. Pendidikan
- SD
- SMP
- SMA
- Perguruan Tinggi
8 6
24 2
20,0 15,0
60,0 5,0
6. Pekerjaan
- PNSTNIPOLRI
- Pegawai
SwastaWiraswasta -
BuruhTani 4
10 26
10,0 25,0
65,0
7. Penghasilan
- Rp 1.850.000
- Rp 1.850.000
31 9
77,5 22,5
Universitas Sumatera Utara
5.1.2 Stres Keluarga Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke
a. Kuesioner
Hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi frekuensi tertinggi stres keluarga merawat anggota keluarga yang menderita stroke di Poli Stroke Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2015 berada pada kategori stres tingkat ringan dan sedang dengan persentase yang sama 42,5 dengan
jumlah responden yang menilai sebanyak 17 dari 40 orang responen.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi Stres Keluarga Merawat Anggota Keluarga yang Menerita Stroke di Poli Stroke RSUP Haji Adam Malik
Medan
No. Kategori stres keluarga Frekuensi n
Persentasi
1. Ringan
17 42.5
2. Sedang
17 42.5
3. Berat
6 15,0
Berdasarkan hasil penelitian dari 40 responden, kategori stres keluarga merawat anggota keluarga yang menderita strok di poli strok rumah sakit umum
pusat haji adam malik medan terlihat bahwa sebagian besar stres keluarga termasuk dalam kategori stres ringan 17 responden 42.5 dengan scoring
kuesioner 16-26, kategori stres sedang terdapat 17 responden 42.5 dengan skor kuesioner 27-37, dan kategori stres berat terdapat 6 responden 15,0
dengan skor kuesioner 38-48.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Stres Keluarga Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke
No Pernyataan
SL f
SR f
KD f
TP f
1 Saya merasa lelah karena harus merawat anggota keluarga yang sakit setiap hari.
25,0 2255,0 1332,5 37,5 2 Saya merasa otot leher, seperti menegang
bila memikirkan anggota keluarga yang sakit.
1845,0 37,5 1742,5 25,0
3 Saya sering merasah putus asa selama merawat anggota keluarga yang sakit.
1025,0 512,5 2255,0 37,5 4 Saya merasa gelisah merawat anggota
keluarga yang sakit. 717,5 37,5 1435,0 1640,0
5 Saya sulit
berkonsentrasi terhadap
pekerjaan yang saya lakukan sehari-har. 2562,5 717,5 410,0 37,5
6 Saya sulit tidur karena terus menerus memikirkan anggota keluarga yang
menderita strok . 1127,5 717,5 615,0 1640,0
7 Saya tidak selera makan karena sudah lelah merawat anggota keluarga yang
menderita strok . 410,0 1230,0 2357,5 12,5
8 Saya selalu ragu dalam mengerjakan pekerjaan karena selalu memikirkan
anggota keluarga yang menderita strok . 410,0 1230,0 2152,5 37,5
9 Saya merasa khawatir bila anggota
keluarga makin parah.
2050,0 512,5 1025,0 512,5 10 Saya merasa mudah tersinggung merawat
anggota keluarga yang menderita strok
2562,5 512,5 615,0 410,0
11 Saya merasa jenuh merawat anggota
keluarga yang menderita strok .
1947,5 1947,5 12,5 12,5
12 Saya khawatir dengan biaya penggobatan
anggota keluarga yang sakit.
1845,0 820,0 820,0 615,0 13 Saya merasa sedih jika merawat anggota
keluarga yang sakit.
2050,0 1435,0 25,0 410,0 14 Saya merasa takut apabila anggota
keluarga yang
sakit tidak
dapat
disembuhkan.
1845,0 512,5 1230,0 512,5
15 Saya marah apabila setiap hari harus
merawat anggota keluarga yang sakit
37,5 2357,5 1230,0 37,5 16 Saya tidak berminat untuk melakukan
kegiatan sehari-hari.
37,5 2255,0 1332,5
Universitas Sumatera Utara
5.2 Pembahasan 5.2.1 Stres Keluarga Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke
Tingkat stres pada masing-masing keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita stroke dapat bervariasi. Dari data demografi responden,
karakteristik yang mempengaruhi tingkat stres keluarga meliputi : usia, jenis kelami, agama, status, pendidikan, pengahasilan keluarga perbulan, anggota
keluarga yang menderita stroke, dan penyakit yang dirawat anggota keluarga. Responden yang sedang merawat anggota keluarga yang menerita stroke
pada saat penelitian berada pada rentang usia dewasa 75.0, diharapkan telah memiliki kematangan untuk berpikir rasional. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Potter 2005 dimana seorang dewasa biasanya mempunyai identitas yang lebih stabil dan konsep diri berkembang lebih kuat sehingga individu lebih berpikiran
positif terhadap stresor yang datang. Responden yang sedang merawat anggota keluarga yang menderita stroke
dari hasil penelitian mayoritas pendidikan terakhir berada pada jenjang SMA 60,0. Menurut Muzaham 2005, Pendidikan formal pada dasarnya akan
memberikan kemampuan kepada seseorang untuk berpikiran rasional dan objektif. Jadi, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula respon individu
tersebut dalam mempersepsikan stres dalam kehidupannya. Karakteristik lain yang juga mempengaruhi tingkat stres keluarga yaitu
pekerjaan responden sebagai buruh tani 65,0 artinya responden yang sedang merawat anggota keluarga yang menderita stroke tidak memiliki peran ganda atau
peran tambahan dalam keluarga sehingga tidak ada stresor tambahan yang memperberat tingkat stres yang dialami keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik lain yang mempengaruhi tingkat stres keluarga yaitu tingkat penghasilan keluarga yang sedang merawat anggota keluarga yang sakit berada di
atas upah minimum regional UMR. Sehingga dinilai bahwa keluarga tidak mengalami kesulitan dari segi ekonomi yang dapat memicu penambahan tingkat
stres. Poerwandari 2006 mengatakan bahwa kesulitan hidup sehari-hari ternyata tidak dapat dianggap remeh, misalnya kekhawatiran tentang bagaimana
memperoleh uang cukup, hubungan sosial yang tidak mulus dengan teman atau tetangga, terlalu banyaknya pekerjaan, ketidakmampuan memberikan waktu bagi
keluarga, dan sebagainya membuat individu mengalami stres. Dari uraian di atas, tidak ada faktor yang memperberat tingkat stress
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita stroke. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang mana diperoleh mayoritas responden yang sedang
merawat anggota keluarga yang menderita stroke mengalami stres tingkat ringan dan sedang dengan persentase sama besar yaitu 47,6 sedangkan yang
mengalami stres tingkat berat hanya 4,8 saja. Tingkat stres yang bervariasi yakni ringan, sedang dan berat pada keluarga
yang merawat anggota keluarga yang menderita stroke tergantung pada penerimaan individu dan karakter personal individu dalam menghadapi stres.
Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan dari Rasmun 2004, stres terjadi karena stresor dipersepsikan oleh individu sebagai suatu ancaman. Karnadi 1999
menambahkan, kepribadian dan pola prilaku individu menentukan reaksi terhadap suatu situasi atau kejadian.
Universitas Sumatera Utara
50
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan