Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Lokasi,Sarana Dan Prasarana Perumahan Terhadap Kepuasan Konsumen Penghuni Perumahan Sederhana : Studi kasus pada masyarakat penghuni perumahan Griya Cendikia Parung Bogor

(1)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, LOKASI,

SARANA DAN PRASARANA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PENGHUNI PERUMAHAN SEDERHANA

Studi kasus pada masyarakat penghuni perumahan Griya Cendikia Parung Bogor

Oleh : Misbahudin Nur NIM : 103081029198

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, LOKASI, SARANA DAN PRASARANA PERUMAHAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

PENGHUNI PERUMAHAN SEDERHANA

Studi kasus pada masyarakat penghuni perumahan Griya Cendikia Parung Bogor

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH : MISBAHUDIN NUR

103081029198 Di bawah Bimbingan

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA

2009 Pembimbing I

Prof.DR. Abdul Hamid MS NIP 131 474 891

Pembimbing II

Heryanto SE,MSI NIP 131 569 931


(3)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, LOKASI, SARANA DAN PRASARANA PERUMAHAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

PENGHUNI PERUMAHAN

Studi kasus pada masyarakat penghuni perumahan Griya Cendikia Parung Bogor

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH :

MISBAHUDIN NUR 103081029198

Di bawah Bimbingan

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA

2009

Pembimbing I

Prof.DR. Abdul Hamid MS NIP 131 474 891

Pembimbing II

Heryanto SE,MSI NIP 131 569 931 Penguji Ahli

Prof.DR. Ahmad Rodoni MM NIP 150 317 955


(4)

Hari ini Jumat Tanggal 04 Bulan Januari Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Misbahudin Nur NIM : 103081029198 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK,

LOKASI, SARANA DAN PRASARANA PERUMAHAN TERHADAP

KEPUASAN KONSUMEN PENGHUNI PERUMAHAN SEDERHANA”.

Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 04 Januari 2008

Tim Penguji Komprehensif

Prof.DR. Ahmad Rodoni MM Ketua

Heryanto SE,MSI Sekretaris

Prof.DR. Abdul Hamid MS Penguji Ahli


(5)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Misbahudin Nur

Jenis kelamin : Laki-Laki

Tempat Tanggal lahir : Bogor, 06 April 1985 Kewarganegaraan : Indonesia

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan km. 1,5 Rt 04/02 Cibinong, Gunungsindur,

Gagag :Kab. Bogor 16340

Nomor Telepon : 081316030832

Email : misbah_kriwil@yahoo.co.id Pendidikan Formal

1991 – 1997 : SDN Cibinong 02

!997 – 2000 : SMPI PONPES Al- Ghozali 2000 – 2003 : SMU PONPES Al- Ghozali 2003 – 2008 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

2001 – 2002 : Bagian Logistik OPPMA 2002 – 2003 : Bagian Pengajaran OPPMA

2004 – 2005 : Dewan Perwakilan Mahasiswa Jurusan Manajemen 2005 – 2006 : Ketua PROPESA jurusan Manajemen


(6)

ABSTRACT

Generally today, the simple houses have some problems, like a bad building quality, high price of land, and non condition of infrastructure and public facilities are below the standard. This research to analyze the influence of product quality, location, infrastructures and public facilities on the satisfaction of low-cost house residents in Griya Cendikia resident Parung, Bogor. This research used are product quality, location, infrastructures and public facilities as avariable.. The analysis tools in this research are multiple regression analysis technique.The result of this research showed that variables of the costumer satisfaction factors such as are product quality, location, infrastructures and public facilities simultaneously have significant influenced to the costumer satisfaction. And partially showed product quality, location, infrastructures and public facilities have significant influenced to the costumer satisfaction.

Key Word : Product quality, location, infrastructures and public facilities, Costumer satisfaction


(7)

ABSTRAK

Pada saat ini ini umumnya rumah sederhana mempunyai permasalahan pada kualitas bangunan yang kurang baik, harga tanah yang mahal serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi standar yang ada.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas produk, lokasi,sarana dan prasarana perumahan terhadap kepuasan penghuni perumahan sederhana di perumahan Griya Cendikia Parung, Bogor. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah lualitas produk, lokasi dan sarana dan prasarana. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini telah menunjukkan bahwa variabel-variabel dari faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen perumahan seperti kualitas produk, lokasi, sarana dan prasaran perumahan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan sederhana. Dan secara parsial variable-variabel kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan.

Kata Kunci : Kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana perumahan, dan Kepuasan konsumen


(8)

KATA PENGANTAR

ﻢﯿﺤﺮﻠأﻦﻤﺤﺮﻠأﮫﻠﻠأﻢﺴﺒ

Alhamdulillah. Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT penguasa alam semesta atas rahmat, hidayah dan karunia-Nya, dan juga atas nikmat sehat, iman dan islam-karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan tauladan kepada seluruh umat manusia kepada jalan kebenaran. Juga kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya, semoga kita semua diberi syafaat di hari akhir nanti.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan karena keterbatasan penulis baik baik dalam pengetahuan maupun dalam teknik penulisannya, oleh karena itu dengan rendah hati dan lapang dada penulis mengharapkan saran dan kritiknya yang bersifat membangun dari semua pihak. Penyelesaian ini skripsi ini tidak terlepas dari kontribusi beberapa pihak, karenanya penulis penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak secara langsung yang membantu, mendorong serta memberikan inspirasi sehingga skripsi ini bias selesai sesuai dengan target. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta beserta keluarga besarku Kakek (Alm), Nenek (Almh) dan juga adik-adikku yang senantiasa memberikan doa, bimbingan, semangat, wejangan, kesabaran, keikhlasannya dan seluruh bantuan baik secara moril maupun materil, sehingga penulis bias menyelesaikan skripsi dan kuliah ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan dan rahmat-Nya pada Ayahanda, Ibunda dan keluargaku tercinta.

2. Bapak Prof. DR. Abdul Hamid, MS. selaku dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam membimbing skripsi ini, dari proses


(9)

review sampai selesai skripsi ini beliau banyak membantu meskipun ditengah kesibukannya tetapi beliau tidak pernah lelah untuk mendengarkan dan memberikan solusi kepada penulis.

3. Bapak Heryanto, SE. MSi. selaku dosen pembimbing II, yang juga telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam membimbing skripsi ini dari proses review sampai selesai skripsi beliau banyak membantu meskipun ditengah kesibukannya tetapi beliau tidak pernah lelah untuk mendengarkan dan memberikan solusi kepada penulis.

4. Bapak Drs. Moh. Faisal Badroen, MBA. Selaku dekan Fakulatas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Seluruh dosen, karyawan dan petugas perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial atas semua curahan ilmu, bantuan, perhatian dan pelayanannya, semoga bermanfaat bagi kami.

6. Pegawai bagian pemasaran perumahan Griya cendikia dan juga kepada bagian pemasaran PT Jaringan Selera Asia selaku pengembang perumahan yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian dan juga banyak membantu penulis dalam mendapatkan data-data yang diperlukan oleh penulis.

7. Terima kasih kepada rekan-rekan IKBAL (Ikatan Keluarga Besar Alumni Al-Ghozali) yang juga telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Khususnya Sahal, Nabil, Ale, Rahul dan banyak lagi. Thanks all for yours pray and support.

8. Terima kasih kepada teman-teman manajemen angkatan 2003, yang ada di kelas manajemen A, B, C dan D. Khususnya bagi teman-teman kelas manajemen A angkatan 2003, tumbuh dan berkembang di kelas manajemen A. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya.

9. Terima kasih khususnya kepada temanku Aris, Ridwan, Saiful, Didi, Rizkie terima kasih atas segala bimbingan, sharing dan bantuannya selama ini sehingga skripsi ini dapat selesai.

Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, karena keterbatasan ruang dan waktu. Akhirnya penulis ucapkan terima kasih yang


(10)

sebesar-besarnya dan hanya iringan do’a yang dapat penulis berikan untuk setiap kebaikan yang telah kalian berikan. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Amiiin

Jakarta, 24 November 2008


(11)

DAFTAR ISI

Hal Pengesahan ... i

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Abstract ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Pengertian Pemasaran ... 9

B. Kepuasan Konsumen ... 11

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Penghuni Perumahan ... 16


(12)

a...Pengerti

an Produk ... 16

b...Pengerti an Kualitas Produk ... 18

2. Lokasi ... 21

3. Sarana dan prasarana ... 23

D. Kerangka Pemikiran ... 28

E. Hipotesis Penelitian ... 31

F. Penelitian terdahulu ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 35

B. Metode Pengumpulan Sample ... 35

C. Metode Pengumpulan Data ... 35

D. Metode Analisis Data ... 37

1...Uji Validitas Dan Realibilitas ... 38

a. Uji validitas ... 38

b. Uji Reliabilitas ... 39

2...Uji Asumsi Klasik ... 40

a...Uji Normalitas ... 41


(13)

b...Uji

Multikolinearitas ... 42

c...Uji Heteroskedasitas ... 43

3...Uji regresi ... 43

a. Uji parsial (Uji t) ... 43

b. Uji simultan (Uji F) ... 44

c. Analisis Regresi linear berganda ... 44

d. Uji R2... 45

E. Variabel dan Definisi Operasional ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Gambaran umum tentang Perumahan Griya Cendikia ... 53

B. Penemuan dan Pembahasan ... 56

1...Uji validitas dan Uji Reliabilitas ... 56

2...Hasil dan Pembahasan ... 61

3...Hasil Analisis ... 80

a. Uji Normalitas ... 80

b. Uji Multikolineritas ... 81


(14)

d. Uji Heteroskedasitas ... 84

e. Uji Parsial (Uji t) ... 85

f. Uji Simultan (Uji F) ... 90

g. Analisis Regresi linier berganda ... 92

h. Uji Determinasi (Uji R2) ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Implikasi ... 104

Daftar Pustaka ... 105

Lampiran ... 107

Daftar Tabel No Keterangan Halaman 3.1 Tabel operasional variable ... 49

4.1 Hasil try out validitas dan reliabilitas ... 59

4.2 Hasil tes validitas dan reliabilitas ... 60

4.35 Uji hasil multikolinearitas ... 82

4.36 Tabel klasifikasi nilai d ... 83

4.37 Hasil uji autokorelasi ... 83

4.38 Hasil Analisis Regresi linear berganda ... 87


(15)

4.40 Hasil uji F (tabel ANOVA) ... 91

4.41 Descriptive statistic ... 93

4.42 Hasil uji regresi ... 94

4.43 Hasil uji R2 ... 99

4.44 Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien korelasi ... 100

Daftar Gambar No Keterangan Halaman 2.1 Kerangka pemikiran ... 30

2.2 Hipotesis penelitian ... 30

4.2 Normal P-plotof regression ... 81


(16)

Daftar Lampiran

No Keterangan Halaman

1 Kuestioner penelitian ... 107 2 Data hasil kuestioner ... 108 3 Hasil data yang diolah ... 109


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping pendidikan dan kesehatan. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Rumah adalah salah satu barang yang mempunyai nilai (value) yang tinggi dan mempunyai harga (price) tinggi pula (Carn, 1988), tentunya mempunyai kegiatan pemasaran (marketing) yang berbeda jika dibandingkan dengan pemasaran barang-barang kebutuhan sehari- hari. Hal ini disebabkan oleh karena karakter dari produk rumah itu sendiri, yaitu termasuk barang yang bernilai tinggi dan frekuensi pembelian yang tidak terlalu sering dalam kehidupan manusia.

Sejalan dengan kebutuhan manusia penghuninya, maka sebuah rumah harus memenuhi tiga fungsi utamanya, yaitu:

a. Rumah sebagai tempat tinggal, tempat di mana seseorang bermukim (menetap), dan mendapatkan ketenangan fisik dan mental.

b. Rumah merupakan mediasi antara manusia dengan dunia. Dengan mediasi ini terjadi suatu dialektik antara manusia dengan dunianya. Dari keramaian dunia manusia menarik diri ke dalam rumahnya dan


(18)

tinggal dalam suasana ketenangannya, untuk kemudian keluar lagi menuju dunia luar untuk bekerja dan berkarya. Demikian seterusnya terjadi berulang-ulang.

c. Rumah merupakan arsenal, di mana manusia mendapatkan kekuatannya kembali, setelah melakukan pekerjaan yang melelahkan Dewasa ini kebutuhan akan perumahan menjadi salah satu perhatian yang paling serius bagi pemerintah. Ini terjadi karena semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di perkotaan dan daerah yang berbanding lurus dengan peningkatan pertumbuhan akan produk perumahan, sehingga permintaan akan perumahan yang layak untuk dihuni dan sesuai dengan daya beli masyarakat saat ini terasa masih kurang dan belum teratasi dengan sempurna.

Ditambah lagi setelah negara kita mengalami banyak bencana alam yang menghancurkan tempat tingal masyarakat kita, seperti pada waktu bencana tsunami di Aceh, gempa bumi di Yogyakarta, dan banyak lagi. Maka perkembangan property untuk tempat tinggal masyarakat menjadi lebih besar lagi permintaan nya.

Untuk itu, dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk perumahan ini, pemerintah selaku regulator menunjuk REI (real estate Indonesia) sebagai pelaksana dilapangan yang berfungsi sebagai koordinator para pengembang sebagai penyedia perumahan untuk masyarakat secara langsung Usaha pemerintah dalam memenuhi kebutuhan perumahan bagi


(19)

masyarakat perkotaan dengan keadaan ekonomi menengah ke bawah terhadap perumahan adalah dikembangkannya program rumah sederhana

Pada umumnya industri perumahan ini dibangun diatas areal perkotaan yang dekat dengan pusat perkantoran dan perbelanjaan sehingga dapat memudahkan akses bagi para penghuninya. Namun pada saat ini tidak sedikit juga pihak developer yang coba berinovasi dengan menyediakan lahan perumahan diluar kota atau tepatnya didaerah yang berada diluar pusat keramaian tetapi dapat dengan mudah diakses dari tempat-tempat yang menjadi pusat keramaian dan perkantoran.

Hal ini dilakukan untuk menjaring sebagian kalangan masyarakat yang ingin memiliki rumah siap huni dengan harga terjangkau. Dalam hal ini pihak pengembang berusaha keras untuk selalu melakukan inovasi guna menciptakan produk yang dapat memuaskan konsumennya, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang, fasilitas keamanan dan kenyamanan, kesehatan, hiburan dan lain sebagainya.

Masyarakat sekarang tidak hanya ingin memiliki rumah sebagai tempat untuk berlindung dari segala cuaca, akan tetapi sudah meningkat menjadi tempat yang harus memberikan kesejukan hati, kenyamanan, dan juga sebagai penunjuk status sosial ekonomi seseorang. Oleh karena itu, pihak pengembang harus berusaha menyediakan lahan perumahan yang sesuai bagi target pasar nya, dengan cara memperhatikan berbagai aspek yang akan mendatangkan kepuasan bagi para pengguna setelah menggunakannya. Karena berdasarkan survei di pulau Jawa, pengembangan perumahan sederhana menemui banyak


(20)

permasalahan sehingga menyebabkan penghuni tidak puas. Salah satu masalah yang patut dicermati ini adalah penyediaan sarana dan prasarana yang tidak seimbang karena dampak sulitnya mencari areal permukiman. Berdasarkan kondisi tersebut maka pihak Pengembang perumahan kiranya perlu mengetahui dan melakukan suatu penelitian tentang faktor-faktor apa yang berpengaruh sehingga penghuni memperoleh kepuasan terhadap rumah sederhana.

Masyarakat pembeli perumahan tidak dengan begitu saja membeli rumah tanpa mempunyai pertimbangan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mereka dalam pengambilan keputusan seperti kualitas produk (bangunan), lokasi, desain, sarana dan prasarana dan harga (Kotler & Amstrong, 1997). Kemudian, dalam pelaksanaan pengambilan keputusan pembelian ini tidak hanya akan berakhir dengan adanya transaksi pembelian, akan tetapi juga diikuti oleh beberapa tahap perilaku pasca pembelian oleh konsumen (post purchase behavior), dimana pada tahap ini masyarakat selaku konsumen akan merasakan suatu titik yaitu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi konsumen dalam perilaku pembelian berikutnya. Konsumen yang merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain (Bayus dalam Kotler et al. 1996).

Menurut Kotler (1996), seseorang dalam melakukan pengambilan keputusan untuk membeli rumah tidak secara langsung dapat dilakukan, namun harus melalui beberapa proses yang disebut dengan buyer decision


(21)

process, yaitu suatu proses yang harus dilakukan oleh seseorang sebelum memutuskan untuk membeli rumah. Proses tersebut dimulai dari kebutuhan mengenal produk yang dijual (need recognition), pencarian informasi (information search), evaluasi alternatif (evaluation of alternatives),

keputusan membeli (purchase decision), dan perilaku setelah proses pembelian (post purchase behavior).

Semua proses tersebut akan berujung pada kepuasan konsumen apabila produk yang ditawarkan oleh pihak pengembang perumahan dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh konsumen. Gerson (2001) mengemukakan bahwa kepuasan konsumen adalah persepsi konsumen terhadap harapannya yang telah terpenuhi atau terlampaui. Kepuasan konsumen akan terjadi setelah tahap pembelian dan setelah tahap pemakaian. Adapun proses evaluasi setelah pembelian adalah kepuasan yang akan tercapai bila terjadi kesamaan antara pengalaman dalam mendapatkan dan menggunakan produk, dengan harapan yang diinginkan oleh konsumen terhadap kualitas dari produk yang didapatkan. Menurut Gasperz (1997) tingkat dari performa produk yang diharapkan untuk tercapainya kepuasan konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor kualitas seperti:

1. Performance, adalah faktor yang terkait dengan aspek fungsional dari produk.

2. Features, adalah faktor yang terkait dengan pilihan dan pengembangannya seperti desain bangunan.


(22)

3. Serviceability, adalah faktor yang terkait dengan kemudahan dari kualitas produk, seperti lokasi dan pengadaan sarana dan prasarana.

4. Durability, adalah faktor yang berkaitan dengan daya tahan atau masa pakai dari produk. Dalam hal kualitas produk perumahan adalah lantai, kusen, dinding dan lain-lain.

Berdasarkan paparan diatas, maka penulis mengambil judul Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Lokasi, Sarana dan Prasarana Terhadap Kepuasan Konsumen Perumahan Sederhana (Studi kasus pada masyarakat perumahan Griya Cendikia Parung Bogor)”. Adapun alasan penulis mengambil judul ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh PT Jasa Selera Asia selaku pengembang dari perumahan Griya Cendikia.

B. Rumusan masalah

Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu :

1. Apakah kualitas produk mempunyai pengaruh secara parsial terhadap tingkat kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia Parung Bogor?

2. Apakah lokasi mempunyai pengaruh secara parsial terhadap tingkat kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia Parung Bogor?


(23)

3. Apakah sarana dan prasarana mempunyai pengaruh secara parsial terhadap tingkat kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia Parung Bogor?

4. Apakah kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana mempunyai pengaruh secara simultan terhadap tingkat kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia Parung Bogor?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan antara lain sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial variabel kualitas produk (X1)

terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia?

2. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial variabel lokasi (X2) terhadap

kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia?

3. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial variabel sarana dan prasarana (X3) terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia?

4. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan variabel kualitas produk (X1), lokasi (X2), sarana dan prasarana (X3) terhadap kepuasan konsumen

penghuni perumahan Griya Cendikia? E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

a. Membantu perusahaan mengevaluasi apakah dengan adanya perbaikan kualitas produk pemilihan lokasi, penyediaan sarana dan prasarana perumahan yang baik dapat meningkatkan kepuasan konsumen sehingga juga akan meningkatkan pendapatan.


(24)

b. Menjadi dasar dan pedoman bagi perusahaan lain yang berminat untuk mengadakan evaluasi pada pelayanan perbaikan kualitas produk pemilihan lokasi, penyediaan sarana dan prasarana perumahan yang baik .

2. Bagi Penulis

Dapat memberikan tambahan wawasan dan bekal ilmu pengetahuan serta melatih ketrampilan teknis penulis dalam menganalisa suatu masalah dengan lingkungannya yang kompleks sehingga dapat membandingkan teori yang didapat dalam bidang manajemen pemasaran dengan prakteknya.

3. Bagi Pihak Lain

Hasil pcnelitian ini dapat dipakai scbagai tambahan pcngctahuan, disamping dapat digunakan sebagai sumber informasi dan kelengkapan suatu penelitian


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.

Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai macam kelompok social untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Definisi yang paling sesuai dengan tujuan tersebut adalah :

Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).

Sedangkan pengertian pemasaran yang berkaitan dengan produk berupa real estate dan property adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan rumah tinggal dan atau ruang usaha, dengan cara pengalihan hak atas produk tersebut dari perusahaan kepada konsumen melalui proses pertukaran (Santoso, 2000).


(26)

Pada dasarnya definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti pemasaran, yaitu pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan permintaan. Manusia berusaha sebisa mungkin untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka untuk menjaga harmonisasi kehidupan mereka, untuk itu timbul permintaan akan kebutuhan tersebut. Perusahaan / produsen bereaksi dengan menangkap fenomena tersebut dengan mencoba menyediakan produk / jasa yang menjadi kebutuhan manusia.

B. Kepuasan pelanggan

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Menurut Tjiptono (1997, p.24) yang mengutip pendapat para ahli tentang kepuasan konsumen yaitu pendapat Tse dan Wilton yang mengatakan bahwa kepuasan dan tidak kepuasan adalah respon konsumen terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah memakainya. Selanjutnya pendapat lain dikutip Tjiptono yakni pendapat dari Wilkie yang mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Selanjutnya Kotler(2000, p.36)mengemukakan bahwa:

“Satisfaction is a person feeling of pleasure or disappointed resulting from comparing a product perceived (or out come) in relation to his or her expectation”

yaitu kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang disebabkan oleh kinerja (atau hasil) suatu produk yang dirasakan,


(27)

dibandingkan dengan harapannya. Dari definisi-definisi tentang kepuasan konsumen diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah sebuah tingkat perasaan pada kualitas produk terhadap kesesuaian dari suatu keinginan, kebutuhan dan harapan yang ada bila dibandingkan dengan kenyataannya setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa.

Kepuasan konsumen akan terjadi setelah terjadinya tahap pembelian dantahap pemakaian konsumen akan suatu produk, adapun proses evaluasi setelah pembelian adalah tercapainya kepuasan akan terjadi bila antara pengalaman dari mendapatkan dan menggunakan produk sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh konsumen.(Mowen, 1995, p.515)

Standar untuk dibandingkan dengan produk yang sesungguhnya adalah harapan konsumen terhadap suatu produk, adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu :

1. Kualitas Produk(Hanan & Karp, 1991, p.25-32)

Value to Price Relationship Faktor value merupakan persyaratan untuk suatu kepuasan. Bilavalueproduk lebih tinggi dari harga yang ditawarkan maka akan terjadi kepuasan konsumen.

 Keuntungan Produk, yaitu Nilai yang ditentukan oleh pemakai produk. Dimana penilaian berdasarkan kenaikan aktifitas yang dirasakan oleh pemakai yang disebabkan produk tersebut karena menghasilkan suatu keuntungan bagi pemakainya.


(28)

 Kualitas Produk

2. Promosi(Mowen,1995, p.195,516)

Kepuasan konsumen akan timbul apabila promosi yang dilakukan sesuai dengan harapan konsumen. Promosi berpengaruh pada emosi individu. yang akan menimbulkan suatu rasa ingin tahu, gembira, terkejut, yang akan menimbulkan suatu harapan dari konsumen terhadap suatu produk dan akan mempengaruhi sikap individu tersebut.

3. Pengaruh Kompetitor (Produk lain)

Kepuasan akan tercapai bila produk memiliki kualitas yang sama atau lebih dari kompetitor. Pengaruh dari kompetitor terhadap kepuasan konsumen bisa terjadi, karena pengalaman konsumen dengan kompetitor yang sejenis menghasilkan suatu standar kualitas dari produk tersebut pernah didapat.

4. Karakteristik Konsumen (Engel, Blackwell, Miniard, 1990, p.39)

Karakteristik konsumen sangat dipengaruhi oleh lingkungan, yaitu budaya, tingkat ekonomi, pengaruh keluarga dan pengaruh individu sendiri, yaitu

Consumer Resources(time, money, and attention),motivasi, pengetahuan, kepribadian, dan gaya hidup. Faktor ini sangat berpengaruh terhadap suatu rasa kepuasan. Salah satunya adalah perbedaan taraf hidup dalam masyarakat dapat menimbulkan perbedaan standar yang mereka tentukan. Umumnya semakin tinggi taraf hidup konsumen, semakin tinggi standar konsumen terhadap suatu produk yang menimbulkan maka semakin tinggi harapan konsumen terhadap suatu produk, sehingga kepuasan itu sulit


(29)

dicapai. Sebaliknya semakin rendah taraf hidup konsumen, semakin rendah standar yang ditetapkan, sehingga kepuasan konsumen terhadap suatu produk relatif mudah untuk dicapai(Albrecht, Bradford, 1990, p.)

Konsep Kepuasan Engel, Blackwell dan Miniard (1995, p.208)

mengatakan tugas pemasaran tidak berhenti begitu penjualan telah terjadi, karena konsumen akan mengevaluasi alternatif sesudah pembelian seperti halnya sebelum pembelian. Jadi seorang produsen bidang pemasaran yang berorientasi pada keuntungan perusahaan dalam jangka waktu tertentu perlu mengamati perilaku konsumen meskipun transaksi penjualan telah dilakukan.

Menurut Engel (1995) kepuasan didefinisikan disini sebagai evaluasi pascakonsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan. Ketidakpuasan tentu saja didefinisikan sebagai hasil dari harapan yang diteguhkan secara negatif. Ada tiga harapan mengenai suatu produk atau jasa yang diidentifikasi oleh beberapa peneliti yaitu:

1. kinerja yang wajar 2. kinerja yang ideal

3. kinerja yang diharapkan, kinerja yang diharapkan adalah yang paling sering digunakan dalam penelitian karena logis dalam proses evaluasi alternatif yang dibahas (Engel, 1995).

Perusahaan banyak menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan konsumen salah satunya adalah memastikan kualitas produk dan jasa dalam


(30)

memenuhi harapan konsumen. Pemenuhan harapan ini akan menciptakan kepuasan bagi konsumen.

Teori kepuasan menyatakan bahwa bila konsumen puas terhadap produk atau jasa maka konsumen akan memberikan rekomendasi pada orang lain dan merasa bangga akan produk atau jasa tersebut (Soelasih, 2004). Norrie (1991) mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara behavioral loyaltydan rekomendasi, apabila loyalti tinggi maka rekomendasinya berwujud

active word of mouth (spontaneous expression of positive experiences) namun jika loyalti rendah dari konsumen maka rekomendasinya berwujud passive word of mouth. Konsumen yang terpuaskan akan menjadi pelanggan yang mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain dan loyal terhadap perusahaan (Kotler, 2000). Artinya Konsumen yang terpuaskan akan menjadi pelanggan, dengan cara (Kotler, 1996):

1. Melakukan pembelian ulang

2. Mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain 3. Kurang memperhatikan merek ataupun iklan produk pesaing

4. Membeli produk yang lain dari perusahaan yang sama

Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan suatu sistim penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, dengan cara meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan yang akan diberikan terhadap populasi sasaran (pelanggan).


(31)

Sebuah proses pengambilan keputusan pembelian tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku purnabeli (terutama dalam pengambilan keputusan yang luas). Dalam tahap ini konsumen merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, ia akan memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang atau membeli produk lain di perusahaan yang sama di masa datang. Konsumen yang merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain. Oleh karena itu, pembeli yang puas merupakan iklan yang terbaik (Bayus dalam Kotler et al. 1996).

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen 1. Produk dan kualitas produk

a. Pengertian Produk

Dalam pemasaran definisi produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk Kepuasan tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen.

Menurut Tjiptono (2002, p.19), produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, disewa, digunakan, atau dikonsumsi pasar (baik pasar


(32)

konsumen akhir maupun pasar industrial sebagai pemenuhan kebutuhan atas keinginan pasar yang bersangkutan. Dilihat dari segi konsep, produk merupakan pemahaman subyektif dari produsen atas ‘sesuatu’ yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.

Bila ditinjau dari berwujud tidaknya, produk dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: barang fisik (tangible) dan jasa atau service (intangible). Walaupun barang dan jasa itu berbeda, namun pembagian secara jelasnya sulit dilakukan, karena dimana terjadi suatu transaksi pembelian barang sering kali disertai dengan adanya jasa dari penjual barang tersebut dan begitu pula sebaliknya, pembelian jasa pun sering kali disertai dengan atribut-atribut fisik atau barang-barang yang melengkapi, contohnya ketika makan di restoran. (Strategi Pemasaran, 2002)

Produk identik dengan barang. Dalam akuntansi, barang adalah obyek fisik yang tersedia di pasar. Sedangkan produk yang tidak berwujud disebut jasa. Dalam manajemen produk, identifikasi dari produk adalah barang dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Kata produk digunakan untuk tujuan mempermudah pengujian pasar dan daya serap pasar, yang akan sangat berguna bagi tenaga pemasaran, manajer, dan bagian pengendalian kualitas.


(33)

Strategi produk memerinci rangkaian tindakan yang harus diambil perusahaan sehubungan dengan produk dan sasaran jangka panjang yang harus dicapai oleh jajaran produk akhir itu. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dibeli atau dikonsumsikan, kedalam pengertian produk termasuk objek-objek fisik, jasa, tokoh-tokoh, tempat, organisasi dan pikiran (idea). Produksi adalah merupakan suatu proses kegitan yang menambah nilai guna suatu barang atau jasa.

Strategi produk adalah suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan yang berkaitan dengan produk yang di pasarkannya. Strategi produk tidak hanya berkaitan dengan produk yang di pasarkan akan tetapi berhubungan pula dengan hal-hal atau atribut lain yang melekat pada produk tersebut, misalnya bungkus, merk, label dan sebagainya.

b. Kualitas produk

Menurut Tjiptono (1996,p.59) kualitas produk adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen. Kualitas produk dapat diperoleh dengan cara membandingkan antara harapan konsumen dengan penilaian mereka terhadap kinerja yang sebenarnya

Juran, J.M (1995,p.4) menyatakan definisi produk sebagai hasil dari suatu proses. Keistimewaan produk adalah sifat yang dimiliki oleh sesuatu dari produk sehingga bisa memberikan kepuasan kepada


(34)

konsumen. Bila dikaitkan dengan konsumen, maka kepuasan produk adalah rangsangan terhadap daya jual produk.

Pendapat Juran tersebut didukung oleh Mowen (1995,p.515), dimana kepuasan konsumen merupakan elemen yang penting dalam tahap evaluasi setelah pembelian. Kepuasan akan tercapai bila terjadi kesamaan antara pengalaman dari mendapatkan dan menggunakan produk, dengan harapan yang diinginkan oleh konsumen terhadap kualitas dari produk yang didapatkan. Gasperz (1997,p .27)menyebutkan atribut yang dipertimbangkan dalam pengukuran kualitas adalah:

1). Performa (performance), berkaitan dengan aspek fungsional dari produk tersebut.

2). Keandalan (reliability), berkaitan dengan tingkat kegagalan dalam penggunaan produk tersebut.

3). Features, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya. 4). Serviceability, berkaitan dengan kemudahan dan ongkos perbaikan. 5). Kesesuaian (conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian

produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya. 6). Durability, berkaitan dengan daya tahan atau masa pakai dari

produk itu.

7). Estetika (aesthetics), berkaitan dengan desain dan pembungkusan produk itu.


(35)

8). Kualitas yang dirasakan (perceived quality) bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan konsumen dalam mengkonsumsi produk itu.

Berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 54/PRT/1991 tentang pedoman teknik pembangunan rpoduk perumahan yang berkualitas pembangunannya harus mempunyai / memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1). Penggunaan bahan bangunan untuk konstruksi yang murah dapat terdiri dari bahan bangunan lokal atau lainnya yang kekuatannya memenuhi syarat teknis.

2). Permukaan lantai harus lebih tinggi 20 cm (dua puluh sentimeter) dari permukaan halaman tertinggi dan harus rata, kering, mudah dibersihkan, tidak menimbulkan debu, dan dapat diperkeras antara lain tanah dilapisi dengan air semen (soil cement).

3). Dinding dapat dibuat dari bahan yang sekurang-kurangnya dapat melindungi penghuni dari cuaca dan sinar matahari langsung, antara lain digunakan bahan dari anyaman bambu atau sejenis yang dipasang sekurang-kurangnya 90 cm (sembilan puluh sentimeter) diatas didinding dengan bahan tembok.

4). Dinding dapur, kamar mandi / kakus dengan bahan tembok sekurang-kurangnya setinggi 150 cm (seratus lima puluh sentimeter), dinding kamar mandi / kakus harus kedap air.


(36)

5). Kerangka atap harus mempunyai kekuatan menahan beban sendiri dan beban lain yang harus didukung antara lain dapat digunakan bahan kayu atau bambu.

6). Penutup atap harus disesuaikan dengan kemampuan dari kerangka atapnya, antara lain dapat digunakan bahan dari genteng plentong, keramik rakyat, seng gelombang atau asbes gelombang.

7). Langit-langit dapat ditiadakan dengan membuat kerangka atap dan penutupnya lebih rapi.

2. Lokasi

Lokasi merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap produk atau jasa bagi para konsumen. Menurut Bollen (1997,p.348) masalah lokasi merupakan masalah penting yang harus dipertimbangkan oleh para produsen. Masalah lokasi tersebut antara lain meliputi masalah banyaknya lokasi, strategi pemasar dalam memilih lokasi, dan penetapan lokasi yang strategis sesuai dengan produk yang dijual. Pemilihan lokasi perumahan merupakan faktor penting dalam pemilihan rumah yang akan dibeli oleh calon. Lokasi yang lebih prestisius atau strategis menuntut harga yang lebih mahal, namun demikian itu bukanlah masalah bagi sebagian orang, bila mereka memang mempunyai cukup uang. Pertimbangkan lokasi ketika ingin membeli rumah, agar dapat memudahkan pergi ke tempat bekerja, atau berbelanja. Dan perlu diingat juga, kita harus melihat bagaimana lingkungan disekitar rumah tinggal,


(37)

apakah mendukung perkembangan keluarga. Pemilihan lokasi yang tepat akan memengaruhi tingkat kepuasan dari para penghuninya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1987 Tentang Pengesahan 33 Standard Konstruksi Bangunan Indonesia dan Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun, Kriteria Kondisi Fisik Lokasi Perumahan, adalah :

a. Tersedia lahan yang cukup bagi pembangunan lingkungan perumahan baru minimum 50 unit rumah dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

b. Dapat disediakan air bersih (air minum)

c. Bebas dari polusi udara, polusi suara, dan polusi air.

d. Bebas banjir & memiliki kemiringan tanah 0-15%, sehingga dapat dibuat sistem drainage yang baik serta memiliki daya dukung yang memungkinkan untuk dibangun perumahan.

e. Mempunyai akses yang baik.

f. Mudah dan aman mencapai tempat kerja. g. Tidak dibawah permukaan air setempat.

Kemudian dalam pemilihan lokasi perumahan, juga harus dilihat aspek legalitas atas lokasi tersebut, seperti pengadaan surat-surat sertifikat tanah. Hal ini dimaksudkan agar para konsumen merasa yakin akan keabsahan kepemilikan atas tanah yang nantinya akan dikembangkan (pemecahan atas sertifikat induk) menjadi SHGB ataupun SHM atas kavling yang dipilih tersebut tidak dalam permasalahan.


(38)

Dan yang tidak kalah pentingnya dalam pemilihan lokasi perumahan adalah jarak waktu tempuh ke sarana lingkungan lain seperti pusat pertokoan dan perbelanjaan, rumah sakit dan tempat kerja. Karena hal ini akan sangat mempengaruhi para konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap lokasi perumahan yang ditawarkan, sehingga akan menimbulkan tingkat kepuasan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. 3. Sarana dan Prasarana

Faktor lain yang juga mempengaruhi kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi produk perumahan yang ditawarkan adalah pada hal sarana dan prasarana perumahan. Fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai merupakan salah satu kiat utama dari pengembang dalam memenuhi kepuasan para konsumennya. Kelengkapan sarana dan prasarana tersebut sebenarnya bertujuan agar warga atau calon pembeli merasa nyaman dan betah bertempat tinggal pada suatu lokasi perumahan.

Sarana-sarana yang minimal harus ada berdasarkan keputusan Menteri PU no.20/KPTS/1986 tentang Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun, disebutkan bahwa daerah perumahan harus disediakan sarana-sarana seperti sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, perbelanjaan, rekreasi, dan lain-lain yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan penduduk. Hal ini diperlukan untuk menopang kehidupan sehari-hari manusia. Sarana-sarana tersebut diantara nya adalah :


(39)

a. Sarana Pendidikan

Pada dasarnya sekolah taman kanak-kanak merupakan sekolah yang harus berada ditengah-tengah perumahan yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari setiap rumah dalam lingkungannya.Untuk TK, pencapaian maksimumnya adalah 500 meter, dengan jumlah penduduk minimum 1000 jiwa. Untuk SD, pencapaian maksimumnya adalah 1000 meter, dengan jumlah penduduk minimum 1600 jiwa. b. Sarana Perniagaan.

Toko adalah fasilitas perbelanjaan terkecil yang melayani kebutuhan sehari-hari dari unit lingkungan terkecil (50 keluarga), yang menjual kebutuhan sehari-hari. Pencapaian maksimum dari lokasi adalah 300 meter.

c. Sarana Olahraga dan Daerah Terbuka.

Disamping fungsi utama sebagai taman, tempat main anak-anak dan lapangan olahraga, juga akan memberikan kesegaran pada lingkungan dan netralisasi polusi udara. Lokasi taman diusahakan di tengah-tengah kelompok perumahan yang berpenduduk 50 kk (250 jiwa), yang difungsikan juga sebagai tempat bermain anak-anak.

d. Disamping taman dan lapangan olahraga terbuka masih harus disediakan jalur hijau sebagai cadangan atau sumber alam, dengan lokasi yang menyebar.


(40)

Selain pengadaan sarana-sarana tadi, pengadaan prasarana juga merupakan hal yang penting dalam mengelola kepuasan konsumen. Pengadaan fasilitas prasarana diantaranya adalah :

a. Lebar Jalan

Lebar jalan dan kondisi jalan yang tersedia didepan rumah merupakan hal yang cukup penting untuk diperhatikan oleh calon pembeli. Disini terkandung pengertian bahwa kenyamanan itu penting dan bukan hal yang bisa dihiraukan. Lebar jalan bisa dikategorikan sebagai jalan kelas 1 (bila lebarnya tidak kurang dari 50 meter), jalan kelas 2 (bila lebarnya antara 30 - 50 meter), jalan kelas 3 (bila lebarnya antara 12 - 30 meter), dan jalan kelas empat (bila lebarnya kurang dari 12 meter). Kriteria ini bisa sangat bervariasi tergantung dari tipe perumahan, kota, dan peruntukan golongan ekonomi yang mana sebuah perumahan dibangun. Semakin lebar jalan, maka semakin leluasa bagi penghuni.

b. Keamanan lingkungan

Keamanan lingkungan semakin diperhatikan sejalan dengan kesuksesan seseorang. Apalagi pada masa sekarang ini, dimana keamanan dikota-kota besar semakin berkurang dan tingkat kejahatan semakin tinggi. Sistem keamanan terpadu dalam sebuah perumahan adalah hal yang sangat penting untuk dikembangkan.

c. Fasilitas penunjang kenyamanan

Fasilitas penunjang kenyamanan dan kemudahan lain seperti pertokoan, pusat kebugaran, arena olahraga, rekreasi dan sebagainya.


(41)

Semakin tinggi kualitas dan kuantitas fasilitas kenyamanan dan kemudahan ini, semakin tinggi pula nilai jual dan lingkungan sebuah perumahan.

Berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.20/KPTS/1986 tentang Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun, disebutkan :

1. Jalan

a) Jalan adalah jalur yang direncanakan atau digunakan untuk lalu lintas kendaraan dan orang.

b) Prasarana lingkungan yang berupa jalan lokal sekunder I yaitu jalan setapak dan jalan kendaraan memiliki standar lebar badan jalan minimal 1.5 meter dan 3.5 meter.

2. Air Limbah

Air limbah adalah semua jenis air buangan yang mengandung kotoran dari rumah tangga. Prasarana untuk pembuangan air limbah bagi permukiman adalah:

a) Septic Tank

Yaitu jenis pembuangan limbah yang harus dimiliki oleh setiap rumah. b) Bidang Resapan

Apabila kemungkinan membuat septic tank tidak ada, maka lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air limbah lingkungan atau harus dapat disambung pada sistem pembuangan air limbah kota.


(42)

3. Air Hujan

Setiap lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air hujan yang mempunyai kapasitas tampung yang cukup sehingga lingkungan perumahan bebas dari genangan air.

4. Air Bersih

Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga. Setiap lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan prasarana air bersih yang memenuhi persyaratan:

a) Lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup dari jaringan kota.

b) Penyediaan air bersih kota atau penyedian air bersih lingkungan harus dapat melayani kebutuhan perumahan.

c) Harus tersedia sistem plumbing di rumah dan meteran air untuk sambungan rumah.

d) Untuk sambungan halaman tidak harus tersedia sistem plumbing di rumah, hanya sampai halaman saja. Namun harus tersedia meteran air. 5. Suplai listrik

a) Untuk perumahan, satu unit rumah minimum disediakan 450 VA. b) Untuk penerangan jalan umum.

6. Jaringan Telepon

Pembangunan perumahan sederhana sebaiknya dilengkapi dengan jaringan telepon umum yang sumbernya diperoleh dari Telkom.


(43)

D. Kerangka pemikiran

Tingkat kebutuhan untuk memiliki tempat tinggal (rumah) pada saat ini semakin meningkat pesat. Di kota-kota besar, dimana pertumbuhan penduduk terus meningkat, ditambah lagi adanya arus urbanisasi yang tidak pernah surut menyebabkan kebutuhan akan perumahan menjadi salah satu hal yang paling pokok bagi manusia yang dirasakan sangat mendesak.

Pemerintah selalu berupaya mengakomodir dan menyelesaikan permasalahan yang muncul di masyarakat melalui kebijakan-kebijakan yang dapat membantu masyarakat dalam kepemilikan rumah, seperti para pengembang dalam membangun perumahan dengan tipe-tipe perumahan yang dapat terjangkau oleh setiap anggota masyarakat, bukan hanya memfokuskan pada pembangunan rumah mewah, wealaupun secara riil perumahan menengah ke atas lebih menjajnjikan dibandingkan rumah untuk kalangan yang pas-pasan.

REI sebagai koordinator para pengembang, baik yang ada di daerah maupun di pusat tetap memantau pelaksanaan pembangunan perumahan oleh para pengembang, sehingga setiap kelompok masyarakat dapat terpenuhi kebutuhannya akan perumahan.

Bagi pengembang, baik pihak swasta maupun BUMN, mempertahankan kelangsungan usaha merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai. Oleh karena itu, pembuatan perumahan yang disesuaikan dengan permintaan pasar terus dilaksanakan agar kelangsungan usaha mereka dapat terjamin dengan diterima dan dibelinya unit-unit perumahan yang mereka bangun. Selain itu,


(44)

manajerproperty dalam industri realestate harus memberikan nilai lebih pada kepuasan konsumen (Christoper 1998).

Para pengembang disini berusaha untuk selalu melakukan terobosan-terobosan terbaru dalam memperbaiki kualitas produk perumahannya agar dapat menciptakan kepuasan konsumensehingga pada akhirnya akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.

Berdasarkan survei di pulau Jawa, pengembangan perumahan sederhana menemui banyak permasalahan sehingga menyebabkan penghuni tidak puas. Salah satu masalah yang patut dicermati ini adalah penyediaan sarana dan prasarana yang tidak seimbang karena dampak sulitnya mencari areal permukiman. Berdasarkan kondisi tersebut maka pihak Pengembang perumahan kiranya perlu mengetahui dan melakukan suatu penelitian tentang faktor-faktor apa yang berpengaruh sehingga penghuni memperoleh kepuasan terhadap rumah sederhana.Beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen khususnya pada produk perumahan ini diantaranya faktor kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana.

Berdasarkan paparan tersebut, maka kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :


(45)

Model dan hipotesis penelitian

Kualitas Produk (X1)

Sarana dan prasarana (X3)

Lokasi (X2)

Kepuasan konsumen pembeli perumahan Griya Cendikia Parung

(Y)

Gambar 2. hipotesis penelitian Pemenuhan

kebutuhan rumah

Peran Pemerintah

REI sebagai organisasi

bidang pembangunan

perumahan

Lokasi Kualitas

Produk

Kepuasan konsumen penghuni perumahan

Produk perumahan Faktor yang

mempengaruhi kepuasan konsumen

Sarana dan prasarana


(46)

Hipotesis yang disusun berdasarkan kerangka pemikiran dan model analisis tersebut adalah bahwa :

1. Diduga variabel kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia.

2. Diduga variabel kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia.

3. Diduga terdapat satu atau lebih variabel diantara variabel lain yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen pembeli rumah tipe menengah ke atas.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran operasional konseptual diatas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

Ho: variabel kualitas produk tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Ha: variabel kualitas produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Ho: variabel lokasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Ha: variabel lokasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.


(47)

Ho: variabel sarana dan prasarana tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Ha: variabel sarana dan prasarana mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Ho: variabel kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen

Ha: Variabel kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen

F. Penelitian terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang juga meneliti tentang perumahan adalah penelitian yang dilakukan olehTimoticin Kwanda, Jani Rahardjo dan Bonivasius Risa Wibowo, yaitu para staf pengajar di universitas Petra ini melakukan penenilitian dengan judul “Analisis Kepuasan Penghuni Rumah Sederhana Tipe 36 Dikawasan Sidoarjo Berdasarkan Faktor Kualitas bagunan, Lokasi, Desain, Sarana Dan Prasarana” diperoleh hasil bahwa : 1. Untuk lama tinggal kurang dari 5 (lima) tahun Dari pengujian t diperoleh

kesimpulan bahwa ada 3 (tiga) faktor yaitu Kualitas Bangunan, Sarana dan Prasarana, serta Lokasi yang mempengaruhi kepuasan penghuni perumahan sederhana tipe 36 di kawasan Sidoarjo Jawa Timur. Sedangkan untuk pengujian F diperoleh kesimpulan bahwa semua faktor yang ada mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kepuasan penghuni. Ringkasan uji tersebut adalah Fhitung(41,453) > Ftabel(2,08).


(48)

2. Untuk lama tinggal diatas 5 (lima) tahun Dari pengujian t diperoleh kesimpulan bahwa semua variabel bebasnya mempunyai pengaruh terhadap kepuasan penghuni dalam membeli rumah sederhana tipe 36 di kawasan Sidoarjo Jawa Timur. Dengan pengujian F diperoleh kesimpulan bahwa semua faktor yang ada mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kepuasan penghuni. Ringkasan uji tersebut adalah Fhitung (35,53) > Ftabel (2,39)

Dari hasil pengujian diatas diketahui bahwa faktor paling dominan yang mempengaruhi penghuni rumah sederhana tipe 36 kawasan Sidoarjo adalah faktor Kualitas Bangunan. Untuk itu, hasil ini dapat menjadi masukan bagi pengembang untuk lebih meningkatkan ataupun mempertahankan kualitas bangunan yang akan mempengaruhi kepuasan penghuni. Pengembang dalam menentukan strategi penjualan dapat menekankan kualitas bangunannya sebagai strategi bersaing dengan pengembang lain. Kualitas bangunan yang perlu diperhatikan oleh pengembang antara lain adalah: ketahanan atap, ketahanan dinding, kebocoran atap, tingkat kerusakan cat dalam dan luar rumah, ketahanan lantai, kekuatan engsel, ketahanan plafon; sirkulasi udara atau jendela untuk kamar tidur, dapur dan kamar mandi; kualitas pencahayaan di kamar tidur, dapur dan kamar mandi.

Kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Kresnaini (1998) yang berjudul “Analisis fasilitas, letak tempat kerja, harga dan promosi terhadap pemilihan lokasi perumahan” dimana variabel fasilitas, kedekatan dengan


(49)

tempat kerja, harga, promosi mempunyai pengaruh terhadap pemilihan lokasi perumahan dan tipe rumah.

Penelitian yang dilakukan oleh Widya Budi Darmaya, Armanu Thayib dan Djumilah Zain dalam jurnal penelitiannya yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Pembeli Rumahtipe Menengah Keatas Di Kecamatan Ngaglik Sleman Yogyakarta”. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa variabel bauran pemasaran secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen. Variabel produk mempunyai pengaruh (p = 0,000< 0.05), dimana besarnya kontribusi variabel tersebut terhadap variasi perubahan kepuasan konsumen adalah 15,76% (r2= 0,1576); variabel harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen (p = 0,000 < 0,05) besarnya kontribusi variabel tersebut terhadap variasi perubahan kepuasan konsumen adalah 17,89% (r2= 0,1789); variabel lokasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen (p = 0,001 < 0,05), besarnya kontribusi variabel tersebut terhadap variasi perubahan kepuasan konsumen adalah 14,21% (r2 = 0,1421); variabel promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen (p = 0,007 < 0,05), besarnya kontribusi variabel tersebut terhadap variasi perubahan kepuasan konsumen adalah 9,06% (r2= 0,0906); variabel bukti fisik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen (p = 0,002 < 0,05), besarnya kontribusi variabel tersebut terhadap variasi perubahan kepuasan konsumen adalah 11,76% (r2= 0,1176).


(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian perlu dibatasi pembahasannya agar tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini, ruang lingkupnya dibatasi pada bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi dan bukti fisik serta pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia. Lokasi penelitian yang dipilih adalah perumahan Griyan Cendikia yang terletan di Jl. Parung Bogor.

B. Metode pengumpulan sample

Sample yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah masyarakat penghuni (pemilik asli, bukan mengontrak) perumahan Griya Cendikia dengan jumlah 100 orang responden yang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan menggali informasi dari 1000 responden (Joko Subagyo, 2004:29).

Adapun pengambilan sample ini dengan menggunakan teknik random sample yaitu merupakan salah satu metode penarikan sample probabilitas yang dilakukan secara acak dan setiap responden memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai responden (Abdul Hamid, 2005:26).

C. Metode pengumpulan data

Dalam proses pelaksanaan pengumpulan data yang digunakan dalam analisis, penulis melakukan 2 (dua) macam penelitian yang meliputi :


(51)

1. Data Primer.

Di mana cara mendapatkan data primer ini adalah dengan cara meninjau langsung perusahaan yang menjadi objek penelitian dan teknik penelitian yang dipergunakan adalah :

a. Riset lapangan(field research).

Penelitian lapangan adalah tindakan mengadakan penelitian secara langsung ke perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam rangka penulisan skripsi ini. Adapun hal tersebut dilakukan dengan cara:

1). Mengadakan wawancara langsung (Interview)

Pada wawancara penulis mengadakan tanya jawab langsung kepada pihak perusahaan ataupun pihal lain yang terkait dengan penelitian untuk mendapatkan gambaran umum tentang PT Jasa Selera Asia selaku pihak pengembang.

2). Melakukan pengamatan lapangan (Observation)

Penulis mengadakan pengamatan langsung atas kegiatan-kegiatan yang ada di perusahaan, terutama yang relevan dengan tujuan penelitian.

2. Data Sekunder.

Di mana data sekunder adalah suatu data yang diperoleh dengan cara meminta laporan-laporan ataupun dokumentasi yang dimiliki perusahaan. Diantaranya dengan cara:


(52)

a. Studi kepustakaan(library research).

Penelitian ini dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan berbagai bahan bacaan dan menggali berbagai teori yang didapat dari buku pegangan, jurnal, media massa, internet yang berkaitan dengan topik penelitian. Untuk kemudian dipilih beberapa yang ada relevansinya dengan analisa yang dilakukan, termasuk juga mengumpulkan data-data yang telah dipublikasikan atau yang belum oleh perusahaan, seperti data penjualan, data-data biaya promosi, biaya pengembangan produk dan data-data-data-data mengenai perkembangan harga-harga rumah.

b. Teknik dokumentasi.

Adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung dengan data-data yang diperoleh dari perusahaan.

c. Angket dan Kuisioner

Yaitu teknik pengumpulan data melalui sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden. Tujuan mengadakan kuesioner ini adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei dari obyekyang diteliti secara langsung.

D. Metode analisis data

Metode analisis yang digunakan adalah metode eksplanatori. Penelitian eksplanatori ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

Untuk mengetahui bagaimana variabel kualitas produk, lokasi, desain bangunan dan sarana dan prasarana berpengaruh terhadap kepuasan


(53)

konsumen, dilakukan dengan menggunakan skala likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2004). Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang berupa kata-kata antara lain :

Table 3.1 Skala Likert

Sangat Setuju Setuju Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju (SS)

5

(S) 4

(R) 3

(S) 2

(STS) 1

Selanjutnya data diperoleh dengan mengunakan kuisioner, dimana hasil analisisnya akan dipresentasikan dalam bentuk tabel. Hasil dalam bentuk tabel dianalisis berdasarkan variabel kualitas produk, lokasi, desain bangunan dan sarana dan prasarana terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia.

Setelah dilakukan hasil perhitungan atas hasil kuisioner pengolahan data kualitatif yang didapat mengenai kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana dan kepuasan konsumen penghuni perumahan, dilakukan pengujian statistik regresi berganda linear dan analisis koefisien korelasi.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a Uji Validitas

Uji Validitas adalah indeks yang menunujukan tingkat kekuatan suatu alat pengukuran. Uji Validitas digunakan untuk mengetahui


(54)

kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel (Teguh Wahyono, 2006:266). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan itu valid Uji validas yang digunakan adalah validitas konstruksi, yaitu validitas yang digunakan untuk menentukan validitas alat pengukur dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dari masing-masing item pertanyaan dengan skor totalnya.

Korelasi antara skor item dengan skor totalnya harus signifikan berdasarkan dimensi konsep, jika berkorelasi dengan skor totalnya. Biasanya syarat minimum untuk dapat dikatakan valid adalah jika r = positif (+). Jadi jika korelasi antara skor item dengan skor total negatif, maka butir dalam instrumen tersebut tidak valid (Nur indrianto dan Bambang Supomo, 2003:124).

b Uji Reliabilitas

Pengujian Reabilitas adalah indeks yang menunjukan terhadap tingkat kekuatan suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan. Reabilitas menunjukan sejauh mana hasil pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat pengukur yang sama (Agung Bhuono, 2005:68)

Uji Reliabilitas dapat diakukan secara bersama-sama terhadap suluruh butir pertanyaan untuk lebih dari satu variabel, namun sebaiknya uji reliabilitas dilakukan pada masing-masing variabel pada lembar kerja yang berbeda sehingga dapat diketahui konstruk variabel mana yang tidak


(55)

reliabel. Realibilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Agung Bhuono, 2005:72)

Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara Internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2004 :122).

Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Sebagai ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Untuk melihat reliabilitas suatu konstruk pertanyaan, maka dihitung cronbach alpha masing-masing instrumen variabel.

Uji reliabilitas sebaiknya dilakukan pada masing-masing variabel pada lembar kerja yang berbeda, sehingga dapat diketahui konstruk variabel mana yang tidak variabel. Variabel-variabel tersebut dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach Alphanya memiliki nilai yang lebih besar dari 0,60. Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan digunakan yakni apakah alat ukur tersebut akurat, stabil, dan konsisten.

2. Uji Asumsi Klasik

Model Regresi berganda dapat disebut sebagai model yang baik, jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data yang terbatas dari


(56)

asumsi klasik stastistik, baik itu Normalitas, Multikolinearitas dan Heterokedasitas (Agung Bhuono,2005:57)

a Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi linier dari variabel terikat dan variabel bebas atau kedua-duanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Singgih Santoso, 2000: 213).

Uji Normalitas sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian. Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Normalitas dapat dilakukan dengan bebarapa cara, yaitu :

1) Nilai Skewness yang digunakan untuk mengetahui begaimana distribusi normal data dalam variabel dengan menilai kemiringan kurva.

2) Histogram Display Normal Curve yaitu normalitas data dilihat dengan bentuk gambar kurva, Gambar dikatakan normal jika bentuk kurva memeliki kemiringan yang cenderung imbang baik sisi kiri mauun sisi kanan dan kurva menyerupai lonceng yang hampir sempurna.

3) Output Kurva normal P-Plot yaitu suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik dan menyebar disekitar garis


(57)

diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Agung Bhuono,2005:19-24)

b Uji Multikolinearitas

Istilah Multikolinearitas diciptakan oleh Ranger Frish di dalam bukunya “Statistical Confluence Analysis by Mean of Complete Regression system “ istilah tersebut berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau eksak (perpect of exact) diantara variabel bebas dalam model regresi (J. Supranto, 1983).

Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Untuk menguji asumsi multikolinearitas dapat digunakan VIF (variance inflation factor), dimana Gujarati (2003) mengatakan bila nilai VIF lebih kecil dari 10 berarti terdapat kolinearitas sangat tinggi dan sebaliknya apabila nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Hal ini, sesuai dengan pernyataan Agung Bhuono (2005:58) bahwa nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0.1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas VIF/Tolerance, jika VIF =10 maka tolerance =1/10= 0.1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance.


(58)

c Uji Heteroskedasitas

Heteroskedasitas adalah keadaan dimana varian dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas

(J.Supranto:1983).

Uji Heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan kepengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model yang baik adalah homoskedasitas atau tidak terjadi heterokedasitas.

Cara memprediksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dari polar gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heterokedastisitas jika :

1) Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0 2) Titik-titik dan tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja 3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali 4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Agung

Bhuono, 2005: 62-83) 3. Uji Regresi

a. Uji Parsial (Uji t)

Uji t ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap


(59)

variabel dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Coefficientα. Nilai dari uji t dapat dilihat dari p-value (pada kolom sig) pada masing-masing variabel independen, jika p-value

lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau t- hitung (pada kolom t) lebih besar dari t-tabel (Agung Bhowono:55)

b. Uji simultan (Uji F)

Uji simultan (Uji F) ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hasil F tes menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value (pada kolom sig.) lebih kecil darilevel of significant yang ditentukan, atau F-hitung lebih besar dari F-tabel. (Agung Bhowono:53)

c. Analisis Regresi Berganda

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Perumusan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Alat Analisis Regresi Linier Berganda


(60)

Keterangan :

Y =Kepuasan konsumen penghuni perumahan(variabel terikat) a = konstanta atauintercept

b = koefisien regresi

X1= kualitas produk (variabel bebas)

X2= lokasi (variabel bebas)

X3= sarana dan prasarana(variabel bebas)

e = variabel rambang (error), yaitu faktor lain yang mempengaruhi Y (dalam hal ini ”variabel e” berdistribusi normal dan memiliki rata-rata sama dengan ”nol”, sehingga persamaan regresi untuk tujuan estimasi adalah sebagai berikut : Y = a + bX1+ bX2+ bX3+e

d. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependennya yang dilihat melalui adjusted R square karena variabel independen dalam penelitian ini lebih dari dua.

Nilai R square dikatakan baik jika diats 0.5 karena nila R square berkisar antara 0 sanmpai 1. Pada umumnya sampel data deret waktu

(time series)memilki R square maupu Adjusted R square cukup tinggi (diatas 0.5), sedangkan sampel dengan item tertentu yang disebut data silang (crossection) pada umumnya memilki R square maupun adjusted R square agak rendah (dibawah 0.5), namun tidak menutup


(61)

kemungkinan data silang memiliki R Square maupun Adjusted R square cukup tinggi (Agung Bhuwono, 2005: 51)

E. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel

Dalam melaksanakan penelitian terdapat dua variabel, yaitu :

a. Variabel bebas (X) yaitu yang terdiri dari kualitas produk (X1), lokasi

(X2), sarana dan prasarana (X3)

b. Variabel terikat (Y) yaitu kepuasan penghuni perumahan Griya Cendikia parung Bogor.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel sehingga dapat menentukan apakah prosedur pengukuran yang sama akan dilakukan ataukah diperlukan prosedur pengukuran yang baru.

Di bawah ini adalah definisi operasional masing-masing variabel : a. Variabel Bebas

1). Kualitas produk perumahan (X1) merupakan variabel yang sangat

penting. Produk perumahanan yang berkualitas dengan standar yang telah ditetapkan yaitu memiliki tingkat kekuatan bangunan yang baik akan dengan mudah untuk dipasarkan pada pasar sasaran yang telah ditentukan, sehingga akan memudahkan konsumen untuk memilihnya. Variabel kualitas produk mempunyai klasifikasi sebagai berikut :


(62)

(a) Performa (performance), berkaitan dengan fungsional produk. Yaitu produk perumahan yang berkualitas

(b) Kesesuaian (conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

(c) Features, dimensi ini berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya. Dalam hal ini berkaitan dengan desain bangunan yang ditawarkan oleh pihak pengembang.

2). Lokasi perumahan (X2). Bagi produsen perumahan, lokasi

merupakan aspek yang saangat penting, karena lokasi akan sangat menentukan menarik tidaknya hunian yang akan ditawarkan kepada pihak konsumen, apabila lokasi yang ditawarkan dapat menarik konsumen, maka akan mendatangkan tingkat kepuasan tersendiri bagi konsumen. Itemnya adalah sebagai berikut :

(a) Lokasi yang strategis

(b) Tingkat keamanan lokasi yang memadai

(c) Akses lokasi yang bebas macet dan dekat dengan pusat perkantoran dan perbelanjaan

(d) Lokasi perumahan yang bebas banjir.

3). Sarana dan prasarana perumahan (X3) adalah faktor pelengkap

yang diharuskan ada bagi setiap perumahan. Sarana dan prasarana yang lengkap juga bisa menghadirkan rasa senang bagi penghuni di dalamnya. Adapun item-itemnya adalah sebagai berikut :


(63)

(a) Infrastruktur. Pengadaan jalan yang layak dan akses yang cepat ke pusat kota.

(b) Fasilitas penunjang b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan konsumen penghuni perumahan (Y). kepuasan penghuni perumahan adalah ketika tingkat perasaan seseorang konsumen setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya yang dirasakan oleh penghuni perumahan Griya Cendikia, setelah ia menggunakan produk nya. Item-itemnya adalah:

1. Kualitas pelayanan 2. Kemudahan.


(64)

Tabel 3.1

Tabel Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indicator Skala

 Performa (Performance)

 Kualitas bangunan yang kuat, tidak mudah rusak dan tahan lama.

 Kenyamanan ketika tinggal  Tingkat keamanan yang tinggi

 Penggunaan bahan bangunan untuk konstruksi yang kekuatannya memenuhi syarat teknis.

Ordinal

 Kesesuaian (Conformance)

 Kesesuaian produk dengan yang ditawarkan melalui iklan.

 Produk yang ditawarkan sesuai dengan standar yang diterapkan pemrintah.

 Kelengkapan produk yang ditawarkan

Ordinal Kualitas

produk (X1)

 Fitur (Features)

 Keunikan desain bangun yang ditawarkan.

 Keunikan tema perumahan yang ditawarkan.

 Kelengkapan fitur yang ditawarkan


(65)

 Seleksi pasar

 Lokasi yang ditawarkan strategis dan dekat dengan lokasi usaha.

 Berada pada lokasi yang mempunyai nilai investasi yang tinggi

Ordinal Lokasi

(X2)

 Analisis area

 Legalitas lokasi yang digunakan  Jarak waktu tempuh yang singkat

dengan sarana dan fasilitas penunjang.

Ordinal

 Infrastruktur

 Pengadaan jalan yang layak.

 Akses ke pusat perkantoran dan

perbelanjaan tidak terlalu jauh. Ordinal Sarana

dan prasarana

(X3)  Fasilitas

penunjang

 Adanya sarana pendidikan, kesehatan dan keagamaan.

 Tersedia sarana taman dan olah raga.  Tersedia jalur hijau sebagai cadangan

sumber daya alam

Ordinal Kepuasan konsumen (Y)  Kualitas pelayanan

 Tanggap ketika terjadi pengaduan dari konsumen.

 Terdapat asuransi keamanan  Kenyamanan dalam pelayanan

pengaduan.


(66)

 Kemudahan

 Kemudahan dalam menggunakan sarana dan fasilitas yang tersedia  Kemudahan ketika akan mengajukan

komplain Ordinal

F. Pengujian Hipotesis 1. Uji t

Metode pengujian ini untuk menguji koefisien korelasi secara parsial dari variabel terikat dengan yang telah dikemukakan oleh Subiyanto (2002:203) sebagai berikut :

 Jika Sig t > 0,05 maka H1 ditolak dan Ho diterima, berarti secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

 Jika Sig t < 0,05 maka H1 diterima dan Ho ditolak, berarti secara parsial ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Bila t hitung lebih besar atau lebih kecil dari t tabel atau nilai signifikan t (α:5%=0.05), maka Ho ditolak dan H1 diterima berarti terdapat pengaruh secara parsial

2. Uji F

Digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara simultan menurut Suprato (2001:207), langkah-langkah uji F statistik adalah sebagai berikut :


(67)

a. Hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang digunakan yaitu: Ho : βo = 0 ; Apakah tidak ada pengaruh secara signifikan antara varibel kualitas produk (X1), lokasi (X2), sarana dan prasarana (X3), terhadap kepuasan konsumen (Y). Ha : βo ≠ 0 ; Apakah terdapat pengaruh secara signifikan antara varibel kualitas produk (X1), lokasi (X2), sarana dan prasarana (X3), terhadap kepuasan konsumen (Y).

b. Tingkat signifikan yang digunakan yaitu α =0,05. c. Menghitung nilai F

Jika Sig F > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variebel terikat. Jika Sig F < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.


(68)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum tentang Perumahan Griya Cendikia

Perumahan Secara fisik, perumahan merupakan sebuah lingkungan yang terdiri dari kumpulan unit-unit rumah tinggal, di mana dimungkinkan terjadinya interaksi sosial diantara penghuninya; serta dilengkapi dengan prasarana-prasarana sosial ekonomi, budaya, dan pelayanan (service),

yang merupakan sub-sistem dari sistem kota secara keseluruhan. Lingkungan ini biasanya mempunyai aturan-aturan, kebiasaan-kebiasaan serta sistem nilai yang berlaku bagi warganya. .

Pengertian perumahan sering dikaitkan dengan pembangunan sejumlah rumah oleh berbagai instansi, baik instansi Pemerintah maupun Swasta, dengan disain unit-unit rumah yang sama atau hampir sama. Jumlah rumah dalam kelompok perumahan ini tidak tertentu, dapat terdiri dari dua atau tiga rumah, atau dapat juga sampai

Perumahan Griya Cendekia merupakan salah satu perumahan yang dikembangkan oleh PT Jasa Selera Asia selaku developer yang berlokasi di daerah Parung. Perumahan ini mudah dijangkau dari Bintaro, Pamulang, Bumi Serpong Damai, Pondok Cabe, Sawangan Depok. Perumahan ini merupakan salah satu proyek penunjang yang dilakukan oleh PT JSA untuk mendukung program pemerintah dalam pemerataan penduduk. Dalam hal ini PT JSA ingin menciptakan suatu kawasan semi perkotaan


(69)

dengan menempatkan perumahan ini pada lokasi yang cukup strategis sehingga dapat menopang kegiatan bagi para penghuni yang mayoritas beraktivitas di kawasan perkotaan, akan tetapi ingin merasakan suasana pedesaan.

Perumahan Griya Cendikia memiliki luas areal kurang lebih 43 hektar. Diatas lahan seluas 43 hektar dibangun perumahan yang sebagian besar merupakan tipe 21 dan tipe 36 dan sebagian lagi merupakan perumahan dengan tipe yang lebih besar. Diatas lahan itu juga dibangun berbagai sarana dan prasarana sebagai penunjang aktivitas penghuni perumahan, diantaranya dibangun areal perbelanjaan, areal parkir, sarana peribadatan dan sarana olahraga.

Perumahan Griya Cendekia memiliki tipe-tipe rumah beragam mulai dari tipe kecil yakni luas bangunan 22 meter persegi tanah 60 meter persegi, atau luas bangunan 36 meter persegi tanah 75 meter persegi, hingga yang besar dengan luas bangunan 90 meter persegi dengan luas tanah 140 meter persegi. Perumahan ini terdiri dari 6 blok dan masing-masing blok dihuni ± 25-30 kepala keluarga.

Perumahan Griya Cendikia dikelola dengan baik oleh pihak PT Jaringan Selera Asia selaku develover (pengembang). Pembangunan dilaksanakan pada tahun 2001. Sampai saat ini telah terbangun sekitar 520 unit rumah dengan jumlah penduduk yang tinggal hampir mencapai 175 keluarga. Selain diperuntukkan untuk umum, perumahan Griya Cendikia


(70)

ini juga diperuntukkan bagi para karyawan BPPT yang memang telah memiliki kontrak kerjasama dengan pihak perumahan.

Kemudian PT JSA juga mengembangkan perumahan Griya Narama seluas 45 hektare yang terletak di wilayah Bogor dan masih diperuntukkan bagi kalangan PNS dan instansi/departemen yang jumlahnya mencapai 4.500 unit. Dan satu lagi di wilayah Suradita, Serpong, developer ini membangun kurang lebih 3.000 unit rumah pada areal seluas 43 hektare.

Harga yang ditawarkan olehdeveloperperumahan untuk perumahan Griya Cendikia ini relatif murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Untuk tipe 22/60 harganya Rp 33 juta/unit, sedangkan tipe 36/75 senilai Rp 67,5 juta. Sementara yang lebih besar yakni tipe 45/120 dijual Rp 97,5 juta/unit dan tipe 70/140 harganya Rp 167 juta/unit serta Rp 216 juta untuk tipe 90/140/unit. Dari sisi site plan, perumahan Griya Cendikia juga menyediakan ruang terbuka sebesar 45 persen dari luas areal perumahan ini, hak ini diperuntukkan baik untuk fasos/fasum, taman dan fasilitas terbuka lain. Dengan demikian konsumen akan merasa nyaman tinggal di sini.

Selain menawarkan harga yang murah, Griya Cendikia juga menawarkan lokasi yang strategis yang memiliki kelebihan iklim dan topografi dibandingkan perumahan diwilayah lain seperti Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi. Udaranya yang sejuk dengan curah hujan yang cukup tinggi, membuat perumahan ini banyak diminati dan yang paling penting lokasi yang ditawarkan Perumahan Griya Cendikia bebas banjir.


(71)

B. Penemuan dan Pembahasan

Instrument yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan mengukur apa yang hendak diukur. Instrument yang reliable berarti instrument tersebut bila digunakan beberapa ali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan penyebaran kuesioner kepada konsumen peghuni perumahan Griya Cendikia di wilayah Gunungsindur sebanyak 50 responden. Sebelum kuesioner diberikan kepada 50 responden, penulis melakukan try out (percobaan) terhadap 15 responden dengan memberikan 32 butir pertanyaan. Standarisasi kuesioner dilakukan setelah dilakukan try out terhadap 15 responden seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas adalah indeks yang menunujukan tingkat kekuatan suatu alat pengukuran. Uji Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel (Teguh Wahyono, 2006:266).

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid

Pengujian validitas setiap pertanyaan digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir pertanyaan dengan skor total yang


(1)

B. IMPLIKASI

Dari hasil kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara kualitas produk (X1), lokasi (X2), sarana dan prasarana (X3) terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia Parung (Y). Implikasi dari penelitian ini adalah untuk memberikan bahan masukan atau pertimbangan bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran dalam menghadapi persaingan. Khususnya informasi untuk mengetahui pengaruh kualitas produk lokasi, sarana dan prasarana terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

C. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap para konsumen penghuni perumahan menengah perumahan Griya Cendikia Parung, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia parung.

b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia Parung.

c. Variabel kualitas produk merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kepuasan adalah sebuah tingkat perasaan pada kualitas produk terhadap kesesuaian dari suatu keinginan, kebutuhan dan harapan yang ada bila dibandingkan dengan kenyataannya setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Kotler(2000, p.36)


(3)

D. IMPLIKASI

Dari hasil kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara kualitas produk (X1), lokasi (X2), sarana dan prasarana (X3) terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia Parung (Y). Implikasi dari penelitian ini adalah untuk memberikan bahan masukan atau pertimbangan bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran dalam menghadapi persaingan. Adapun implikasi dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Perusahaan

Diharapkan penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran dalam menghadapi persaingan Khususnya informasi untuk mengetahui pengaruh kualitas produk lokasi, sarana dan prasarana terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia. Pengkajian faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan perlu dilakukan karena dengan mengetahui banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat membantu pengembang dalam melakukak pengembangan perumahan.

b. Bagi Investor

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi investor dibidang property bahwa vaproduk masih dominan terhadap penciptaan kepuasan konsumen. Sehingga unsur penetapan kualitas produk harus diperhatikan oleh investor pengembang apabila ingin kepuasan tercipta dan dapat


(4)

menghasilkan keuntungan baik bagi perusahaan maupun bagi konsumen perumahan.

c. Bagi Peneliti

Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan acuan bagi peneeliti lain bahwa variabel kualitas produk memang mempunyai pengaruh yang cukup besar selain lokasi dan sarana prasarana dalam menciptaka kepuasan konsumen penghuni perumahan. Dan juga diharapkan penelitian ini dapat dijadikan dasar pembelajaran bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang sama sebagai bahan perbandingan, namun dengan objek yang berbeda.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Gary & Philip Kotler (1996) Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan, Prenhalindo, Jakarta. Basu, Swastha dan T. Hani Handoko (1999) Manajemen Pemasaran Analisa

Perilaku Konsumen. Edisi Ke-VIII, Liberty, Yogyakarta.

Budi, Santoso (2000) Realeastat Indonesia Sebuah Konsep Ilmu & Problema Pengembang. School of Real Estate, Jakarta.

Darmayana, Widya Budi, Armanu Thoyib & Djumilah Zain, jurnal Analisis faktor-faktor Bauran Pemasaran yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen pembeli rumah tipe menengah ke atas di kecamatan ngaglik, kabupaten sleman, yogyakarta, 125 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 9, Tahun 2004

Engel, J.F., Backwell, Roger D & Paul W. Miniard (1995) Perilaku Konsumen. Jilid II, Alih Bahasa Budiono FX, Binarupa Aksara, Jakarta.

Gerson, Richard,Mengukur Kepuasan Pelanggan. Jakarta Pusat: PPM. 2001. Husein, Umar (1999) Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Edisi

revisi, Gramedia, Jakarta.

Hamid, Abdul (2007), Buku Panduan Penulisan Skripsi. Cetakan 1 FEIS UIN press, Grafika Karya Utama, Jakarta.

Irawan, Handi D, MBA.Mcom,10 Prinsip Kepuasan Pelanggan,Cetakan ke 8 PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta, 2007

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum, Tentang Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun Nomor: 20/KPTS/1986. Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum. 1986.

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum, Tentang Pengesahan 33 Standard Konstruksi Bangunan Indonesia Nomor: 378/KPTS/ 1987. Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum.1987.

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum, Tentang Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Nomor: 54/PRT/1991. Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum. 1991.


(6)

Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat Tentang Perumahan Sederhana Nomor: 04/KPTS/BP4N/1995. Jakarta: Menteri Negara Perumahan Rakyat. 1995.

Kotler, Philip (1999) Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Edisi 11, Jilid 1, Diterjemahkan oleh Hendra Teguh dan Rusli, Prenhalindo, Jakarta.

Kwanda, Timoticin, Jeni Rahardjo, & Bonivasius Risa Wibowo, jurnal Analisa Kepuasan Penghuni Rumah Sederhana Tipe 36 Di Kawasan Sidoarjo, Dimensi Teknik Arsitektur vol. 31, no. 2, desember 2003: 124-132

Rangkuti, Freddy,Riset Pemasaran,PT Gramedia Pustaka Utama, 2001. Santoso, Singgih,Buku Latihan SPSS Statistik Parametric. Jakarta: Elek Media

Komputindo. 2000.

Supranto, J., Mengukur Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Rineka Cipta 2001.

Sugiyono,Statistika untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung, 1999.

Soeryanto, Eddy, Marketing Research. PT Elex Media Komputindo Gramedia Kompas Jakarta, 2008

Tjiptono, Fandy,Strategi Pemasaran.Edisi III. Penerbit Andi. Yogyakarta, 2008 Yuliarmi, Nyoman dan Putu Riyasa, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan pelanggan terhadap pelayanan PDAM kota Denpasar,JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 9, Tahun 2004