Pengaruh Globalisasi Terhadap Kompetensi

84

BAB V KOMPETENSI

5.1. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kompetensi

Pada era globalisasi seperti saat sekarang ini menulis merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari dan dipahami. Hal tersebut karena tulisan pada saat ini merupakan salah satu hasil karya manusia yang dapat digunakan sebagai alat untuk menyampaikan aspirasi, kritik, informasi, dan kreatifitasnya ke khalayak ramai tanpa harus mengenal dan bertatap muka terlebih dahulu. Tulisan-tulisan tersebut misalnya berbentuk berita dalam surat kabar dan tabloid ataupun buah pemikiran berbentuk buku. Globalisasi merupakan bentuk gejala umum yang terjadi pada masa sekarang ini, pendapat tersebut diadaptasi oleh tiap individu hal ini berkaitan dengan kehidupan masa kini yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Individu mulai mengubah pola kehidupan dari bentuk lokal menjadi global dengan dipengaruhi oleh beragam aspek kehidupan, Appadurai 1996:33 menegaskan hal tersebut dengan membagi pada lima bagian gejala globalisasi, yaitu : “... five dimensions of global cultural flows that can be termed a ethnoscapes, b mediascapes, c technoscapes, d financescapes, and e ideoscapes.” Pendapat Appadurai 1996:33 tersebut membagi pada lima dimensi yang mempengaruhi perkembangan kebudayaan secara global, yaitu : a. Ethnoscapes, yang Universitas Sumatera Utara 85 mencakup kehidupan tiap-tiap masyarakat dunia dalam menghadapi perkembangan budaya global, b. Mediascapes, peranan dan perkembangan media 16 Appadurai 1996:3 mengatakan bahwa perkembangan media yang terjadi saat ini turut serta mempengaruhi kehidupan kultural, dimana media tidak hanya sebagai alat komunikasi mengenai aspek internal melainkan telah melangkah pada aspek eksternal dan berkaitan dengan fenomena yang terjadi pada berbagai belahan sebagai bagian dari arah perubahan kebudayaan global, c. Technoscapes, perkembangan dalam ranah teknologi yang mempengaruhi arah perkembangan kebudayaan global, d. Financescapes, pemenuhan atas ekonomi atau penyesuain kemampuan ekonomi terhadap arah perubahan kebudayaan global dan, d. Ideoscapes, yaitu perkembangan ideologi dalam kehidupan yang berkembang. Pers mahasiswa SUARA USU dalam hal ini secara umum dapat dilihat sebagai bagian kebudayaan global yang mencakup lima dimensi yang berhubungan dengan perkembangan kebudayaan secara global sebagaimana dikemukakan oleh Appadurai 1996:33, secara khusus pers mahasiswa SUARA USU juga turut berperan serta dalam perkembangan media yang masuk dalam dimensi mediascapes, yaitu perkembangan kebudayaan dengan mempergunakan aspek media yang juga turut dipengaruhi aspek lainnya. 16 Menguatkan arti media dalam ranah antropologi sebagaimana dituliskan oleh Boyer 2012:383, yaitu :”When one speaks of media and mediation in social-cultural anthropology today one is usually referring to communication and culture. This is to say, when anthropologists use the term ‘media’, they tend to remain within a largely popular semantics, taking ‘media’ to mean communicational media and, more specifically, communicational media practices, technologies and institutions, especially print, film, photography, video, televison, radio, telephony, and the internet, among others. Universitas Sumatera Utara 86 dunia. Perubahan media dari konvensional menjadi media elektronik modern telah dapat menembus sekat-sekat yang selama ini sulit untuk dilalui dan dilakukan melalui penggunaan media konvensional. Secara lebih lanjut, pemberitaan dan proses pendokumentasian yang dilakukan oleh pers mahasiswa SUARA USU merupakan bentuk pola umum yang terjadi dalam ranah kebudayaan global sebagai bagian dari proses penyampaian informasi, Ginsburg et al, 2002:10 mengatakan bahwa : “Activists are documenting traditional activities with elders; creating works to teach young people literacy in their own languages; engaging with dominant circuits of mass media and projecting political struggles through mainstream as well as alternative arenas; communicating among dispersed kin and communities on a range of issues . . .” “pegiat mendokumentasikan aktifitas trasional dengan yang lebih tua; menciptakan oekerjaan untuk mengajari orang yang masih muda literature dalam bahasa milik mereka;menggabungkan dengan sirkuit dominan dari media massa dan memproyekkan perjuangan politis melalui mainstream sebaik arena alternative; mengkomunikasikan dan komunitas dalam rentetan isu-isu..” Umumnya media konvensional yang dalam hal ini adalah media cetak koran, majalah, dan lain sebagainya telah berkembang dengan memiliki dua dasar bentuk media dalam menyampaikan informasi, yakni cetak dan elektronik. Kedua bentuk media tersebut selain sebagai bagian menjawab tantangan global terhadap media juga sebagai bentuk penyesuaian gaya hidup dalam menghubungkan media dan pembaca, hal ini sejalan dengan pendapat Miller 1995:18 yang mengatakan bahwa : “These new technologies of objectification [such as film, video, and television] . . . create new possibilities of understanding at the same Universitas Sumatera Utara 87 moment that they pose new threats of alienation and rupture. Yet our first concern is not to resolve these contradictions in theory but to observe how people sometimes resolve or more commonly live out these contradictions in local practice.” “teknologi baru dari perwujudan ini seperti film, video, dan televise… menciptakan kemungkinan baru dari pengertian pada waktu yang sama bahwa mereka mengajukan perlakuan baru dari alienali dan perpecahan.perhatian pertama kami bukan untuk memperbaiki kontradiksi ini dalam teori tapi untuk mengamati bagaimana orang kadang memperbaiki atau lebih umum menjalani kontradiksi ini dalam praktek lokal.” Pers mahasiswa SUARA USU dalam hal ini juga menjadi bagian dari perkembangan mediascapes yang disebutkan oleh Appadurai 1996:3 dengan mengembangkan media cetak SUARA USU melalui penggunaan saran teknologi internet berupa penggunaan situs elektronik website, blog, e-mail dan beragam sosial media. Perkembangan penggunaan media yang dilakukan oleh pers mahasiswa SUARA USU tidak hanya sebatas penggunaan bentuk teknologi media melainkan juga turut membawa perkembangan ideologi, finansial, politik dan kultural yang terjadi saat ini kedalam kegiatan pers mahasiswa SUARA USU, hal ini merupakan bagian dari kegiatan pers dalam menjawab perkembangan secara global. Proses pemberitaan pers mahasiswa SUARA USU tidak lepas dari pengaruh global, isu ataupun wacana global turut mempengaruhi proses pemberitaan yang terjadi. Globalisasi merupakan satu dari sekian alasan yang dipergunakan oleh kegiatan pers mahasiswa SUARA USU dalam menyampaikan informasi kepada Universitas Sumatera Utara 88 khalayak pembaca dan kemampuan menjangkau seluruh pembaca untuk menguatkan pentingnya arti media dalam kehidupan sehari-hari.

5.2. Kinerja dan Prestasi SUARA USU