Dinamika Reportase SUARA USU

58 Jaket Almamater”. mengubah warna dan desain jaket almamater yang menurut mahasiswa merupakan alasan yang dibuat-buat pihak rektorat sebagai alasan untuk menunda-nunda penyerahan jaket almamater yang termasuk dalam dana kelengkapan mahasiswa. Sumber : wawancara, observasi dan bahan-bahan tertulis selama penelitian penulis.

3.2.2 Dinamika Reportase SUARA USU

Proses reportase yang dilakukan oleh reporter pers mahasiswa SUARA USU dalam kegiatannya mengalami beragam dinamika yang berkaitan dengan isi dari reportase yang dilakukan, sub-bab ini mendeskripsikan pengalaman yang dialami oleh reporter pers mahasiwa SUARA USU dan pendapat dari pihak yang terkait mahasiwa, dosen, rektorat dalam hal pemberitaan. Shahnaz Yusuf alumni SUARA USU – Ilmu Komunikasi, 2008 salah seorang informan yang juga alumni pers mahasiswa SUARA USU dalam kaitannya dengan reportase yang dilakukannya pernah mendapat ancaman, yaitu : “Kalo ancaman, lebih sering sih dari mahasiswa, pas jaman kakak di SUARA USU, sempat serem pas Pemira terus juga pas tawuran FT-FP pas angkat soal inisiasi juga sempet dapat teror . . . kalau intimidasi, justru biasanya dari mahasiswa. Masih banyak mahasiswa yang gampang terprovokasi, gampang digerakkan oleh orang-orang yang Universitas Sumatera Utara 59 punya kepentingan, nanti kadang mereka gak baca isi tulisannya apa, tapi udah heboh aja komplain. Sering tu kayak gitu.” Dalam lingkup ini seorang reporter pers mahasiswa SUARA USU mendapatkan semacam peringatan keras dari pihak mahasiswa terhadap proses pemberitaan yang dilakukannya, kemungkinan hal ini disebabkan objek pemberitaan adalah perilaku mahasiswa yang tidak sesuai dengan kaidah kehidupan akademis kampus. Lebih lanjut Shahnaz Yusuf juga menuturkan pengalamannya berhadapan dengan pihak rektorat yang berkaitan dengan isi pemberitaan : “Sedangkan kalau sama rektorat, itu lebih ke ancaman-ancaman halus, misalnya ada yang ke birek biro rektor, ya ditegur kenapa berita begini kenapa begitu, terus juga ada yg bilang, kalian jangan yang jelek-jeleknya ajalah diberitakan . . . pada dasarnya hubungan dengan rektorat baik. ya mereka ttp ngedukung, dan kami juga mendapat dukungan dana untuk cetak tabloid dan majalah. tapi ya, terkadang kalau berita kita terlalu tajam ya kita diingatkan, terus juga pernah SK kepengurusan SUARA USU ditahan, jadi katanya gak boleh terbit sebelum itu dikeluarin, tapi yang namanya kita punya OL online, gak mungkin kan gak liputan.” Shahnaz Yusuf menceritakan peringatan secara halus dan keras yang didapatkan oleh reporter pers mahasiswa SUARA USU tidak menyurutkan langkah mereka dalam melakukan pemberitaan-pemberitaan selanjutnya, hal itu juga menjadi sebentuk pengalaman individual yang dibagi menjadi pengalaman umum bagi kepentingan individu reporter lainnya yang berada di pers mahasiswa SUARA USU Universitas Sumatera Utara 60 sebagai strategi dalam menghadapi persoalan yang serupa, penuturan Shahnaz Yusuf sebagai berikut : “Jadi salah satu teknik kami, pemred pemimpin redaksi itu sebisa mungkin jangan berurusan dengan administrasi UKM unit kegiatan mahasiswa di rektorat supaya gak dapat tekanan, baik halus maupun yang eksplisit. Jadi untuk urusan eksternal, terutama sama rektorat, pimum pemimpin umum yang keluar biasanya. Selain itu, kami juga menghindari reporter liputan di jurusanfakultasnya masing- masing. soalnya dulu, pemred pemimpin redaksi tahun 2009 kak nur azizah pernah liputan permasalahan di fakultasnya, terus ada dosen tau dan gak senang, terus dia dibikin gagal atau ada juga pengalaman yang urusan di departemennya dipersulit karena tahu anak SUARA USU.” Kartini zalukhu Alumni SUARA USU per 2010-2012 juga menambahi : “teror itu sering lewat telfon ke pemred atau ke pimum gitu, SMS pun ada juga. Kayak ngancem nyuruh narik tabloid lah trus minta maaf narik berita ke edisi selanjutnya, gitulah. Trus pernah secret SU itu di coret dindingnya pake pilox tulisannya bridal SUARA USU , awalnya sempet kaget Cuma lama-lama jadi lucu aja karena tulisannya bridal bukan bredel”. Dari sini kita ketahui bahwa SUARA USU kerapat mendapat tekanan dari mahasiswa, aktivis pema yang diberitakan maupun dari rektorat. Ancaramn itu berupa pesan teks, panggilan telepon atau bahkan tindakan langsung dengan menahan salah satu reporter ataupun mencoret dinding SUARA USU. Namun hal-hal tersebut tidak menhentikan semangat anggota SUARA USU untuk tetap memberitakan. Universitas Sumatera Utara 61 Berkaitan dengan reportase yang dilakukan oleh pers mahasiswa SUARA USU dan hubungannya dengan reporter yang merupakan mahasiswa dan tunduk pada aturan kampus dalam hal ini pihak rektorat, atau berupa tekanan yang dialami oleh reporter pers mahasiswa SUARA USU, Giovani pemimpin umum SUARA USU – 2014 mengatakan : “Gak ada intervensi dari manapun, hanya ada saran-saran aja. Redaksi punya hak preogratif, dulu pernah ada diminta reviewer oleh rektorat sebelum terbit, tapi ya SUARA USU gak mau karena berat itu akan mengundang intervensi . . . Sejauh ini ada ancaman tapi hanya berupa ancaman belum ada yang benar-benar terjadi ancaman tersebut.” Pendapat Giovani tersebut selain sebagai mahasiswa dan juga pemimpin umum pers mahasiswa SUARA USU tahun 2014 menyiratkan bahwasanya pada saat ini pers mahasiswa SUARA USU tidak menerima tekanan dalam bentuk apapun dan dari pihak manapun terkait dengan pemberitaan yang dilakukan oleh pers mahasiswa SUARA USU. Selain itu juga yang menjadi masalah adalah reposisi atau kaderisasi dari SUARA USU. Kaderisasi merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah organisasi. Tikwan raya siregar mengatakan : “perkembangan pers mahasiswa akan tergantung pada sejrah pertumbuhannya sendiri dan sejauh mana ia dapat mengikuti kebutuhan publiknya secara terus menerus. Jadi, dibalik tantangan kaderisasi di organisasi pers mahasiswa, tersimpan peluang adanya perubahan kepengurusan yang secara terus menerus memudahkan adaptasi oers mahasiswa terhadap konteks kemahasiswa terbaru. Mereka akan jauh memahami dinamika mahasiswa daripada Universitas Sumatera Utara 62 pengurus lama yang sudah lebih banyak memikirkan skripsi dan lapangan kerja”. 13 Selain pendapat dari reporter atau yang berkaitan dalam lingkaran pers mahasiswa SUARA USU, pendapat dari Sunyoto mantan kepala bagian kemahasiswaan USU yang yang menghubungkan antara pers mahasiswa SUARA USU dan pihak rektorat mengatakan : Dari pernyataan tikwan bahwa reposisi atau regenerasi merupakan hal yang bisa menjaga eksistensi dari sebuah organisasi, termasuk juga LPM SUARA USU, namun adam berpendapat bahwa kenyataannya regenerasi yang terjadi di SUARA USU tidak berjalan dan bertumbuh cepat. Aulia adam mengatakan : “salah satu yang jadi masalah di SUARA USU terutama masalah internal itu ya yang pertama kuliah, trus dana sama regenerasi. Tadinya yang daftar itu lumayan banyak Cuma yang bertahan sampek jadi anggota itu biasanya gak banyak, dibawah 10 orang , Cuma sekarang udah meningkatlah dari tahunke tahun”. rnyataan tersebut menyatakan bahwa regenerasi adalah salah satu masalah internal yang dihadapi oleh SUARA USU , namun hal tersebut semakin membaik dari waktu ke waktu. Namun masalah lainnya adalah dengan waktu kuliah dan pendanaan. Yulhasni berpendapat bahwa : “meski pertumbuhannya pers mahasiswa di medan cukup signifikan, tapi problem pendanaan membuat mereka harus memasrahkan diri. problem pers kampus hari ini memang begitu akut”. 13 Pers Mahasiswa SUARA USU, 2009,Berawal dari SUARA USU , USU Press. hal 103 Universitas Sumatera Utara 63 “Pernah sampai ditegur seingat saya tapi lupa tentang apa ... Kalau sampai ditegur berarti berlebihan, belum ada sejauh saya menjabat, hanya teguran-teguran ringan aja. Biasanya saya panggil ketua ukm unit kegiatan mahasiswanya, memberikan masukan-masukan, agar gak memberitakan yang bisa disalah artikan.” Peringatan yang dilakukan oleh pihak rektorat dalam hal ini yang diungkapkan oleh informan Sunyoto merupakan peringatan secara halus atas pemberitaan yang dilakukan oleh pers mahasiswa SUARA USU dan dirasakan sebagai pemberitaan yang dapat disalah-artikan oleh pembaca serta memerlukan penelaahan secara serius untuk dapat diangkat sebagai pemberitaan, adapun bentuk peringatan yang dilakukan sebatas pada memberikan masukan terhadap kinerja pers mahasiswa SUARA USU. Dinamika yang dialami oleh reporter pers mahasiswa SUARA USU dilihat sebagai proses pembelajaran dalam hal proses kerja jurnalistik dan juga mencakup proses perencanaan kerja dalam tingkat kelompok redaksi. Yaitu yang menuntut adanya keseimbangan peran dan fungsi dari masing-masing anggota dalam menjalankan pers mahasiswa SUARA USU. 3.3 Responsibilitas dan Sikap SUARA USU 3.3.1. Sikap Pers Mahasiswa SUARA USU