108
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
“jaman sekarang adalah jaman edan” begitu jargon yang sering kita dengar. Jargon tersebut meng-cover tentang bagaimana orang-orang mengungkapkan betapa
bobroknya mental manusia pada saat ini. Kondisi Negara sudah memprihatinkan, tingkat kejahatan bahkan sudah dalam taraf yang sulit diterima nalar. Korupsi,
kekerasan , serta kejahatan lainnya merupakan cerminan kepribadian yang tidak memiliki kejujuran, tanggung jawab serta moral yang baik.
Bagaimana mental seseorang sebenarnya tergantung dari bagaimana lingkungan ia dididik. Namun lingkungan dalam konteks kecil maupun besar sudah
sangat sulit ditemukan lingkungan yang bersih dari ketidakjujuran dan tidak bertanggung jawab. Lantas sulit pula bagi seseorang untuk tidak terikut dalam arus
mental yang seperti itu. Ditengah kencangnya arus globalisasi berimbas dampak baik dan buruk.
Dampak baiknya salah satunya adalah meluasnya ilmu pengetahuan dan mudahnya dalam berbagi informasi melalui tulisan yang dipublikasikan baik dalam media cetak
ataupun media online. Pers mengambil peran dalam pertukaran informasi antar
Universitas Sumatera Utara
109
masyarakat. Termasuk pers mahasiswa yang mengambil peran menginformasikan berita-berita dalam ruang lingkup yang lebih khusus yaitu lingkup universitas.
Pers mahasiswa pada awalnya memiliki peran penting dalam mendukung ide- ide modernisasi pasca kemerdekaan. Pers mahasiswa juga merupakan salah satu alat
pergerakan. Pers mahasiswa memiliki aspek kemahasiswaan yang membuatnya berbeda dengan pers umum pada saat itu.
Pers mahasiswa adalah pers yang dikelola oleh mahasiswa sehingga berkaitan dengan kepentingan mahasiswa, menarik perhatian mahasiswa dan bertujuan agar
mahasiswa memiliki orientasi kemasyarakatan. Dari situlah pers mahasiswa menjadi salah satu alat pergerakan mahasiswa.
Seiring berkembangnya jaman dan globalisasi, terdapat banyak perubahan- perubahan dari pers mahasiswa itu sendiri. Baik dari segi ruang lingkup pemberitaan,
kebebasan pers yang berarti kebebasan pemberitaan maupun dalam hal dinamika yang terjadi.
Seperti yang kita ketahui menulis bukanlah hal yang bisa dibatasi. Fasilitas untuk menulis sudah sangat banyak dan mudah. Siapa saja dapat menuangkan ide
mereka dalam tulisan dan dapat membaginya melalui media internet. Termasuk persoalan kampus. Seseorang yang bukan pers mahasiswa juga bias membuat satu
reportase yang bias di bagikan tau share ke mahasiswa lainnya dengan cepat dan mudah melaui internet, yaitu melaui facebook misalnya.
Universitas Sumatera Utara
110
Lalu bagaimana realita pers mahasiswa saat ini terkait dengan bebasnya setiap mahasiswa tanpa embel-embel pers mahasiswa membagikan suatu informasi yang
merupakan efek globalisasi. peran dan fungsi pers mahasiswa akan semakin sempit tentunya. Pers mahasiswa memberitakan persoalan kampus, bagaimana kondisi
kampus dan mencoba mengkritisi kekurangan kampus dalam bentuk berita atau tulisan. Pers mahasiswa juga memberikan informasi-informasi seputar medan dan
sumatera utara dalam hal lokasi dan budaya. Namun dibalik itu, pers mahasiswa kini menjadi sebuah wadah pembelajaran dengan tetap mempertahankan idealisme nya.
Pers mahasiswa SUARA USU salah satunya. Namun memang pada saat ini , minat dan ketertarikan mhasiswa untuk
menggeluti dunia pers khususnya pers mahasiswa terbilang lemah. Mahasiswa lebih pada gaya hidup hedonisme dan bermain. Pers mahasiswa dianggap kuno
danmelelahkan. Namun disamping mahasiswa yang berpikir demikian, mahasiswa yang mampu mengikuti proses seleksi dan magang, menyelesaikan kepengurusan
pers mahasiswa SUARA USU dalam tiga periode merupakan mahasiswa yang memiliki pengetahuan serta kemampuan menulis yang lebih baik.
namun terdapat juga dampak negatif dari arus perkembangan zaman yaitu umumnya pemikiran yang pragmatis. Idealisme sudah menjadi hal yang kuno dan
ditinggalkan. Namun ada sebuah kelompok pers yang masih menjaga idealisme tersebut yaitu Pers Mahasiswa SUARA USU.
Universitas Sumatera Utara
111
Pers mahasiswa SUARA USU menanamkan kedisiplinan dalam
melaksanakan kegiatan pers. Selain kedisiplinan pers mahasiswa SUARA USU juga melatih dalam hal menulis dan minat untuk membaca. SUARA USU juga menjadi
wadah untuk anggotanya me-manage diri, emosi dan waktu. Selama tiga tahun beraktifitas di SUARA USU ditanamkan , diajarkan, serta dilatih untuk memegang
teguh idealismenya. Anggota persma SUARA USU diajarkan untuk menjaga originalitas dari tulisan sehingga harus tetap menanamkan kejujuran. Selain itu
anggota SUARA USU juga diajarkan untuk selalu menjadi anggota pers yang bertanggung jawab terhadap hal yang dilakukannya termasuk dalam pemberitaan.
Selain pelatihan-pelatihan fisik, di SUARA USU juga dilakukan pelatihan-pelatihan moril agar kedepannya jebolan SUARA USU diharapkan memiliki standar
kompetensi dan kualitas mental yang baik. Pers tidak pernah terlepas dari diamika. Pers pada era orde lama dan orde baru
memang rentan akan pembredelan, namun sekarang pers tidak luput juga dari tekanan-tekanan oleh pemilik modal atau dalam hal pers mahasiswa adalah yang
mendanai. Pers mahasiswa pada masa orde lama dan orde baru memiliki keterbatasan
dalam kegiatan pers, akan tetapi saat ini ada jaminan kebebasan pers. Namun meskipun ada jaminan kebebasan pers, dalam hal pers mahasiswa kadang menjadi
pertanyaan apakah sudah dijamin atau tidak kebebasannya. Pers mahasiswa merupakan lembaga pers mahasiswa yang dibawahi dan didanai oleh rektorat. Lalu
apakah pers mahasiswa sudah bebas dalam mengkritisi mengenai kebijakan-
Universitas Sumatera Utara
112
kebijakan rektorat dan ditampilkan kepada mahasiswa dalam bentuk tabloid ataupun media online. Selain itu apakan pers mahasiswa sudah bebas mengkritisi atau
memberitakan mengenai tradisi maupun organisasi mahasiswa lain nya di fakultas yang memiliki kekurangan dan menampilkannya ke mahasiswa lainnya.
Kenyataannya meskipun ada jaminan kebebasan pers, pers mahasiswa masih sering mengalami tekanan bahkan ancaman mengenai pemberitaan oleh pihak yang
diberitakan yang merasa tidak senang. Misalnya mahasiswa dan pihak rektorat. Ancaman berupa pemberhentian dana ataupun penahanan Surat KeputusanSK
sering terjadi bahkan kadang tidak hanya berupa ancaman. Selain itu teror – teror dari mahasiswa yang berkaitan dengan berita SUARA USU juga tidak jarang terjadi.
Sering kali tabloid diminta untuk diperiksa dahulu oleh rektorat sebelum diterbitkan, hal itu dilakukan agar pihak dapat menyensor dahulu berita yang dirasa kurang
mereka setujui. Dengan kendala-kendala tersebut, pers mahasiswa SUARA USU tidak pernah
menyerah dalam mempertahankan idealismenya dan membebaskan diri dari intervensi siapapun. Pers mahasiswa SUARA USU juga tidak pernah jera dalam
memberitakan kekurangan kampus meskipun sering kali diterpa masalah. Hal itu bertujuan agar kampus bisa maju kearah yang lebih baik dan memperbaiki
kekurangannya, tidak berarti bermaksud menjatuhkan. Selain kendala- kendala itu hal sulit yang juga dihadapi oleh para pegiat pers
di SUARA USU juga masalah waktu. Bagaimana pers mahasiswa yang merupakan
Universitas Sumatera Utara
113
mahasiswa yang dalam kondisi masih aktif dalam perkuliahan membagi waktu antara belajar dan menggeluti kegiatan pers yang sangat beragam dan menyita waktu dan
tanpa bayaran sedikitpun. Meskipun di dalam SUARA USU kuliah merupakan salah satu hal yang bias ditoleransi namun biasanya sangat sulit membagi waktu. Misalnya
dalam seminggu berbagai macam rapat itu bentrok dengan waktu kuliah. Selain itu misalnya ada kegiatan belajar kelompok atau akan mengerjakan tugas kuliah itu sulit
mencari waktu yang tidak bentrok dengan kegiatan SUARA USU. Selain kegiatan yang bertempat di SUARA USU, kegiatan mencari berita atau
yang biasa disebut liputan juga menyita waktu. Belum lagi jika narasumber merupakan orang yang sulit ditemui. Namun para anggota pers mahasiswa SUARA
USU bias membagi waktu antara kuliah dan SUARA USU dengan baik. Hal diatas merupakan upaya-upaya yang dilakukan SUARA USU untuk
mempertahankan eksistensinya ditengah-tengah tekanan antara mahasiswa dan rektorat. Namun selain itu ada hal lain yang juga merupakan tantangan bagi pers
mahasiswa SUARA USU yang harus dihadapi yaitu bagaimana SUARA USU mempertahankan idealisme seutuhnya serta menjaga kode etik jurnalisme.
SUARA USU harus menjaga originalitas atau keaslian berita. Berita yang diplubikasikan harus berupa fakta dan dapat diuji kebenarannya. Hal tersebut tentu
saja bukan hal mudah untuk dilakukan. Terkadang intervensi-intevensi dari beberapa pihak sulit dihindari, ataupun kurangnya nyali karena ancanman birokrasi yang
dipersulit bisa saja menjadikan berita bisa direkayasa. Di SUARA USU hal itu tidak
Universitas Sumatera Utara
114
terjadi karena anggota SUARA USU diajarkan kejujuran sejak awal dalam mencari dan menulis berita. Meskipun mencari berita yang sesuai fakta dan proporsional akan
memakan waktu yang lama dan tidak menutup kemungkinan mengganggu jam kuliah meskipun tidak ada bayaran sekalipun.
SUARA USU juga harus bisa mempertanggungjawabkan apapun yang dipublikasikan. Segala bentuk keberatan dari pihak yang bersangkutan harus
ditanggapi dan diselesaikan dengan benar. maka SUARA USU memiliki media untuk pihak yang tidak terima dengan pemberitaan yang apabila ada kesalahan akan di ralat
dan dipublikasikan. Sedangkan apabila memang keberatan dengan alasan tidak senang hal itu tidak akan diralat namun tetap ditanggapi oleh SUARA USU secara
baik. Lahirnya jurnalis yang telah mendapatkan pelatihan kemampuan dan
pendidikan moral selama tiga tahun kepengurusan di SUARA USU menjadikan sebuah harapan baru. Bahwasannya ada sekumpulan orang-orang yang memiliki
kejujuran dan tanggung jawab. Hal inimerupakan sebuah revolusi mental dan
menjawab kehausan akan manusia-manusia bermoral di Negara ini. 5.2 Saran
Unit kegiatan ini tentu saja merupakan hal yang sangat positif dan memperluas wawasan bagi mahasiswa yang mengikutinya. Sehingga untuk pihak
rektorat, dibandingkan membatasi, menahan SK atau melakukan intervensi, alangkah baiknya pihak rektorat juga memfasilitasi dan mendukung penuh kegiatan yang
Universitas Sumatera Utara
115
dilakukan oleh SUARA USU. Karena sebagaimana yang diketahui bahwa semakin tinggi prestasi yang dicapai oleh SUARA USU baik secara kolektif atau individu
maka semakin tinggi juga kebanggaan yang dimiliki USU. Pihak rektorat juga diharapkan dapat membantu mengembangkan UKM-UKM yang seperti ini karena
dengan begitu akan lebih banyak lahir para penerus bangsa yang memiliki kompetensi dan bermoral.
Tak hanya itu saja, saran saya agar USU mengadakan kompetisi dan acara yang berkaitan dengan jurnalistik untuk menarik minat dan bakat mahasiswa
mengenai jurnlistik. Selain kepada pihak rektorat, saran saya kepada SUARA USU agar menjaga
Idealisme dan semangat dalam melakukan kegiatan pers yang meskipun tanpa bayaran dan memakan waktu yang cukup banyak. Anggota SUARA USU nantinya
bisa tetap menjaga nilai-nilai yang diajarkan di SUARA USU serta menularkannya pada orang lain. Selain itu bisa memberikan ide dan inovasi agar biar menarik minat
pembaca terhadap tabloid maupun media Online SUARA USU. SUARA USU juga diharapkan bisa tetap menjaga prestasi dan kemampuan yang selama ini telah
dicapai.mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi anggota itu sendiri dan juga bagi USU dan mahasiswa USU.
Selain itu juga kepada mahasiswa agar diharapkan bias menanggapi atau memanfaatkan informasi yang diberikan SUARA USU dengan bijaksana pula.
Sehingga semuanya dapat mendapatkan manfaatnya. Tidak langsung menghakimi
Universitas Sumatera Utara
116
apabila tersinggung dari suatu isi berita dan mengguankan media yang disediakan untuk melakukan ketidak setujuan terhadap berita yang terbit. Karena mahasiswa
harus bertingkah laku sebagai mana mahasiswa dengan melakukan cara yang terpelajar pula dalam memprotes sesuatu hal.
Saya juga berharap agar mahasiswa setiap periode nya semakin banyak mengikuti kegiatan yang positif, salah satunya adalah SUARA USU karena disini
adalah wadah dalam menimba ilmu, melatih kreatifitas tanpa membayar ataupun juga dibayar. Disini pula mahasiswa akan mendapatkan pengalaman yang bermanfaat.
Universitas Sumatera Utara
25
BAB II ORIGINALITAS