36
Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Suku
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang akan dipaparkan berikut ini mencakup uji asumsi normalitas serta hasil utama penelitian yang diolah dengan menggunakan bantuan
program aplikasi SPSS.
1. Hasil Uji Asumsi Penelitian
a. Uji Normalitas
Sebelum melakukan kategorisasi variabel school connectedenss, asumsi bahwa skor subjek dalam populasi penelitian terdistribusi
secara normal harus terpenuhi. Suatu sebaran data dikatakan normal apabila signifikansi p 0,05 dan sebaliknya apabila signifikansi p
0,05 maka sebaran data dinyatakan tidak normal Field, 2009. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Kolmogorov-Smirnov
Suku Frekuensi
Persentase
Tionghoa 120 orang
88,9 Non Tionghoa
15 orang 11,1
Total 135 orang
100
Universitas Sumatera Utara
37
Grafik 1. Hasil Uji Asumsi Normalitas Variabel School Connectedness
Tabel 9. Hasil Uji Asumsi Normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov.
Variabel Statistic
Df Sig.
School Connectedness
0.047 135
0.200.
Universitas Sumatera Utara
38
Berdasarkan grafik 1 terlihat bahwa titik-titik nilai data plots pada variabel school connectedness hampir secara keseluruhan berada pada satu garis
lurus. Hal ini menandakan bahwa data tersebar secara normal. Kemudian peneliti juga melakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Hasil uji ini dapat dilihat dari tabel 9 yang menyatakan bahwa nilai Kolmogorov- Smirnov school connectedness
adalah 0,047 dengan probabilitas sig. sebesar 0.200. Nilai probabilitas sig. 0.200 lebih besar dari ketentuan yakni 0,05
menunjukkan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi normal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data school connectedness pada siswa SMA WR
Supratman 2 Medan memiliki sebaran data yang terdistribusi normal.
2. Hasil Utama Penelitian
a. Gambaran School Connectedness pada siswa SMA WR
Supratman 2 Medan
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran school connectedness pada siswa SMA WR Supratman 2
Medan. Skala yang digunakan adalah skala school connectedness yang disusun berdasarkan aspek school connectedness menurut Connell dan
Wellborn dalam Stracuzzi Mills, 2010. Setelah melakukan uji reliabilitas, terdapat 52 item yang dapat digunakan. Setiap item terdiri dari empat pilihan
jawaban sehingga rentang skor mulai dari 1-4. Skor minimum dari skala ini adalah 52 dan skor maksimum adalah 208.
Universitas Sumatera Utara
39
Berdasarkan hasil data penelitian yang diperoleh, skor minimum empirik sebesar 114 dan skor maksimum sebesar 191. Berikut ini tabel
perbandingan nilai hipotetik dan nilai empirik variabel school connectedness.
Tabel 10. Perbandingan nilai hipotetik dan nilai empirik variabel School Connectedness
Variabel Nilai Hipotetik
Nilai Empirik Minimu
m Maksim
um Mean
SD Minim um
Maksi mum
Mean SD
School Connectedness
52 208
130 26
114 191
153,24 15,101
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hipotetik lebih rendah daripada nilai rata-rata empirik dengan selisih 23,24. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat school connectedness pada siswa SMA WR Supratman 2 Medan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat school connectedness pada populasi
penelitian. Apabila ditinjau dari aspek school connectedness menurut dan Wellborn
dalam Stracuzzi Mills, 2010, maka gambaran school connectedness siswa adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 11. Perbandingan nilai hipotetik dan nilai empirik school connectedness ditinjau dari aspek variabel
Berdasarkan tabel tersebut, dapat terlihat perbandingan antara nilai hipotetik dengan nilai empirik pada setiap aspek school connectedness. Nilai rata-rata
empirik pada setiap aspek berada di atas nilai rata-rata hipotetik. Hal ini berarti tingkat school connectedness ditinjau dari setiap aspeknya pada siswa SMA WR
Supratman 2 Medan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat school connectedness
pada populasi penelitian.
Aspek Variabel
Nilai Hipotetik Nilai Empirik
Minimu m
Maksim um
Mean SD
Mini mum
Maksi mum
Mean SD
Dukungan Sosial
11 44
27,5 5,5
24 43
32,62 3,79
Rasa Memiliki 23
92 57,5
11,5 49
87 69,89
7,67 Keterlibatan
18 72
45 9
36 68
50,73 6,38
Universitas Sumatera Utara
41
b. Kategorisasi data penelitian
1. Kategorisasi Data School Connectedness
Norma kategorisasi yang digunakan untuk data school connectedness adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Norma Kategorisasi Data School Connectedness
Tabel 13. Kategorisasi Data School Connectedness pada siswa SMA WR Supratman 2 Medan
Rentang Skor Kategorisasi
Frekuensi Persentase
X 104 Rendah
104 X 156
Sedang 76
56,30 156
≥ X Tinggi
59 43,70
Berdasarkan tabel tersebut dapat terlihat bahwa tidak terdapat siswa yang memiliki school connectednes pada kategori rendah, 76 siswa
Rentang Skor Kategori
X -1,0
Rendah -1,0 X + 1,0
Sedang + 1,0 X
Tinggi
Universitas Sumatera Utara
42
yang memiliki school connectedness pada kategori sedang, serta 59 siswa yang memiliki school connectedness pada kategori tinggi. Semakin tinggi skor
school connectedness menunjukkan semakin tinggi pula school connectedness
siswa terhadap sekolahnya dimana pada penelitian ini adalah SMA WR Supratman 2 Medan. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor school
connectedness maka semakin rendah pula skor school connectedness siswa.
Tabel 14. Kategorisasi Berdasarkan Aspek School Connectedness Aspek
School Connectedness
Rentang Skor Kategorisasi
Frekuensi Persentase
Dukungan Sosial X 22
Rendah 22
X 33 Sedang
65 48,15
X ≥ 33
Tinggi 70
51,85
Rasa Memiliki X 46
Rendah 46
X 69 Sedang
62 45,93
X ≥ 69
Tinggi 73
54,07
Keterlibatan X 36
Rendah 36
X 54 Sedang
89 65,93
X ≥ 54
Tinggi 46
34,07
Universitas Sumatera Utara
43
Tabel tersebut menunjukkan hasil dari kaategori setiap aspek school connectedness
. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa school connectedness
ditinjau dari aspek, maka pada aspek dukungan sosial dan rasa memiliki dominan berada pada kategori tinggi. Sementara itu pada aspek
keterlibatan, skor school connectedness siswa dominan pada kategori sedang.
3. Hasil Tambahan Penelitian