Pengaruh DES pada Proses Pemisahan Biodiesel Pengaruh DES pada Proses Pencucian Biodiesel

29 ALB minyak mentah untuk dilakukan transesterifikasi katalis basa homogen secara langsung adalah 4 [45]. Dari penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa minyak dengan kadar ALB 4,84 ; reaksi transesterifikasi dengan DES dapat berjalan lebih baik dan menghasilkan yield yang lebih tinggi dibandingkan reaksi tanpa DES dan hasil transesterifikasi yang dihasilkan tidak membentuk sabun. Pada reaksi etanolisis, dapat terjadi pembentukan sabun yang cukup banyak yang akan membentuk emulsi, sehingga mempersulit proses pemisahan dan mengurangi yield. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan co-solvent DES yang dapat mengurangi reaksi samping reaksi saponifikasi, memudahkan pemisahan sehingga reaksi etanolisis dapat berjalan lebih baik.

4.3.2 Pengaruh DES pada Proses Pemisahan Biodiesel

Proses pemisahan fasa gliserol dengan etil ester dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut a b Gambar 4.4 Proses pemisahan a tanpa DES b dengan DES Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa setelah 1 menit hasil reaksi dimasukkan kedalam corong pisah, hasil reaksi tanpa DES membentuk 3 lapisan, dimana lapisan paling atas adalah lapisan ester, kemudian lapisan kedua adalah emulsi antara ester, gliserol, dan sabun, kemudian lapisan paling bawah ada lapisan gliserol. Pada hasil reaksi tanpa DES, terbentuk dua fasa dengan cepat, membentuk lapisan atas mengandung ester dan fasa bawah yang merupakan fasa gliserol. Pada reaksi transesterifikasi, alkohol yang berlebih dapat menganggu proses pemisahan antara alkil ester dengan gliserol karena alkohol sisa reaksi dapat meningkatkan kelarutan gliserol dalam fasa ester sehingga dapat menghasilkan buih [2], oleh karena itu akan mempersulit proses pemisahan, dengan terbentuknya sabun Universitas Sumatera Utara 30 dapat membentuk emulsi stabil yang juga akan mempersulit proses pemisahan, dan diperlukan proses pencucian yang membutuhkan volume air yang banyak untuk pemurnian. DES berbasis choline chloride dan etilen glikol merupakan DES terbaik yang digunakan untuk mengekstraksi gliserol dan pemurnian biodiesel [26]. Dari hasil analisis proses pemisahan fasa antara reaksi dengan DES dan tanpa DES, dapat dilihat bahwa waktu pemisahan yang dibutuhkan untuk reaksi dengan DES lebih cepat dibanding tanpa DES, dimana dapat dilihat lapisan atas hanya sedikit mengandung gliserol, sehingga penambahan DES dapat dipakai untuk mempermudah proses pemisahan ester dan gliserol, disamping untuk meningkatkan yield.

4.3.3 Pengaruh DES pada Proses Pencucian Biodiesel

Metode pencucian biodiesel yang dipakai pada penelitian ini adalah metode wet washing, dimana biodiesel dicuci dengan menggunakan air untuk menghilangkan zat pengotor seperti sisa katalis, etanol, sabun, dan gliserol yang dapat mengurangi kemurnian biodiesel yang dihasilkan sehingga tidak dapat digunakan pada mesin. Proses pencucian biodiesel dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut. a b c Gambar 4.5 Proses pencucian biodiesel a tanpa DES 3 kali pencucian b tanpa DES 6 kali pencucian c dengan DES 3 kali pencucian Gambar 4.5 menunjukkan bahwa pada pencucian biodiesel hasil reaksi tanpa DES, terbentuk emulsi yang mempersulit proses pemisahan antara biodiesel dan air pencuci, sedangkan pada proses pencucian biodiesel hasil reaksi dengan DES, tidak terbentuk emulsi yang mempersulit proses pencucian, tabel 4.2 menunjukkan banyaknya pencucian yang dilakukan atau air yang dipakai untuk mencuci biodiesel, dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa pencucian biodiesel hasil reaksi dengan DES membutuhkan air yang lebih sedikit dibanding tanpa DES. Universitas Sumatera Utara 31 Tabel 4.2 Banyak pencucian yang dilakukan Reaksi Banyak Pencucian Dengan DES 3 kali Tanpa DES 6 kali Metode wet washing merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam pemurnian biodiesel karena hanya dengan metode ini dapat mengurangi jumlah residu alkohol dan gliserol dalam biodiesel [47]. Pada reaksi etanolisis, banyaknya sabun yang terbentuk dapat berjumlah tiga atau empat kali lebih banyak dibandingkan metanolisis dengan kondisi reaksi yang sama, oleh karena itu, pada metode wet washing, dibutuhkan jumlah air yang sangat banyak [48]. Dari tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa DES dapat mempercepat pemisahan alkil ester dengan gliserol dan sisa reaksi yang terbentuk sehingga memudahkan proses pemurnian.

4.3.4 Pengaruh DES pada Fasa Etanol-Minyak