10 NaOCH
3
juga sangat sensitif terhadap keberadaan air diatas 2 vv maupun asam lemak bebas pada minyak diatas 0,05 vv yang akan dijadikan biodiesel.
Disamping kerugian menggunakan katalis basa yang bersifat homogen, terdapat keuntungan penggunaannya, yaitu : 1 reaksi yang berlangsung sangat cepat, 2
menggunakan energi yang lebih sedikit, dan 3 katalis basa seperti NaOH dan KOH mudah ditemukan dan harganya murah [20; 22; 23].
2.3.2 Transesterifikasi dengan Menggunakan Pelarut
Dalam reaksi transesterifikasi sendiri juga terdapat masalah yaitu tidak larutnya fasa minyak dan alkohol yang akan mengganggu jalannya laju reaksi [9].
Berbagai cara yang telah dikembangkan untuk mengatasi masalah ini misalnya dengan penambahan co-solvent yang dapat meningkatkan kelarutan antara minyak
dan alkohol yang digunakan. Beberapa co-solvent yang telah digunakan dalam proses pembuatan biodiesel dengan menggunakan katalis homogen adalah tetrahydrofuran
THF, aseton, dietil eter dan chlorobenzene [8; 9]. Akan tetapi, co-solvent yang selama ini digunakan dalam pembuatan biodiesel bersifat racun terhadap lingkungan,
sehingga penggunaannya dapat merusak lingkungan apabila digunakan berlebihan. Penelitian mengenai pelarut yang ramah lingkungan dalam beberapa tahun terakhir
telah menjadi kajian yang sangat strategis dalam teknologi ramah lingkungan [10]. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya dan
mengurangi polusi lingkungan. Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan suatu pelarut yang ramah lingkungan, salah satunya ialah Ionic
Liquids ILs, yang pada awalnya telah menarik banyak perhatian karena sifat fisika dan kimianya. Namun dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa ILs memiliki
kekurangan dalam hal toksisitas, biodegradibilitas yang rendah dan harga yang mahal [11]. Salah satu contoh pengembangan mengenai sistem pelarut organik yang murah
dan ramah lingkungan yang dikenal sebagai Deep eutectic solvents DES sangat menarik dikarenakan DES merupakan pelarut yang sangat ramah lingkungan [12].
2.4 Deep Eutectic Solvent DES
Ketertarikan terhadap Deep Eutectic Solvent DES sebagai salah satu terknologi ramah lingkungan untuk pengaplikasiannya dalam industri telah
Universitas Sumatera Utara
11 berkembang dalam beberapa tahun terakhir [24]. DES merupakan suatu pelarut
ramah lingkungan yang saat ini telah banyak diaplikasikan dalam pemrosesan kimia [12]. Konsep DES pertama kali dikenalkan oleh Abbot et al. Secara umum DES
merupakan suatu jenis pelarut yang terbentuk dari dua campuran yang membentuk titik eutaktik dan mempunyai titik beku yang jauh lebih rendah daripada masing-
masing komponen penyusunnya [11]. Deep Eutectic Solvent DES merupakan campuran dari suatu komponen
garam ammonium kuartener dengan suatu senyawa organik yang berfungsi sebagai hydrogen bond donor HBD seperti alkohol, asam, halida, amina, asam amino dan
lain-lain hingga membentuk campuran eutektik [11; 25]. Meskipun memiliki sifat yang hampir sama dengan Ionic Liqiuds ILs, akan tetapi, DES tidak dapat
dikatakan sebagai ILs, hal ini dikarenakan : 1 DES tidak terbentuk dari jenis ionik dan 2 dapat ditemukan dari jenis non-ionik [26]. DES merupakan suatu terobosan
pelarut baru yang murah, mudah diproduksi, dan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi menjadikan DES mempunyai potensi yang besar dalam pengaplikasiannya
dalam skala yang besar [3; 27]. DES sebagai sebuah terobosan pelarut yang baru mempunyai beberapa kelebihan seperti : 1 bio-degradable, 2 tidak mudah
terbakar, 3 toksisitas rendah, 4 tekanan uap yang rendah, dan 5 stabilitas panas yang tinggi, 6 harga yang murah 7 mudah disintesis dengan kemurnian yang
tinggi, [11; 25; 28].
Gambar 2.4 Diagram Representasi Teori Titik Eutektik Campuran [29]
melting point of A
liquid L melting point of B
eutectic point A + L
B + L
A + B
Universitas Sumatera Utara
12 DES telah banyak digunakan dalam proses pembuatan biodiesel, beberapa
diantaranya dengan menggunakan choline chloride : gliserol, dan choline chloride : PTSA [12, 14]. Selain penggunaannya sebagai pelarut dalam sintesis biodiesel, DES
juga telah digunakan dalam bidang elektrodeposisi, katalis ataupun pelarut dalam bidang reaksi kimia, enzimatik, dan sebagai pelarut pada ekstraksi [15]. DES dapat
digunakan sebagai pelarut untuk pembuatan polimer, absorpsi CO
2
, dan pemurnian biodiesel [30].
Berikut merupakan gambar ilustrasi pembuatan biodiesel tanpa menggunakan DES dan dengan menggunakan DES.
a. Tanpa DES
b. Menggunakan DES
Gambar 2.5 Ilustrasi pembuatan biodiesel a tanpa menggunakan DES dan b menggunakan DES [12]
Penggunaan DES dalam reaksi pembuatan biodiesel bertujuan untuk mengubah distribusi fasa komponen pada campuran reaktan yang bertujuan untuk
mengurangi terbentuknya reaksi saponifikasi, dan mempermudah pemisahan dan pemurnian produk biodiesel [12].
Universitas Sumatera Utara
13
2.5 Sintesis Deep Eutectic Solvent DES