Transesterifikasi tanpa Menggunakan Pelarut

8 menggunakan bantuan katalis untuk mempercepat reaksi yang terjadi. Disamping penggunaan katalis untuk mempercepat reaksi, penggunaan pelarut juga digunakan sebagai salah satu cara untuk mempercepat reaksi agar mendapatkan hasil yang optimal.

2.3.1 Transesterifikasi tanpa Menggunakan Pelarut

Proses pembuatan biodiesel yang biasa dilakukan dengan proses yang mudah serta dapat dikembangkan dalam industri yaitu dengan reaksi alkoholisis transesterifikasi. Reaksi alkoholisis merupakan reaksi kimia dari minyak atau lemak dengan alkohol dengan bantuan katalis asam atau basa yang akan membentuk ester dan gliserol. Reaksi ini merupakan reaksi reversible yang berurutan dimana trigliserida dikonversikan menjadi digliserida, digliserida kemudian dikonversikan menjadi monogliserida dan diikuti pengkonversian monogliserida menjadi gliserol. Dari masing – masing tahapan tersebut terbentuk ester dan tiga molekul ester dibentuk dari satu molekul trigliserida [20]. Reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut : Trigliserida metanol metil ester digliserida Digliserida metanol metil ester monogliserida Monogliserida metanol metil ester gliserol Gambar 2.1 Tahapan Reaksi Alkoholisis [20] katalis katalis katalis Universitas Sumatera Utara 9 Berikut ini merupakan mekanisme reaksi transesterifikasi dengan menggunakan katalis basa. Step 1 : Step 2 : Step 3 : Gambar 2.2 Mekanisme reaksi transesterifikasi dengan menggunakan katalis basa homogen [21] Katalis berfungsi untuk meningkatkan laju reaksi dan laju reaksi dan yield dari suatu reaksi. Dalam pembuatan biodiesel yang merupakan reaksi bolak-balik reversible, alkohol berlebih digunakan untuk menghambat terjadinya reaksi balik ke arah reaktan. Katalis yang umum digunakan pada produksi biodiesel melalui proses transesterifikasi adalah katalis basa yang bersifat homogen, seperti natrium hidroksida NaOH, kalium hidroksida KOH, dan natrium metoksida NaOCH 3 . Penggunaan katalis asam juga dapat digunakan dalam pembuatan biodiesel, akan tetapi, hal ini dapat menyebabkan korosi pada peralatan yang digunakan dan reaksi yang berjalan juga lambat [22]. Penggunaan katalis basa yang bersifat homogen pada pembuatan biodiesel memberikan beberapa dampak negatif, seperti menghasilkan air buangan dalam jumlah besar dalam proses pemurniannya dan katalis yang tidak dapat digunakan kembali. Penggunaan katalis basa seperti NaOH, KOH dan Universitas Sumatera Utara 10 NaOCH 3 juga sangat sensitif terhadap keberadaan air diatas 2 vv maupun asam lemak bebas pada minyak diatas 0,05 vv yang akan dijadikan biodiesel. Disamping kerugian menggunakan katalis basa yang bersifat homogen, terdapat keuntungan penggunaannya, yaitu : 1 reaksi yang berlangsung sangat cepat, 2 menggunakan energi yang lebih sedikit, dan 3 katalis basa seperti NaOH dan KOH mudah ditemukan dan harganya murah [20; 22; 23].

2.3.2 Transesterifikasi dengan Menggunakan Pelarut