Penyesuaian Dosis Pada Pasien Gangguan Ginjal Kronik

15

2.4 Penyesuaian Dosis Pada Pasien Gangguan Ginjal Kronik

Peresepan untuk penderita dengan gangguan ginjal memerlukan pengetahuan mengenai fungsi hati dan ginjal penderita, riwayat pengobatan, metabolisme zat aktivitas obat, lama kerja obat serta cara ekskresinya. Tingkatan fungsi ginjal yang memerlukan penurunan dosis tergantung berapa bagian obat yang secara normal dikeluarkan melalui ginjal dan berapa bagian yang melalui rute metabolisme lain serta seberapa toksis obat tersebut Aslam, dkk., 2003. Pada pasien dengan riwayat gangguan ginjal atau penyakit lainnya kelainan hati yang mempengaruhi metabolisme obat, perlu diketahui dengan jelas dan juga perlu ditelusuri riwayat penggunaan obat dan kemungkinan adanya alergi obat. Catatan rekam medik harus diteliti dengan cermat terutama bila ada penambahan obat baru. Pemeriksaan fisik seperti tinggi badan, berat badan, bentuk tubuh, status nutrisi serta adanya edema atau dehidrasi perlu diidentifikasi untuk pengaturan dosis obat Nasution, et al., 2003. Sebelum melakukan penyesuaian dosis obat apapun, harus ditentukan secara jelas rute eliminasi bahan tersebut. Eliminasi obat merupakan parameter yang paling penting untuk dipertimbangkan pada saat penentuan dosis obat karena eliminasi obat atau metabolitnya mungkin menurun sehingga menyebabkan peningkatan efek farmakologis atau toksisitas. Eliminasi sebagian besar obat yang terutama melalui ginjal akan menurun pada pasien yang menderita gangguan ginjal. Sampai tingkatan mana gangguan ginjal dapat mempengaruhi eliminasi tergantung pada presentase obat dalam bentuk tidak berubah yang dikeluarkan melalui ginjal. Sebaliknya, klirens obat yang terutama dieliminasi melalui Universitas Sumatera Utara 16 mekanisme selain ginjal misalnya, metabolisme melalui hati tidak terlalu berubah pada penderita dengan penyakit ginjal Aslam, dkk., 2003. Obat yang terutama dalam bentuk metabolit aktif akan diekskresikan melalui ginjal, maka penyesuaian dosis atau modifikasi takaran sangat penting untuk pasien dengan advanced renal failure. Takaran pemeliharaan maintenance dose perlu penyesuaian takaran dengan cara interval pemberian obat diperpanjang atau pengurangan takaran obat. Bila digunakan cara memperpanjang interval pemberian obat, maka takaran obat sama usual dose dan tidak diperlukan penyesuaian takaran obat. Bila digunakan teknik dosage reduction, takaran obat dikurangi dari dosis lazim tetapi interval pemberian obat tetap sama. Teknik penyesuaian takaran obat ini mempunyai tujuan untuk mempertahankan konsentrasi obat sehingga efek terapeutik cukup efektif dan terhindar dari akumulasi obat yang dapat menyebabkan efek samping. Pemantauan monitoring konsentrasi obat sangat penting sebagai panduan terapi obat dan mencegah toksisitas obat Sukandar, 2006. Menurut Ashley 2004, bila klirens kreatinin dibawah 60 mlmenit maka perlu penyesuaian dosis obat yang akan dikonsumsi. Berikut ini beberapa macam obat yang perlu penyesuaian dosis bila akan diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan ginjal, yaitu: a. antibiotikantifungi: aminoglikosida gentamisin, carbapenem meropenem b. antikoagulan: low molecular weight heparin enoxaparin c. obat jantung: digoksin dan atenolol Universitas Sumatera Utara 17 d. diuretik: bila klirens kreatinin kurang dari 30 mlmenit maka hindari penggunaan obat diuretik yang menahan kalium, obat thiazide akan berkurang efektivitasnya e. psikotropikaantikejang: lithium dan topiramate f. obat hipoglikemik: metformin, glibenklamid dan insulin g. obat lain: methotrexate dan penicillamine

2.5 Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Gangguan Ginjal Kronik