9
darah, serta hormon prostaglandin yang berguna dalam berbagai mekanisme tubuh Purnomo, 2012.
2.1.2 Epidemiologi
Beberapa tahun belakangan ini, penderita gangguan ginjal di Indonesia saat ini terbilang tinggi yakni mencapai 300.000 orang.Berdasarkan hasil survei
Perhimpunan Nefrologi Indonesia PERNEFRI menunjukkan bahwa 12,5 sekitar 25 juta penduduk dari populasi penduduk Indonesia yang mengalami
penurunan fungsi ginjal PERNEFRI, 2009. Menurut hasil penelitian Hallan SI, et al., tahun 2006 menyatakan bahwa, prevalensi dari gangguan ginjal kronik pada
populasi umum Eropa yaitu sebesar 10,2, dan prevalensi Amerika Serikat yaitu sebesar 11,5. Berdasarkan data United State Renal Data System USRDS tahun
2013 diperkirakan lebih dari 20 juta atau lebih dari 10 orang dewasa di Amerika Serikat yang mengalami penyakit ginjal kronik per tahunnya. Kasus
penyakit ginjal di dunia per tahun meningkat sebanyak lebih dari 50. Menurut hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi tertinggi terdapat di
Provinsi Sulawesi Tengah dan terendah di Provinsi Kalimantan Timur, NTB, DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan dan Riau
Kemenkes., 2013.
2.1.3 Etiologi
Gangguan ginjal kronik pada umumnya disebabkan oleh Glomerulonefritis, hipertensi esensial dan pielonefritis. Gangguan ginjal kronik
yang berhubungan dengan penyakit ginjal polikistik dan nefropati obstruktif hanya 15 – 20. Glomerulonefritis kronik merupakan penyakit parenkim ginjal
progresif dan difus yang seringkali berakhir dengan gagal ginjal kronik. Pada
Universitas Sumatera Utara
10
umumnya lebih sering pada laki-laki daripada perempuan, dengan usia antara 20 – 40 tahun. Penyakit ginjal hipertensif juga merupakan salah satu penyebab
gangguan ginjal kronik. Insiden hipertensi esensial berat yang berakhir dengan gagal ginjal kronik kurang dari 10 Sukandar, 2006.
2.1.4 Klasifikasi
Klasifikasi derajat penurunan Laju Filtrasi Glomerulus LFG sangat penting sebagai panduan terapi konservatif pada penderita yang mengalami
penyakit gangguan ginjal kronik dan saat dimulainya terapi pengganti faal ginjal. Derajat penyakit gagal ginjal kronik berdasarkan Laju Filtrasi Glomerulus LFG
sesuai dengan rekomendasi National Kidney Foundation Kidney Disease Outcomes Quality Initiative NKF-KDOQI 2004 dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Klasifikasi gangguan ginjal kronik berdasarkan derajatnya
Derajat Penjelasan
LFG mlmenit1,73m
2
1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau
meningkat ≥ 90
2 Kerusakan ginjal dengan LFG turun ringan
60 – 89 3
Kerusakan ginjal dengan LFG turun sedang 30 – 59
4 Kerusakan ginjal dengan LFG turun berat
15 – 29 5
Gagal ginjal 15 atau dialisis
Sumber: NKF-KDOQI 2004 Klasifikasi derajat penurunan faal ginjal berdasarkan LFG dapat dilihat
pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Klasifikasi derajat penurunan faal ginjal berdasarkan LFG
Derajat Primer LFG
Sekunder = Kreatinin mg A
Normal Normal
B 50 – 80 Normal
Normal – 2,4 C
20 – 50 Normal 2,5 – 4,9
D 10 – 20 Normal
5,0 – 7,9 E
5 – 10 Normal 8,0 – 12,0
F 5 Normal
12,0
Universitas Sumatera Utara
11
Sumber: International committee for nomenclature nosology of renal disease 1975 dalam Sukandar, 2006.
2.2 Farmakokinetik Pada Pasien Gangguan Ginjal Kronik