33
tersendiri. Selain itu, setelah usia 35 tahun, laju filtrasi glomerulus LFG akan menurun hingga 8 – 10 mlmenit1,73m
2
dekade. Hal ini dikarenakan banyak jaringan yang hilang dari korteks ginjal, glomerulus, dan tubulus Guyton dan
Hall, 2006. Hal ini juga disebabkan oleh proses penuaan yangmengakibatkan berkurangnya jumlah nefron dan berkurangnya kemampuan untukmenggantikan
sel-sel yang telah mengalami kerusakan. Proses ini tidak sama padasetiap orang, ada yang mempertahankan LFG dengan baik tetapi faal ini dapatmenurun dengan
cepat misalnya karena hipertensi atau gangguan fungsi jantungMarkum, 2003.
4.2 Karakteristik Jenis Kelamin
Gambaran karakteristik jenis kelamin dari subyek penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Gangguan Ginjal Kronik Di
RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Januari – Juni 2014. Jenis Kelamin
Frekuensi jumlah pasien Persentase
Laki-laki 40
48,8 Perempuan
42 51,2
Total 82
100 Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh persentase pasien yang menderita
gangguan ginjal kronik lebih tinggi pada pasien dengan jenis kelamin perempuan 51,2 dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki 48,8. Hasil penelitian ini
berbeda dengan penelitian Siregar 2012 yang menyatakan persentase pasien gagal ginjal kronik tertinggi adalah pada pasien berjenis kelamin laki-laki 61
dan pada perempuan 39, menurut penelitian Romauli 2009 pada laki-laki 53,4 dan pada perempuan 46,6, dan juga penelitian Umri 2011 yang
meneliti karakteristik penderita gangguan ginjal kronik rawat inap di RSU Dr.
Universitas Sumatera Utara
34
Pirngadi Medan tahun 2010, dimana proporsi jenis kelamin tertinggi ialah pada jenis kelamin laki-laki 54,7.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hallan, et al., 2006 di Norway yang mendapatkan perbandingan proporsi pasien
gangguan ginjal kronik pada pasien berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki yaitu 34 53,1 : 30 46,9. Hallan juga
melampirkan hasil prevalensi dari The Third National Health And Nutrition Examination Survey NHANES III yang menyatakan bahwa prevalensi pasien
yang menderita gangguan ginjal kronik pada pasien dengan jenis kelamin perempuan di US White dan Norwegia memiliki jumlah yang lebih tinggi
daripada laki-laki. Pada penelitian ini didapatkan bahwa pasien dengan jenis kelamin
perempuan yang paling banyak menderita penyakit gangguan ginjal kronik namun penelitian mengenai hubungan jenis kelamin dengan penyakit gangguan ginjal
kronik belum ada. Setiap penyakit dapat menyerang manusia baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan, tetapi pada beberapa penyakit terdapat
perbedaan frekuensi antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hal ini antara lain disebabkan karena perbedaan pekerjaan, kebiasaan atau pola hidup yang
kurang sehat seperti misalnya merokok, mengonsumsi alkohol, kopi dan minuman berenergi, genetika atau kondisi fisiologisnya Susalit, 2012.
4.3 Karakteristik Stadium Gangguan Ginjal Kronik