UUPT. Bahkan dalam pasal yang sama jika perusahaan tidak melakukan hal tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kemudian dalam penjelasan umum Undang–Undang Perseroan tersebut disebutkan
tentang tujuan tanggung jawab sosial dan lingkungan yakni mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan itu sendiri, komunitas setempat dan masyarakat pada
umumnya. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mendukung terjalinnya hubungan perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan
lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat, maka ditentukan, perseoan yang menjalankan kegiatan usahanya yang
berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang harus dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang dilaksanakan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Kegiatan tersebut dimuat
dalam laporan tahunan perseroan.
5. Persepsi Masyarakat Terhadap CSR
Persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar,
merasakan, memberi serta meraba dan proses terjadinya persepsi ini perlu fenomena Widayatun, 1999.
Persepsi bertautan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang obyek atau kejadian pada saat tertentu. Sehingga persepsi dapat
terjadi kapan saja stimulus menggerakkan indera. Persepsi mencakup kognisi pengetahuan. Jadi persepsi mencakup penafsiran obyek, tanda
dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan. Dengan kata lain persepsi mencakup penerimaan stimulus, pengorganisasian stimulus, dan
penerjemahan atau penafsiran stimulus yang dapat mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap Gibson et al, 1994.
Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan Rakhmat, 2005. Leavitt 1978 menyatakan pengertian persepsi perception dalam arti sempit ialah penglihatan,
bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang
atau mengartikan sesuatu. Hal tersebut juga berarti bahwa setiap orang menggunakan kacamata sendiri-sendiri dalam memandang dunianya.
Ada beberapa sub proses dalam persepsi dan dapat digunakan sebagai bukti bahwa sifat persepsi itu merupakan hal yang komplek dan
interaktif. Sub proses pertama ialah stimulusa atau stimuli yang hadir. Mulai terjadinya persepsi ketika seseorang dihadapkan dengan situasi
atau stimulus. Sub proses selanjutnya adalah regristrasi, interpretasi dan umpan balik feedback. Dalam masa regrisrasi suatu gejala yang nampak
adalah mekanisme fisik yang berupa pengindraan saraf seseorang terpengaruh, kemampuan fisik untuk mendengar dan melihat akan
mempengaruhi persepsi. Dalam hal ini seseorang mendengar atau melihat informsi terkirim kepadanya kemudian mendaftarnya. Setelah itu tejadi
interpretasi sebagai suatu aspek kognitif penting persepsi. Proses ini tergantung pada cara pendalaman learning, motivasi dan kepribadian
seseorang, sehingga suatu informasi yang sama dapat berbeda interpretasinya. Sub proses terakhir adalah umpan balik feedback. Sub
proses ini dapat mempengaruhi persepsi seseorang Toha, 1994. Atkinson dan Hilgard 1991 sebagaimana dikutip oleh Hadi
2001 menyatakan bahwa sebagai suatu cara pandang atau penilaian, persepsi termasuk proses komunikasi yang timbul karena adanya respon
terhadap stimulus. Empat hal yang berpengaruh dalam persepsi, yaitu : persepsi dalam belajar yang berbeda, kesiapan mental, kebutuhan dan
motivasi, persepsi gaya berpikir yang berbeda. Persepsi atau tanggapan di dalam bentuk data aktualnya disebut informasi Widayatun, 1999. Jadi
kesimpulannya persepsi merupakan pandangan seseorang terhadap sesuatu.
6. Faktor-Faktor Pembentuk Persepsi