Hidup Sederhana GAYA HIDUP BIBEL KRING PANANGKASI DI KECAMATAN

mereka buat berdasarkan Alkitab yang tertulis dalam Yesaya 2:8-9 63 dan dari Roma 1:25 64

4.12 Hidup Sederhana

. Jadi karena naats dari Alkitab diataslah yang membuat mereka tidak mau menghormat dan mendirikan bendera. Hidup sederhana yang dimaksud adalah hidup tanpa memikirkan kenikmatan duniawi. Mereka hidup dengan kebiasaan sederhana. Bagi ibu-ibu penganut komunitas Bibel Kring Panangkasi wajib memakai sarung dalam kegiatan apapun. Ini merupakan sebuah ciri khas bagi komunitas mereka. Ketika menemui ibu-ibu komunitas ini baik dipajak, sawah atau dimanapun pasti menggunakan sarung. Mereka juga tidak diperkenankan menggunakan kosmetik atau perhiasan. Mereka harus tampil sederhana dan apa adanya. Mereka juga komunitas yang ketinggalan dalam teknologi, mereka tidak mau mengunakan kemajuan teknologi seperti Televisi dan Handphone. Kesederhanaan dalam teknologi ini berlangsung sampe tahun 2000-an. Namun setelah tahun 2005 mereka mulai menggunakan televisi yang kemudian disusul dengan penggunaan Handphone. 63 Isi Alkitab dari Yesaya 2:8-9 adalah Negerinya penuh berhala-hala, mereka sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri dan kepada yang dikerjakan oleh tangannya. Maka manusia ditundukkan dan orang direndahkan, janganlah ampuni mereka 64 Isi Alkitab dari roma 1:25 adalah Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan penciptanya yang harus dipuji selama- lamanya. Universitas Sumatera Utara Hal diakibatkan oleh permintaan dari anak-anak mereka. Gaya hidup ini bergeser dalam komunitas mereka karena dua faktor: 1. Faktor kemajuan teknologi 2. Faktor tuntutan dari anak-anak mereka Tuntutan dari anak-anak mereka ini juga karena pengaruh lingkungannya. Lingkungan di Kecamatan Lumbanjulu sudah banyak menggunakan teknologi seperti televisi dan handphone. Hal inilah yang memicu anak-anak mereka menuntut untuk menggunakan teknologi seperti yang sudah digunakanmasyarakat sekitarnya. Universitas Sumatera Utara

BAB V KEBERTAHANAN BIBEL KRING PANANGKASI DI KECAMATAN

LUMBANJULU Kecamatan Lumbanjulu adalah sebuah Kecamatan yang mayoritas bersuku Batak Toba.Menurut pandangan orang Batak Toba, kebudayaannya memiliki sistem nilai budaya yang amat penting, yang menjadi tujuan dan pandangan hidup secara turun-temurun yakni kekayaan hamoraon, banyak keturun hagabeon dan kehormatan hasangapon. Hubungan sosial diatur oleh sistem sosial yang berlandaskan kepada marga clan. 65 Tujuan dan pandangan hidup Batak Toba tersebut tidak diterapkan oleh Bibel Kring Panangkasi didalam kehidupan mereka. Mereka lebih menyenangi hidup sederhana tanpa memiliki tujuan untuk hamoraon, hagabeon dan hasangapon. Mereka tidak ada yang ingin berpendidikan tinggi atau ingin menjadi pemimpin. Bagi mereka hal itu akan mendekatkan dirinya dengan kesombongan. Semua masyarakat komunitas Bibel Kring Panangkasi sumber mata pencaharian pokoknya adalah bertani. Mereka memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap tanah. Sawah dan ladang adalah lahan produksi yang utama bagi kalangan mereka. Tidak ada pekerjaan yang mereka senangi selain bertani. 65 Marga adalah dasar terjadinya hubungan Dalihan Natolu. Marga merupakan nama kolektif sekelompok warga keturunan satu nenek moyang yang dihitung dari tingkat atas yang lebih tinggi. Universitas Sumatera Utara