5.2 Faktor Kebertahan Bibel Kring Panangkasi di Kecamatan
Lumbanjulu
Dengan kemajuan permintaan anak dalam komunitas Bibel Kring Panangkasi, maka banyak orang tua yang memilih keluar dari komunitas ini. Mereka memilih
untuk masuk lagi kedalam gereja daripada bertahan didalam komunitas Bibel Kring Panangkasi. Sebelumnya, anggota komunitas Bibel Kring Panangkasi mencapai 60
orang. Akhir tahun 2007, anggota komunitas ini tertinggal beberapa orang. Berkurangnya penganut sekte ini diakibatkan oleh gaya hidup Bibel Kring
Panangkasi yang tidak terikuti oleh mereka lagi. Namun ada yang memilih bertahan di komunitas Bibel Kring Panangkasikarena dua faktor yaitu faktor intern dan
ekstern.
5.1.1 Faktor Intern
Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam diri komunitas Bibel Kring Panangkasi. Mereka bertahan memang karena keyakinan dari dalam diri mereka dan
merupakan turunan kepercayaan dari orang tua mereka. a.
Keyakinan Mereka yakin dan percaya bahwa ajaran Bibel Kring Panangkasi adalah
kebaikan. Meskipun banyak tantangan yang harus mereka hadapi namun tidak memudarkan kepercayaan mereka tersebut. Kebertahanan mereka dengan
Universitas Sumatera Utara
ajaran ini memang karena dorongan dari dalam diri untuk menjalankan hidup sesuai dengan Alkitab.
b. Turunan kepercayaan Orang Tua
Mereka yang bertahan dalam komunitas ini Bibel Kring Panangkasi adalah keturunan dari penganut Bibel Kring Panangkasi sebelumnya di Kecamatan
Lumbanjulu. Kepercayaan itu sudah diajarkan diamanahkan oleh Orang Tua mereka. Mereka sudah nyaman dengan ajaran yang diajarkan oleh Orang Tua
mereka. Hal ini juga yang membuat mereka mempertahankan komunitas mereka.
5.1.2 Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar. Mereka yang bertahan dalam komunitas Bibel kring Panangkasikarena sudah mendapat dukungan dari
pemerintah dan masyarakat di Kecamatan Lumbanjulu. a.
Dukungan Pemerintah Dukungan pemerintah terhadap komunitas ini dilihat dari kenyamanan mereka
di Kecamatan Lumbanjulu. Pemerintah sudah tidak mengganggu komunitas Bibel Kring Panangkasi lagi. Hal ini dikarenakan mereka adalah pembayar
pajak yang baik. Selain itu sekte mereka tidak mengganggu dilingkungan masyarakat Kecamatan Lumbanjulu.
Universitas Sumatera Utara
b. Dukungan Masyarakat
Dukungan masyarakat terhadap komunitas mereka dilihat dari kenyamanan mereka dilingkungan masyarakat. Masyarakat sudah memberi respon yang
baik kepada mereka. Masyarakat sudah memaklumi perbedaan ajaran mereka sehingga sudah terjalin hubungan yang baik diantara mereka. Dengan adanya
peran mereka dalam hidup bermasyarakat, komunitas ini sudah diterima baik oleh masyarakat sekitar. Masyarakat juga sudah ikut serta menghadiri acara
pernikahan dalam komunitas mereka.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Bibel Kring Panangkasi adalah sebuah aliran keagamaan yang pecah dari gereja HKBP Tiga Dolok. Bibel Kring Panangkasi ada sejak tahun 1944 dan
berkembang pertama sekali di Kota Balata. Bibel Kring Panangkasi digerakkan oleh seorang guru SD sekaligus pengurus gereja HKBP. Bibel Kring Panangkasi pecah
dari gereja HKBP karena terdapatnya perbedaan teologis dan dogmatis. Perbedaan pandangan ini membuat komunitas mereka tidak diterima lagi di gereja lama
sehingga mereka mengasingkan diri dan membentuk komunitas sendiri. Kemudian mereka menyebarkan sektenya dengan mengajak keluarga dan kerabatnya ikut
beribadah pada hari minggu. Hal inilah yang membuat komunitas Bibel Kring Panangkasimenyebar ke berbagai daerah seperti Tiga Dolok, Tebing, Bombongan,
Kerasaan, Siantar, Perdagangan, Aeknatolu dan ke Kecamatan Lumbanjulu. Bibel Kring Panangkasimenyebar ke Kecamatan Lumbanjulu pada tahun
1959. Komunitas ini dibawa oleh teman L. Samosir, penerus penyebar sekte Bibel Kring Panangkasi. Yang membawa komunitas Bibel Kring Panangkasi ke
Kecamatan Lumbanjulu adalah Pandis Sinurat dan Jesayas Pardede. Mereka juga menyebarkan sekte ini dengan mengajak saudara dan keluarganya ikut beribadah.
Mereka tidak menerapkan pintu ke pintu untuk mengajak masyarakat masuk kedalam
Universitas Sumatera Utara