Daya Upaya Benar Anupadisesa-nibbana, yaitu nibbana yang tanpa sisa
122 Kelas XI SMASMK
Renungan
Kisah Sariputta Thera
Upatissa dan Kolita adalah dua orang pemuda dari Dusun Upatissa dan Dusun Kolita, dua dusun di dekat Rajagaha. Ketika melihat suatu
pertunjukan, mereka menyadari ketanpa-intian dari segala sesuatu. Lama mereka berdua mendiskusikan hal itu, tetapi hasilnya tidak memuaskan.
Akhirnya, mereka bersama-sama memutuskan untuk mencari jalan keluarnya.
Pertama-tama, mereka berguru kepada Sanjaya, petapa pengembara di Rajagaha. Akan tetapi, mereka merasa tidak puas dengan apa yang ia
ajarkan. Oleh karena itu, mereka pergi mengembara ke seluruh daerah Jambudipa untuk mencari guru lain yang dapat memuaskan mereka.
Lelah melakukan pencarian, akhirnya mereka kembali ke daerah asal mereka karena tidak menemukan Dharma yang sebenarnya. Pada saat itu
mereka berdua saling berjanji akan terus mencari. Jika di antara mereka ada yang lebih dahulu menemui kebenaran Dharma, harus memberi tahu
yang lainnya. Suatu hari, Upatissa bertemu dengan Assaji Thera, dan belajar darinya
tentang hakikat Dharma. Sang Thera mengucapkan syair awal, “Ye Dharma hetuppabhava, yang berarti “Segala sesuatu yang terjadi berasal
dari suatu sebab.” Mendengar syair tersebut, mata batin Upatissa terbuka. Ia langsung
mencapai tingkat kesucian sotapatti magga dan phala. Sesuai janji
bersamanya, ia pergi menemui temannya Kolita, menjelaskan padanya
123 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
bahwa ia, Upatissa, telah mencapai tahap keadaan tanpa kematian, dan mengulangi syair tersebut di hadapan temannya. Kolita juga berhasil
mencapai tingkat kesucian sotapatti pada saat akhir syair itu diucapkan. Mereka berdua teringat pada bekas guru mereka, Sanjaya, dan berharap
ia mau mengikuti jejak mereka. Setelah bertemu, mereka berdua berkata kepadanya, “Kami telah menemukan seseorang yang dapat menunjukkan
jalan dari keadaan tanpa kematian; Sang Buddha telah muncul di dunia ini, Dharma telah muncul; Sangha telah muncul...., mari kita pergi kepada
Sang Guru. Mereka berharap bahwa bekas guru mereka akan pergi bersama
mereka menemui Sang Buddha, dan berkenan mendengarkan ajaran-Nya juga sehingga akan mencapai tingkat pencapaian magga dan phala. Tetapi
Sanjaya menolak. Oleh karena itu, Upatissa dan Kolita, dengan dua ratus lima puluh pengikutnya, pergi menghadap Sang Buddha di Veluvana. Di
sana mereka ditahbiskan dan bergabung dalam pasamuan para bhikkhu. Upatissa sebagai anak laki-laki dari Rupasari menjadi lebih dikenal
sebagai Sariputta. Kolita sebagai anak laki-laki dari Moggalli, lebih dikenal sebagai Moggallana. Dalam tujuh hari setelah menjadi anggota Sangha,
Moggallana mencapai tingkat kesucian arahat. Sariputta mencapai tingkat yang sama dua minggu setelah menjadi anggota Sangha.
Kemudian, Sang Buddha menjadikan mereka berdua sebagai dua murid utama-Nya agga-savaka. Kedua murid utama itu, kemudian
menceritakan kepada Sang Buddha bagaimana mereka pergi ke festival Giragga, pertemuan dengan Assaji Thera, dan pencapaian tingkat kesucian
sotapatti. Mereka juga bercerita kepada Sang Buddha tentang bekas guru mereka, Sanjaya, yang menolak ajakan mereka.