Malu untuk Berbuat Jahat hiri

11 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Sīla merupakan latihan atau praktik moral. Oleh karena itu, sīla seha- rusnya bukan hanya dipandang sebagai teori, tetapi merupakan latihan dan pembiasaan untuk berperilaku baik. Sīla tidak dapat dipisahkan de- ngan aktivitas sehari-hari seseorang, mulai dari bangun tidur pada pagi hari hingga beranjak tidur lagi pada malam harinya. Manusia bermoral berarti manusia yang mempraktikkan nilai-nilai moralitas, bukan sekadar manusia yang mengerti tentang nilai-nilai moralitas. Ucapan apa pun yang keluar dari mulut seseorang dan perbuatan apa pun yang dilakukan melalui jasmaninya merupakan cerminan dari moralitasnya. Oleh karena itu, untuk menjadi manusia bermoral, orang harus setiap saat mengendalikan ucapan dan perbuatannya. Pada umumnya, seseorang cenderung mengendalikan ucapan dan perbuatannya ketika berhadapan dengan banyak orang atau berhadapan dengan orang yang disegani. Tetapi di luar itu, terkadang ucapan dan perbuatannya tidak terkontrol. Contohnya, seorang anak yang hanya bersikap sopan di hadapan para guru di sekolah, tetapi sikap itu jarang dia tunjukkan ketika berada di lingkungan keluarga atau pergaulannya. Moralitas yang seperti ini disebut moralitas semu. Ucapan dan tingkah laku seseorang pada umumnya meniru dari yang sering didengar, dilihat, bahkan dialaminya. Apa yang kita ucapkan dan lakukan merupakan cerminan dari apa yang sering kita dengar dan lihat. Apa yang kita ucapkan dan lakukan juga akan tercermin pada ucapan dan perbuatan orang-orang di sekitar kita seperti anak, adik, saudara, dan teman-teman yang sering berinteraksi dengan kita. 12 Kelas XI SMASMK Prinsip berpikirmerenung terlebih dahulu sebelum berucap atau berbuat harus dikedepankan. Apa yang harus direnungkan? Renungkanlah akibat yang akan timbul dari ucapan dan perbuatan yang akan kita lakukan. Apakah ucapan atau perbuatan tersebut bermanfaat untuk diri dan orang lain, atau justru sebaliknya? Jika bermanfaat untuk diri dan orang lain, maka lakukanlah. Tetapi jika hanya memberikan manfaat sepihak atau tidak bermanfaat bagi kedua belah pihak, janganlah dilakukan. Hiri dan otappa dapat tumbuh dalam diri apajika kita membudayakan merenung sebelum berucap dan berbuat. Contoh perenungan yang dapat menumbuhkan hiri dan otappa adalah sebagai berikut. 1. “Semua teman memandang saya sebagai orang yang bersih dan jujur. Apa jadinya jika mereka mengetahui bahwa saya mencuri? Mau ditaruh di mana muka saya ini?” 2. “Semua orang mengetahui saya sebagai orang yang berpendidikan. Apa jadinya jika mereka mengetahui bahwa saya melakukan perbuatan tidak terpuji ini?” 3. “Jika saya melakukan perbuatan tidak terpuji, semua anggota keluarga besarku namanya juga ikut tercemar. Oleh karena itu, saya tidak boleh melakukan perbuatan tercela ini.” 4. “Jika saya melakukan kecurangan ini, suatu saat ketika orang lain mengetahuinya mereka tidak akan mempercayaiku lagi.”