Pada saat musim hujan tanaman rumput laut sering diserang penyakit ”ice- ice
” yang disebabkan oleh bakteri. Sebaliknya saat musim cerah, kelebihan cahaya menyebabkan thallus rumput laut berubah warna menjadi pucat mendekati
putih dan biasanya mudah patah dan jatuh ke dasar perairan sering disebut “aging effect
”. Dari data pengamatan secara visual intensitas curah hujan mulai terjadi minggu ke-3 sampai minggu ke-5. Diperkirakan terdapat hubungan antara
intensitascurah hujan dengan persentase pertumbuhan Eucheuma cattonii seperti yang dikatakan oleh Kahat et al., 1992 bahwa budidaya Eucheuma cattonii pada
musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan akan menghasilkan produksi yang lebih besar.
4.5.4 Salinitas
Salinitas perairan penting bagi organisme laut terutama dalam mengatur tekanan osmosis yang ada dalam tubuh organisme dengan lingkungannya.
Menurut Zatnika dan Angkasa 1994 menyatakan bahwa salinitas perairan untuk budidaya rumput laut jenis Eucheuma sp berkisar antara 28-34 ppt. Dimana
salinitas perairan selama penelitian berkisar antara 30,5-32 ppt, salinitas maksimum terjadi pada minggu ke-1 dan ke-7. dari hasil penelitian nilai salinitas
cenderung konstan karena diduga adanya aliran arus yang sedang dan merata sehingga memperlihatkan bahwa salinitas pada perairan ini cukup menunjang
pertumbuhan dan perkembangan rumput laut Eucheuma cattonii.
Minggu Ke-
sa lin
it a
s p
p t
7 6
5 4
3 2
1 32,00
31,75 31,50
31,25 31,00
30,75 30,50
Salinitas Perairan Pada Lokasi Penelitian
Gambar 18. Rata-rata salinitas perairan pada lokasi penelitian.
4.5.5 Oksigen terlarut
Oksigen dihasilkan dari tanaman rumput laut dan menjadi kelanjutan kehidupan biota perairan karena dibutuhkan oleh hewan dan tanaman air,
termasuk bakteri untuk respirasi. Fitoplankton juga membantu menambah jumlah kadar oksigen terlarut pada lapisan permukaan di waktu siang hari sebagai hasil
dari fotosintesis. Dari hasil penelitian diperoleh kandungan oksigen terlarut berkisar antara 3,63-4,84 mgl dengan rata-rata 4,21 mgl. Salinitas maksimum
terjadi pada minggu ke-6 dan salinitas minimum terjadi pada minggu ke-4.
Minggu Ke-
DO m
g l
7 6
5 4
3 2
1 5,00
4,75 4,50
4,25 4,00
3,75 3,50
Nilai Oksigen Terlarut Pada Lokasi Penelitian
Gambar 19. Nilai oksigen terlarut perairan pada lokasi penelitian.
Rata-rata oksigen terlarut perairan pada minggu ke-3, 4 dan 5 lebih rendah dari rata-rata oksigen terlarut pada minggu ke-6 dan 7. Kondisi ini dipengaruhi
oleh cuaca lokasi yang mendung dan hujan pada minggu ke-3, 4 dan 5. Beberapa saat sebelum pengamatan oksigen terjadi perbedaan konsentrasi kandungan
oksigen yang terjadi ini disebabkan oleh pada saat turun hujan kegiatan fotosintesis ini hanya dapat terjadi bila ada cahaya matahari atau pada kondisi
cerah, sehingga akumulasi oksigen pada saat kondisi cuaca cerah dengan adanya sinar matahari lebih tinggi dibandingkan pada saat cuaca turun hujan kadar DO
perairan kurang dari 4,0 mgl akan menimbulkan efek yang kurang menguntungkan bagi hampir semua organisme akuatik seperti yang terjadi pada
minggu ke-4.
4.5.6 Kecerahan dan kedalaman perairan