Rata-rata oksigen terlarut perairan pada minggu ke-3, 4 dan 5 lebih rendah dari rata-rata oksigen terlarut pada minggu ke-6 dan 7. Kondisi ini dipengaruhi
oleh cuaca lokasi yang mendung dan hujan pada minggu ke-3, 4 dan 5. Beberapa saat sebelum pengamatan oksigen terjadi perbedaan konsentrasi kandungan
oksigen yang terjadi ini disebabkan oleh pada saat turun hujan kegiatan fotosintesis ini hanya dapat terjadi bila ada cahaya matahari atau pada kondisi
cerah, sehingga akumulasi oksigen pada saat kondisi cuaca cerah dengan adanya sinar matahari lebih tinggi dibandingkan pada saat cuaca turun hujan kadar DO
perairan kurang dari 4,0 mgl akan menimbulkan efek yang kurang menguntungkan bagi hampir semua organisme akuatik seperti yang terjadi pada
minggu ke-4.
4.5.6 Kecerahan dan kedalaman perairan
Kecerahan Perairan merupakan salah satu faktor yang penting untuk pertumbuhan alga, sebab rendahnya kecerahan mengakibatkan cahaya matahari
yang masuk ke dalam perairan berkurang. Intensitas matahari yang diterima secara sempurna oleh thallus merupakan faktor utama dalam proses fotosintesis
seperti diketahui fotosintesis rumput laut sangat membutuhkan cahaya dan apabila aktifitas fotosintesisnya terganggu akan mengakibatkan pertumbuhan rumput laut
yang tidak optimal, sebagai contoh adanya cahaya matahari yang berlebihan mengakibatkan tanaman menjadi putih, karena hilangnya protein yang dibutuhkan
untuk hidup. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata kecerahan perairan di
lokasi penelitian pada pagi hari berkisar sebesar 5,85 meter, siang hari sebesar
5,32 meter dan sore hari sebesar 5,75 meter dengan rata-rata tingkat kecerahan sebesar 5,64 meter. Tingkat kecerahan ini termasuk kriteria baik Tabel 2 dan
sangat ideal untuk budidaya rumput laut Eucheuma cattonii karena melebihi kedalaman 5 meter.
Kedalaman perairan pada umumnya dikategorikan dalam dua kelompok yaitu kawasan perairan curam dan kawasan perairan landai. Kondisi perairan
pada lokasi penelitian termasuk dalam pola perairan landai yang sempit dibagian pesisir dengan kedalaman sekitar 15 meter.
4.5.7 Nitrat dan Nitrit
Nitrat merupakan salah satu unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan alga. Nitrat diperairan laut, digambarkan sebagai senyawa mikronutrien
pengontrol produktivitas primer dilapisan permukaan daerah eufotik. Kadar nitrat didaerah eufotik sangat dipengaruhi oleh transportasi nitrat di daerah tersebut.
Menurut Efendi 2003 bahwa kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mgl, akan tetapi jika kadar nitrat lebih besar dari 0,2
mgl akan mengakibatkan eutrofikasi pengayaan yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan alga dan tumbuhan air secara pesat.
Konsentrasi nitrat yang diperoleh selama penelitian berkisar antara 0,119- 0,162 mgl dengan nilai rata-rata 0,144 mgl. Konsentrasi nitrat ini cukup stabil
hal ini menunjukan bahwa kondisi lingkungan perairan lokasi penelitian cukup dinamis, dimana aktifitas biologis organisme laut cukup tinggi. Konsentrasi nitrat
ini cukup baik bagi pertumbuhan rumput laut dan juga menunjukkan bahwa nitrat merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan rumput laut dimana pada
pengukuran minggu ke-1 konsentrasi nitrat ideal untuk rumput laut karena pada
minggu ini rumput laut berada pada periode pertumbuhan eksponensial sehingga protein lebih banyak akibatnya pembentukan dinding sel dan cadangan makanan
lebih sedikit. Disaat pasokan nitrogen sedikit, maka sebagian proses sintesa protein diubah menjadi sintesa karbohidrat. Berdasarkan tingkat kesuburan maka
perairan pada penelitian ini termasuk dalam perairan oligotrofik yaitu perairan yang memiliki kadar nitrat antara 0-1 mgl.
Sedangkan konsentasi kadar nitrit pada lokasi penelitian rata-rata 0.001 mgl, dengan nilai ini menunjukkan bahwa kadar nitrit pada perairan ini sangat
sedikit karena jaraknya yang agak jauh dari pantai dan tidak adanya sungai di sekitar lokasi penelitian.
4.5.8 Ortho-Fosfat