Teknik Pengamatan a. Tanaman uji yang telah ditentukan ditimbang setiap minggu sekali untuk

Keterangan : : Pemberat dari semen X : Pelampung botol aqua : Tali ris : Bambu : Ujung thallus : Tengah thallus : Pangkal thallus Gambar 3. Desain rakit apung dengan perlakuan asal thallus ujung, tengah dan pangkal terhadap bobot bibit 50gr, 100gr dan 150gr dengan jarak tanam 30 cm tampak atas.

3.3.3 Teknik Pengamatan a. Tanaman uji yang telah ditentukan ditimbang setiap minggu sekali untuk

dipantau pertambahan laju pertumbuhannya, yang dicatat pertambahan berat thallus sampai minggu ketujuh. b. Sampel rumput laut disetiap tali ris ditimbang secara berurutan dengan cara membuka ikatan tali ris satu persatu. Sebelum rumput laut ditimbang, direndam terlebih dahulu dalam air laut untuk menghindari kekeringan. c. Selama masa penanaman, rumput laut tidak diberi perlakuan apapun termasuk dibersihkan dari kotoran yang menempel. Tujuannya adalah supaya hasil pertumbuhan rumput laut murni dipengaruhi oleh keadaan oseanografi lingkungan, tanpa campur tangan manusia. d. Pengukuran parameter lingkungan dilakukan secara bersamaan setiap minggu pada saat pengukuran pertumbuhan bobot basah thallus rumput laut. e. Pengukuran pada lokasi penelitian dilakukan tiap hari Kamis Lampiran 1. Adapun waktu pengambilan data dilakukan pada tiga waktu yaitu waktu ke-1 pada pagi hari pukul 08.00, waktu ke-2 pada siang hari pukul 12.00 dan waktu ke-3 pada sore hari pukul 16.00, untuk mewaliki data harian yang diambil. Parameter fisika seperti suhu, kecerahan, kedalaman, kecepatan dan arah arus, gelombang, pasang surut, posisi, cuaca dan substrat dasar diukur secara langsung di lokasi penelitian in situ. Pengukuran suhu permukaan air diukur dengan menggunakan termometer analog yang dicelupkan sekitar ½ m dari permukaan air dengan tiga kali ulangan tiap satu waktu. Pengukuran kedalaman diukur dengan menggunakan alat pengukur panjang, dan dilakukan sebelum peletakan rakit apung dengan menggunakan alat pengukur panjang. Kecepatan arus diukur dengan menggunakan floating droudge dengan prinsip membandingkan jarak yang ditempuh dengan lamanya pergerakan floating droudge adapun prosedurnya dengan dilepas ke permukaan air dan dicatat waktu yang dibutuhkan untuk mencapai jarak 5 meter dari posisi awal, setelah itu tentukan arah arus dengan menggunakan kompas. Kecerahan perairan diukur dengan menggunakan secchi disk, yaitu dengan mencatat pada kedalaman berapa secchi disk mulai tidak tampak dari permukaan D1 dan pada kedalaman berapa secchi disk terlihat lagi dipermukaan D2, kemudian nilai kecerahan merupakan rata-rata dari hasil yang didapatkan. Pasang surut dengan menggunakan data peramalan pasang surut yang diperoleh dari DISHIDROS TNI-AL. Substrat dasar dilakukan dengan metode visual yaitu pengamatan langsung. Posisi diambil dengan menggunakan GPS Global Positioning System tiap titik lokasi. Cuaca diamati tiap minggu dalam selang waktu 4 jam sekali untuk mewakili wktu pagi, siang dan sore, apakah keadaan cuaca pada selang waktu tersebut secara umum dalam keadaan cerah, mendung atau hujan, dan curah hujan dengan menggunakan data 5 tahun terakhir dari Badan Meteorologi Kelautan BMG. Parameter kimia seperti salinitas, oksigen terlarut dan pH diukur secara langsung di lokasi penelitian in situ. Pengukuran salinitas perairan diukur dengan menggunakan Hand-Refraktometer dengan menggunakan sampel air laut yang ada di permukaan dengan tiga kali ulangan masing-masing waktu. Oksigen terlarut diukur dengan menggunakan metode Titrasi Winkler dengan menggunakan sampel air permukaan pada stasiun pengamatan, tiap minggu sekali. Pengukuran ortofosfat, nitrat dan nitrit dilakukan di Laboratorium Produktivitas Lingkungan, Manajemen Sumberdaya Perairan dengan menggunakan metode spektrofotometrik. Sampel air yang diambil adalah pada permukaan perairan pada stasiun pengamatan . Data parameter lingkungan yang diperoleh akan dibandingkan dengan standar baku mutu untuk kesesuaian lokasi perairan budidaya rumput laut, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian kedua tempat untuk digunakan sebagai lokasi budidaya rumput laut Eucheuma cattonii. Parameter biologi yang diukur dalam penelitian ini adalah pertambahan bobot thallus rumput laut tiap minggu dan melihat secara visual predator dan alga kompetitor lain dalam lokasi budidaya. Pengukuran ini bertujuan untuk melihat tekanan ekologis terhadap rumput laut dilihat dari faktor biologi, yang kemudian akan dilihat dari dampak yang ditimbulkan terhadap laju pertumbuhan rumput laut yang dibudidayakan. Pengukuran bobot rumput laut dilakukan tiap pengamatan dengan menggunakan neraca pegas 2 kg dengan ketelitian 0,1 gr.

3.4 Analisis data