Kecepatan arus Cuaca Kondisi lingkungan perairan

Minggu Ke- S u h u C 7 6 5 4 3 2 1 29,5 29,0 28,5 28,0 27,5 27,0 26,5 26,0 Variable Sore Pagi Siang Rata-Rata Suhu Perairan Pada Lokasi Penelitian Gambar 16. Rata-rata suhu perairan pada lokasi penelitian pagi, siang dan sore hari. Suhu penelitian selama penelitian pada pagi hari berkisar antara 26-29 C, pada siang hari 27-29 C, dan pada sore hari antara 27-28 C. Dengan rata-rata suhu diperairan sebesar 27 C masih cukup ideal untuk pertumbuhan rumput laut dengan fluktuasi suhu yang tidak terlalu besar antara pagi, siang dan sore hari. Hal ini didukung oleh Sulistijo 1996 bahwa kisaran suhu perairan yang baik untuk rumput laut Eucheuma sp. adalah 27-30 C. Suhu relatif stabil dari minggu ke-1 sampai minggu ke-5 dan terjadi sedikit penurunan pada minggu ke-6 Gambar 16, kondisi ini disebabkan karena pada satu hari sebelum pengambilan data minggu ke-6 dilakukan, turun hujan yang berdampak pada laju pertumbuhan dari Eucheuma cattonii tersebut.

4.5.2 Kecepatan arus

Kecepatan arus merupakan faktor penentu lama waktu keberadaan substansi gas, unsur hara terlarut dan padatan partikel berada pada suatu habitat dan kolom air. Kecepatan arus secara tidak langsung menjadi penentu pemasok unsur hara, pembersihpengangkut padatan partikel yang dapat menempel pada rumput laut dan mengatasi kenaikan temperatur air laut. Minggu Ke- K e ce p a ta n A ru s c m d e t 7 6 5 4 3 2 1 18 16 14 12 10 8 6 Variable Sore Pagi Siang Rata-Rata Kecepatan Arus Perairan Pada Lokasi Penelitian Gambar 17. Rata-rata kecepatan arus perairan pada lokasi penelitian pagi, siang dan sore hari. Kecepatan arus selama penelitian di lokasi budidaya Eucheuma cattonii pada pagi hari berkisar antara 8,82 - 16,60 cmdet dengan kecepatan arus rata-rata 10,68 cmdet, pada siang hari berkisar antara 6,57 - 12,14 cmdet dengan kecepatan arus rata-rata 10,26 cmdet dan pada sore hari kecepatan arusnya lebih rendah dengan rata-rata 8,58 cmdet dengan kisaran antara 7,09 - 10,84 cmdet Gambar 18. Secara statistika kecepatan arus pada lokasi penelitian rata-rata 9,84 cmdet, dimana kondisi arus pada lokasi ini kurang memenuhi memenuhi kriteria budidaya, sehingga kondisi rumput laut berada pada kondisi yang kurang baik. Menurut Sulistijo, 1996 kecepatan arus yang baik untuk budidaya Eucheuma cattonii adalah 20-40 cmdtk, sehingga daerah ini kurang memenuhi kriteria lahan budidaya, hal ini diduga karena lokasinya yang mencolok ke dalam dan agak tertutup karena terhalang oleh pulau yang ada di depannya P. Mawasangka. Adapun untuk arahnya berdasarkan pengamatan dengan dasar mata angin secara umum terlihat bahwa pada pagi hari ke barat laut, siang hari ke tenggara dan sore hari ke barat daya.

4.5.3 Cuaca

Pengamatan cuaca dilakukan tiap minggu selang empat jam 08.00, 12.00 dan 16.00. Pada pagi hari cuaca relatif cerah. Pada siang hari sebagian besar cuaca mendung dan cerah, cuaca mendung yaitu pada minggu ke-3, 4 dan 7, cuaca cerah pada minggu ke-1, 2 dan 6 dan pada minggu ke-5 turun hujan yang berpengaruh terhadap penurunan suhu perairan. Dan pada sore hari relatif cerah yaitu pada minggu ke-2, 4, 6 dan 7 dan sempat terjadi mendung pada minggu ke- 1, 3 serta hujan pada minggu ke-5 Tabel 8. Tabel 8. Kondisi cuaca pada pada lokasi penelitian. No Waktu Cuaca Hari Ke- 7 14 21 28 35 42 1 Pagi Cerah Cerah Cerah Mendung Cerah Cerah Cerah 2 Siang Cerah Cerah Mendung Mendung Hujan Cerah Mendung 3 Sore Mendung Cerah Hujan Cerah Mendung Cerah Cerah Pada umunnya cuaca sangat mempengaruhi parameter fisika-kimia air laut, terutama jika terjadi hujan yang selanjutnya dapat mempengaruhi laju pertumbuhan Eucheuma cattonii. Keadaan cuaca mendung dan hujan mengakibatkan cahaya matahari terhalang sampai pada tanaman uji yang akan menghambat proses fotosintesis. Pada saat musim hujan tanaman rumput laut sering diserang penyakit ”ice- ice ” yang disebabkan oleh bakteri. Sebaliknya saat musim cerah, kelebihan cahaya menyebabkan thallus rumput laut berubah warna menjadi pucat mendekati putih dan biasanya mudah patah dan jatuh ke dasar perairan sering disebut “aging effect ”. Dari data pengamatan secara visual intensitas curah hujan mulai terjadi minggu ke-3 sampai minggu ke-5. Diperkirakan terdapat hubungan antara intensitascurah hujan dengan persentase pertumbuhan Eucheuma cattonii seperti yang dikatakan oleh Kahat et al., 1992 bahwa budidaya Eucheuma cattonii pada musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan akan menghasilkan produksi yang lebih besar.

4.5.4 Salinitas