Penentuan lokasi stasiun pengamatan Metode budidaya

Kimia 1 Salinitas 00 Hand-Refraktometer in situ 2 Oksigen terlarut mgl Titrasi Winkler in situ 3 Nitrat mgl Spektrofotometrik laboratorium 4 Nitrit mgl Spektrofotometrik laboratorium 4 Orthophosfat mgl Spektrofotometrik laboratorium 5 pH - Kertas lakmus in situ Biologi 1 Biota Pengganggu Indm 2 Disekitar lokasi visual 2 Laju pertumbuhan Berat thallus gr Neraca pegas 2 kg ketelitian 0,1 gr in situ Disamping alat dan bahan, yang dipakai untuk pertumbuhan wadah penelitian adalah tali ris dari bahan nilon Polyethylene yang disimpulkan pada tali rafia sebagai tempat untuk mengikat bibit rumput laut, bambu 4 buah dengan panjang + 3 meter sebagai tempat untuk mengikat tali ris, jangkar 4 buah yang diletakkan pada masing-masing ujung rakit apung sebagai jangkar agar rakit apung tidak berpindah tempat, pisau untuk membagi rumput laut jadi tiga bagian utama yaitu ujung, tengah dan pangkal thallus masing-masing pada bobot bibit yag berbeda 50gr, 100gr dan 150gr, botol sampel 1 liter sebagai tempat penyimpanan botol sampel air sementara, kemudian dimasukkan ke freezer.

3.3 Metode penelitian

3.3.1 Penentuan lokasi stasiun pengamatan

Penentuan lokasi umumnya berdasarkan bahwa daerahtersebut merupakan pusat budidaya rumput laut yang telah dilakukan sejak dulu oleh masyarakat setempat. Adapun lokasi yang ditetapkan diusahakan merupakan daerah yang memiliki potensi sumberdaya perairan yang cukup besar. Dimana berdasarkan gerakan arus apakah posisi tersebut berarus tenang atau deras, selain itu apakah pada daerah lagoon, tempat terbuka atau pada teluk. Hal-hal ini akan menunjang hasil penelitian yang diperoleh terhadap pengaruh parameter-parameter perairan yang diukur.

3.3.2 Metode budidaya

Dalam penelitian ini digunakan metode penanaman yaitu metode rakit apung. Metode ini adalah cara penanaman yang dilakukan pada permukaan air dan terapung sehingga mengikuti naik turunnya permukaan air. Metode ini diambil berdasarkan dari keputusan Direktorat Jenderal Perikanan 2004 yang menyatakan bahwa metode yang paling baik digunakan diantara ketiga metode yaitu metode rakit apung, selain itu berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa metode rakit apung lebih baik dibandingkan dengan metode lepas dasar. Bibit yang akan digunakan ditimbang dengan bobot bibit 50gr, 100gr dan 150gr dan asal thallus ujung, tengah dan pangkal dengan jarak tanam yang sama 30 cm. Satu-satunya teknik penanaman yang dikenal dalam budidaya rumput laut selama ini adalah secara fragmentasi. Thallus dipotong-potong dengan menggunakan pisau dari bagian ujung, tengah dan pangkal. Dasar penggunaan bibit dari ujung, tengah dan pangkal asal thallus didasari pada hasil laju pertumbuhan yang akan diperoleh saat panen dan juga untuk mengetahui thallus bagian mana yang paling baik untuk dijadikan bibit dalam pembudidayaan rumput laut, begitu pula dengan bobot bibit karena pada umumnya masyarakat kurang mengerti mengenai asal thallus dan bobot bibit yang digunakan. Selanjutnya masing-masing rakit apung diikat bibit basah yang dilakukan di darat pada rakit yang telah dibuat. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Pada rakit yang telah dibuat, dipasang kurang lebih 9 buah tali ris 3 tali ris untuk tanaman uji dengan jarak tiap tali ris disesuaikan dengan jarak tanam yang digunakan pada tali ris tersebut dengan masing-masing panjang tali ris sekitar 3 meter. Lalu pada rakit apung dipasang bibit rumput laut dengan bobot bibit 50gr, 100gr dan 150gr dan asal thallus ujung, tengah, pangkal yang telah ditentukan tiap tali risnya. Gambar 3. b. Benih rumput laut diikat pada tali nilon yang telah disimpulkan pada tali ris dengan jarak antara simpul sama 30 cm dengan asal thallus ujung, tengah dan pangkal terhadap bobot bibit 50gr, 100gr dan 150gr. c. Jarak antara tali ris yang satu dengan tali ris yang lain disesuaikan dengan perlakuan jarak tanam yang digunakan, artinya jika jarak tanam yang digunakan 30 cm, maka jarak antara tali risnya sekitar 50 cm. d. Pada tanaman yang akan diteliti diberi tali rafia yang berbeda warna penanda untuk jarak tanam, asal thallus dan bobot bibit untuk memudahkan dalam mencari saat melakukan pengukuran bobot. e. Setiap minggu kondisi tanaman dipantau dan dibersihkan dari sampah serta diamati biota pengganggunya lalu diidentifikasi. Keterangan : : Pemberat dari semen X : Pelampung botol aqua : Tali ris : Bambu : Ujung thallus : Tengah thallus : Pangkal thallus Gambar 3. Desain rakit apung dengan perlakuan asal thallus ujung, tengah dan pangkal terhadap bobot bibit 50gr, 100gr dan 150gr dengan jarak tanam 30 cm tampak atas.

3.3.3 Teknik Pengamatan a. Tanaman uji yang telah ditentukan ditimbang setiap minggu sekali untuk