7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Keanekaragaman jenis herpetofauna
Keanekaragaman hayati merupakan terjemahan dari kata Biological Diversity. Raven 1992 menyatakan bahwa keanekaragaman hayati sebagai
keseluruhan gen, spesies, dan ekosistem di dunia atau di suatu region tertentu. Keanekaragaman hayati meliputi berbagai jenis flora, fauna, mikroorganisme, dan
ekosistem dengan segala prosesnya. Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman organisme yang hidup di berbagai kawasan baik daratan, lautan,
dan ekosistem perairan lainnya, yang di dalamnya terdapat berbagai
keanekaragaman yang mencakup keanekaragaman dalam satu spesies, keanekaragaman antar spesies, dan keanekaragaman ekosistem atau kawasan
Santosa 2004. Raven 1992 menyatakan keanekaragaman hayati mempunyai makna yang
sangat penting. Keanekaragaman genetik, spesies, ekosistem, dan habitat semuanya mempunyai produktivitas dan jasa yang diberikan oleh suatu ekosistem.
Berbagai jenis keanekaragaman gen, spesies, dan ekosistem merupakan sumber yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan perubahan kebutuhan dan keinginan
manusia. Berdasarkan perbedaan skala geografik, kajian keanekaragaman jenis di
bagi dalam 3 tiga tingkatan yaitu: diversitas alfa, diversitas beta, dan diversitas gamma. Diversitas alfa dikelompokkan menjadi dua komponen yang berbeda
yaitu kekayaan jenis species richness dan kemerataan jenis evenness yang berdasarkan kelimpahan relatif dan tingkat dominansi jenis. Indeks yang
menggabungkan kedua komponen tersebut menjadi satu nilai tunggal disebut indeks keanekaragaman. Metode pengukuran atau penghitungan keanekaragaman
jenis meliputi indeks kekayaan jenis richness species, indeks keanekaragaman diversity indices, dan indeks kemerataan evenness indices Magurran 1988.
Daftar Appendix CITES Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora dan IUCN Red List International Union for
Conservation of Nature and Natural Resources serta di dalam daftar fauna dilindungi negara dan pemerintah, menyebutkan masih banyak jenis herpetofauna
yang diperdagangkan. Hal ini karena minimnya data dan informasi mengenai populasi serta persebaran herpetofauna. Penelitian mengenai penangkaran bagi
jenis-jenis herpetofauna yang bernilai ekonomi masih minim dan terbatas sehingga banyak herpetofauna yang diekspor adalah hasil eksploitasi langsung
dari alam. Keadaan ini apabila dibiarkan berlarut-larut dapat mempercepat penurunan populasi. Menurunnya populasi pada masa mendatang mengakibatkan
kepunahan dan kerugian bagi kita sendiri Qurniawan 2010.
B. Herpetofauna