39
2.2.7 Karakteristik siswa SD
Siswa SD berada pada tahap perkembangan operasi konkrit usia 6-11 tahun. Tahapan perkembangan ini dikemukakan oleh Peaget dalam Yusuf
2009: 6 sebagai berikut. 1
Sensorimotor 0-2 tahun Pada tahap ini pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi
fisik, baik dengan orang atau objek benda. Skema-skemanya baru berbentuk refles-refleks sederhana, seperti: menggenggam atau
mengisap. 2
Praoperasional 2-6 tahun Pada tahap ini anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk
mempresentasi dunia lingkungan secara kognitif. Simbol-simbol itu seperti: kata-kata dan bilangan yang dapat menggantikan objek, peristiwa
dan kegiatan tingkah laku yang tampak. 3
Operasi konkret 6-11 tahun Pada tahap ini anak sudah mamp membentuk operasi-operasi
mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi dan mengubah. Operasi ini memungkingkan untuk
memecahkan masalah secara logis. 4
Operasi formal 11 tahun sampai dewasa Periode ini merupakan operasi mental tingkat tinggi. Disini anak
remaja sudah dapat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak hanya dengan objek-objek konkret. Remaja sudah
40
dapat berpikir abstrak dan memecahkan masalah melalui pengujian semua alternatif yang ada.
Menurut Yusuf 2009, perkembangan intelektual pada usia sekolah dasar ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru. Kemampuan tersebut
yaitu mengklasifikasikan mengelompokkan, menyusun atau mengasosiasikan menghubungkan atau menghitung angka-angka atau bilangan, serta kemampuan
memecahkan masalah problem solving sederhana yang muncul pada akhir masa ini.
Dapat disimpulkan bahwa siswa SD berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkrit. siswa mengklasifikasikan, menyusun atau
mengasosiasikan materi yang dipelajari, serta memecakan masalah dengan bantuan objek nyata atau media yang mewakili. Dengan demikian ketersediaan
media yang sesuai sangat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran pada siswa kelas V. Media pembelajaran Batik Pockets menyajikan berbagai motif
batik sehingga siswa secara langsung dapat mengidentifikasi motif batik dari daerahnya.
2.3 Kerangka Berpikir