21
menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, dan tulisan-tulisan, atau simbol visual yang lain dengan maksud untuk menihtisarkan mengiktisarkan,
menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian. Fungsi media grafis ialah untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan Daryanto
2010: 19. Lebih lanjut Daryanto 2010: 19 mengemukakan pengertian media tiga dimensi, yaitu sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara
visual tiga dimensional. Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah adalah tergolong sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa
harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar.
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah perantara yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran
tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1 Media dua dimensi, 2 Media tiga dimensi, 3 Media audio, atau 4 Media proyeksi televisi, video, komputer.
Dari keempat kelompok tersebut media pembelajaran Batik Pockets termasuk kedalam kelompok media tiga dimensi.
2.2.4 Media pembelajaran Batik Pockets
Media Batik Pockets merupakan media pembelajaran alternatif berbentuk tiga dimensi untuk mengajarkan materi jenis motif batik daerah setempat yang
pengembangannya disesuaikan dengan pola pikir operasi konkrit siswa kelas V SD. Media gambar dan kartu yang ada pada penelitian sebelumnya menginspirasi
peneliti untuk mengembangkan media serupa dengan penyajian yang lebih menarik sebagai media pembelajaran Seni Budaya Dan Keterampilan. Guru dapat
22
menggunakan media ini tanpa memerlukan keterampilan khusus operasional komputer atau semacamnya.
Batik Pockets menggunakan plastik dan kertas karton sebagai bahan
dasar, yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai kantong-kantong. Kantong-kantong ini kemudian menjadi tempat untuk meletakkan gambar-gambar
motif batik dari Tegal dan daerah sekitarnya. Guru dapat menggunakan Batik Pockets
dalam pembelajaran dengan metode ceramah, penugasan dan diskusi untuk materi jenis motif batik daerah setempat. Bentuk dari Batik Pockets dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.1 Batik Pockets
2.2.5 Seni Budaya dan Keterampilan di SD
Seni menurut Dewantara dalam Tocharman, dkk 2006: 3 adalah perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, hingga
dapat menggerakan jiwa perasaan manusia yang lain, yang menikmati karya seni
23
tersebut. Menurut Tolstoy dalam Tocharman, dkk 2006: 3 seni memiliki proses transfer of feeling
atau pemindahan perasaan dari si pencipta ke penikmat seni. Dalam hal ini Tolstoy berpendapat seni merupakan suatu sarana komunikasi
perasaan manusia. Sebagaimana yang dikemukakan Eisner dalam Alter, at all 2009, Enganging children in the creative arts can allow them to communicate in
potentially profound ways . Yang artinya mengikutsertakan anak dalam seni kreatif
dapat memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan sangat baik.Thomas Munro Tocharman, dkk 2006: 6 mengemukakan seni adalah buatan manusia
untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. Maka dapat disimpulkan bahwa seni adalah sarana komunikasi yang
digunakan manusia untuk menyampaikan perasaanya yang diwujudkan dalam suatu karya yang indah dan menggerakan jiwa dan perasaan manusia yang lain.
Secara lebih spesifik seni disampaikan kepada siswa sekolah dasar melalui mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. dengan harapan setelah memperoleh
pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan aspek psikologis siswa dapat berkembang dengan baik.
Seni tradisional yang berkembang di Indonesia hampir seluruhnya memperlihatkan kedalaman makna dalam sifat kebentukan seninya Tocharman,
dkk 2006: 10. Bentuk-bentuk abstraksi dan abstrak banyak terdapat pada ornament motif hias karya kerajinan kriya, misalnya pada keramik, batik,
ukiran kayu, perhiasan, anyaman, dan lain-lain. Sumanto 2006: 17 menjelaskan sifat multidimensional yang dimiliki seni, artinya seni berperan untuk
mengembangkan kompetensi dasar siswa yang mencakup persepsi, pengetahuan,
24
pemahaman, analisa, evaluasi, apresiasi, dan produktivitas dengan memadukan unsur logika, etika, serta estetika. Sumanto 2006: 17-18 juga menjelaskan bahwa
seni memiliki sifat multikultural yang berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhadap
keragaman budaya lokal dan global sebagai pembentukan sikap menghargai, toleransi, demokratis, beradab, dan hidup rukun dalam masyarakat yang
berbudaya majemuk. Sifat multikultural yang telah dijelaskan sebelumnya memberi konsekuensi logis tentang perlunya pendidikan seni.
Pada awalnya mata pelajaran Seni Budaya Dan Keterampilan disebut dengan KTK yang memiliki pengertian sebuah mata pelajaran yang mencakup
kerajinan tangan dan kesenian Oho Garha 1998: 3. Dalam silabus 2007 mata pelajaran Seni Budaya Dan Keterampilan di SD mencakup seni rupa, seni musik,
seni tari, dan keterampilan. Disini yang menjadi fokus penelitian yaitu pendidikan seni rupa. Maman Tocharman 2006: 147 menyatakan bahwa
pendidikan seni rupa dapat mencakup kognisi, apresiasi, dan berkreasi. Kegiatan kognisi dan apresiasi memberi bekal kepada anak untuk mengenal dan
memahami pengetahuan kesenirupaan. Maman 2006: 3 juga mengatakan bahwa pendidikan seni rupa merupakan wahana dan cara yang paling tepat untuk
mengembangkan kreativitas sejak dini. Alasannya, bila dilaksanakan terlambat dimana anak sudah melewati masa kanak-kanaknya, pembinaan hanya akan
dapat disampaikan kepada sekelompok kecil anak ialah mereka yang memiliki pembawaan saja.
25
Maka dapat disimpulkan bahwa Seni Budaya Dan Keterampilan merupakan pendidikan seni yang di wujudkan dalam kurikulum Seni Budaya dan
Keterampilan SBK di sekolah dasar sebagai upaya untuk mengembangkan kreativitas sejak dini guna menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan
berapresiasi terhadap budaya lokal dan global.
2.2.6 Materi jenis motif batik daerah setempat