Tingkat Keterpusatan Peserta Didik

disesuaikan dengan peringkat baca peserta didik. Dengan tingkat keterbacaan yang tinggi akan menunjang pemahaman peserta didik, yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Maka dari itu, Chen and Chen menyatakan bahwa pemilihan buku yang baik dan sesuai untuk peserta didik merupakan tugas yang sangat penting bagi guru.

4.2.2 Tingkat Keterpusatan Peserta Didik

Sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pada buku ajar A dan buku ajar B memiliki skor presentase sebesar 60,44 dan 63,56 yang berarti bahwa kedua buku tersebut masuk dalam kategori baik. Menurut BSNP, buku dengan skor presentase antara 60-79 sudah dapat dimasukkan dalam kategori berpusat pada peserta didik. Salah satu prinsip pembelajaran adalah berpusat pada peserta didik. Menurut Muslich 2009 belajar merupakan kegiatan aktif peserta didik dalam membangun makna dan pemahaman. Jadi peserta didik dituntut untuk membangun sendiri pengetahuan di benak mereka. Dalam hal ini, guru bertanggung jawab untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, yang bisa mendorong prakarsa dan motivasi peserta didik untuk belajar. Guru juga bisa membantu proses belajar peserta didik dengan menyediakan sumber belajar berupa buku yang relevan dan sesuai untuk peserta didik. Ditinjau dari hasil analisis, kedua buku tersebut sudah sesuai dengan kurikulum KTSP. Seperti dijelaskan di atas bahwa salah satu prinsip pembelajaran adalah berpusat pada peserta didik dan buku ini telah memenuhi kriteria ini, sehingga dapat dikatakan buku ajar A dan buku ajar B telah sesuai dengan kurikulum KTSP. Kedua buku ini juga sudah bersifat dialogis dan partisipasif. Hal ini dapat dilihat dari adanya pertanyaan-pertanyaan dalam penyampaian materi, adanya kalimat-kalimat ajakan dan arahan, serta adanya kegiatan peserta didik. Ini sesuai dengan deskripsi BSNP, bahwa penyajian materi yang berpusat pada peserta didik bersifat interaktif dan partisipasif sehingga dapat memotivasi siwa untuk belajar mandiri dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan, gambar yang menarik, kegiatan, dan lain-lain. Buku ajar C skor presentasenya hanya sebesar 27,98 yang berarti buku tersebut masuk dalam kategori kurang baik untuk keterpusatan peserta didik. Buku ini kurang memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri serta kurang interaktif dan partisipasif. Hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya pertanyaan- pertanyaan dalam penyampaian materi, sedikitnya kalimat ajakan dan arahan, serta terbatasnya kegiatan peserta didik. Dengan demikian, dapat dikatakan buku tersebut belum berpusat pada peserta didik dan belum sesuai dengan kurikulum KTSP karena tidak memenuhi kriteria yang ada. 4.2.3 Tingkat Pengembangan Keterampilan Proses Berdasar hasil analisis terlihat bahwa buku ajar B memiliki presentase paling tinggi yaitu 57,21. Buku ajar B masuk dalam kategori cukup baik dan dapat mengembangkan keterampilan proses, karena sesuai dengan deskripsi BSNP bahwa buku dapat dikatakan cukup baik jika skor presentasenya antara 50-59. Buku ajar B sudah berusaha untuk menyajikan materi yang dikaitkan dengan konsepsi awal peserta didik dan dikaitkan dengan kehidupan nyata peserta didik serta danya aplikasi konsep dalam kehidupan nyata. Selain itu, buku ini juga menyajikan kegiatan-kegiatan peserta didik yang menuntun peserta didik untuk melakukan kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah ini menuntut peserta didik untuk merancang penelitian, merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengamati, menganalisis dan mengambil kesimpulan dan menyampaikan pendapat. Kegiatan ini akan mengembangkan keterampilan proses peserta didik, seperti yang dikatakan Semiawan, bahwa keterampilan proses meliputi beberapa hal antara lain pemanasan, pengamatan, interpretasi dari pengamatan, peramalan, aplikasi konsep, perencanaan penelitian, dan komunikasi. Buku ajar A dan C hanya memiliki skor presentase sebesar 36,98 dan 24,67. Kedua buku ini memiliki presentase kurang dari 50 sehingga masuk dalam kategori kurangbaik dan belum dapat mengembangkan keterampilan proses dengan baik. Pada buku ajar A, penjelasan materi sudah dikaitkan dengan kehidupan nyata peserta didik, tetapi kegiatan peserta didik masih kurang. Pada buku ajar C, penjelasan materi belum dikaitkan dengan kehidupan nyata peserta didik dan belum dikaitkan dengan konsepsi awal peserta didik. Selain itu, pada buku ajar C juga sangat sedikit terdapat kegiatan peserta didik yang menuntut peserta didik melakukan rangkaian kegiatan ilmiah yang merupakan salah satu cara mengembangkan keterampilan proses. Pengembangan keterampilan proses sangat membantu dalam penyampaian materi yang berpusat pada peserta didik. Pada butir Keterpusatan peserta didik, peserta didik dituntun untuk menemukan sendiri makna dan pemahaman dalam benak peserta didik. Melalui kegiatan ilmiah yang mengembangkan keterampilan proses ini akan membantu peserta didik untuk menemukan sendiri pengetahuan dan akan bertahan lebih lama dalam benak peserta didik.

4.2.4 Presentase Jenjang Kognitif Soal Latihan pada Buku Ajar