lurus menunjukkan jumlah suku kata per seratus kata dan baris mendatar menunjukkan jumlah kalimat per seratus kata.
2.5 Keterpusatan pada Peserta Didik
Penyajian materi dalam buku harus bersifat interaktif dan partisipasif sehingga memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri. Muslich 2009:25
menyatakan bahwa belajar merupakan kegiatan aktif peserta didik dalam membangun makna dan pemahaman. Tanggung jawab belajar sepenuhnya ada
dalam diri peserta didik, sedangkan guru hanya bertanggung jawab menciptakan suasana yang menyenangkan, yang dapat mendorong prakarsa, motivasi, dan
tanggung jawab peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Salah satu prinsip pembelajaran adalah berpusat pada peserta didik. Dalam
hal ini, peserta didik dianggap sebagai seseorang yang unik, karena antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain memiliki perbedaan minat,
kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Sehingga untuk kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar,
dan cara penilaian juga harus beragam sesuai dengan karakteristik masing-masing peserta didik. Kegiatan belajar mengajar harus menempatlan peserta didik sebagai
subjek belajar dan mendorong peserta didik untuk mengembangkan potensinya dengan semaksimal mungkin.
Kulsum 2011:132 dalam penelitiannya menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Hal tersebut berdampak positif, yaitu dapat
meningkatkan keaktifan peserta didik dengan diimbangi peningkatan hasil belajar kognitif dan psikomotirk.
2.6 Pengembangan Keterampilan Proses
Sebagai suatu proses, ilmu-ilmu sains termasuk fisika diperoleh melalui penelitian dengan beberapa langkah-langkah tertentu yang disebut metode ilmiah.
Metode ilmiah ini sedapat mungkin dikenalkan pada siwa supaya mereka dapat menyenangi sains. Pada dasarnya keterampilan fisik dan mental itu sudah ada
dalam diri masing-masing peserta didik, akan tetapi bentuk potensi dan kemampuannya belum terbentuk dengan jelas. Oleh karena itu, perlu dilatih
supayaketerampilan tersebut dapat dikembangkan. Buku merupakan salah satu sumber belajar yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik
mengembangkan keterampilan proses tersebut. Menurut Sukiniarti 2009:373, keterampilan proses merupakan salah satu
pendekatan yang dapat membangun cara peserta didik untuk membentuk suatu konsep dan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menemukan
sendiri, serta mampu membantu belajar peserta didik dalam mempelajari sesuatu. Beberapa alasan mengapa keterampilan proses itu perlu dikembangkan
adalah: 1 perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang semakin cepat, sehingga guru akan kesulitan jika semua fakta dan konsep diajarkan pada peserta
didik.2 Banyak sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan pemahaman peserta didik.3 Peserta didikakan lebih mudah
memahami sesuatu yang rumit jika disertai contoh nyata.4 Pemahaman peserta didikakan
lebih berarti
ketika mereka
mendapat kesempatan
untuk mempraktekkan sendiri.5 Perlu adanya latihan bagi peserta didik untuk terus
bertanya, berpikir kritis, objektif serta mengupayakan suatu jawaban atas permasalahan.
Berdasar penelitian yang dilakukan oleh Nugroho 2009:112 menyatakan bahwa pendekatan keterampilan proses mampu meningkatkan aktivitas dan
pemahaman peserta didik. Dalam penelitian yang berbeda, Listyaningrum 2012:66 menyatakan bahwa melalui pendekatan keterampilan proses motivasi
berprestasi peserta didik meningkat. Funk dalam Sukiniarti 2009:374 mengungkapkan ada tiga keuntungan
dalam pembelajaran dengan keterampilan proses, yaitu :1 memberikan pengertian kepada peserta didik mengenai hakikat IPA; 2 memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk bekerja dengan IPA, bukan hanya sekedar menceritakan atau mendengarkan tentang IPA; dan 3 membuat peserta didik
belajar proses dan produk IPA. Keterampilan proses meliputi beberapa hal, antara lain :1 pemanasan, 2
pengamatan, 3 interpretasi dari pengamatan, 4 peramalan, 5 aplikasi konsep, 6 perencanaan penelitian, dan 7 komunikasi Semiawan dalam Karso, 1993 :
191.
2.7Jenjang Kognitif Soal Latihan
Soal-soal latihan dapat dijadikan sebagai saran untuk mengetahui sejauh mana pencapaian suatu pembelajaran melalui penguasaan peserta didik terhadap
suatu konsep.Sehingga adanya analisis jenjang kognitif soal latihan dapat bermanfaat untuk mengetahui seberapa besar tuntutan soal-soal latihan dan
proporsi soal-soal latihan dalam menguji kemampuan peserta didik.
Bloom menyampaikan tiga taksonomi yang biasa dikenal dengan Taksonomi Bloom. Tiga taksonomi tersebut disebut dengan ranah belajar, yang
terdiri dari tiga ranah, yaitu: 1 ranah kognitif cognitive domain; 2 ranah psikomotorik psychomotoric domain; dan 3 ranah afektif affective domain.
Ranah kognitif ini berhubungan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Bloom membagi ranah kognitif menjadi
enam bagian yang telah direvisi, yaitu: 1
Mengingat Mengingat merupakan tingkatan kognitif paling rendah dan merupakan
kategori kognitif C1.Kemampuan mengingat ini bersifat menggali kembali informasi yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Kategori mengingat ini
mencakup dua macam proses kognitif yaitu mengenali dan mengingat. 2
Memahami Memahami merupakan kemampuan untuk membangun makna atau
pengertian dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.Kemampuan memahami ini masuk dalam kategori C2 dansetingkat lebih tinggi dari kategori
C1. Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif yaitu menafsirkan, memberi
contoh, mengklasifikasikan,
meringkas, menarik
inferensi, membandingkan, dan menjelaskan.
3 Aplikasi
Aplikasi merupakan
kemampuan untuk
menggunakan atau
mengaplikasikan suatu prosedur untuk menyelesaikan suatu masalah atau mengerjakan tugas.Kemampuan aplikasi ini masuk dalam kategori C3 dan
setingkat kebih tinggi dari kategori C2. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu menjalankan dan mengimplementasikan.
4 Analisis
Analisis merupakan kemampuan untuk menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana hubungan saling
keterkaitannya.Kemampuan analisis masuk dalam kategori kognitif C4 yang berada setingkat lebih tinggi dari C3. Kategori ini mencakup tiga proses kognitif
yaitu membedakan, mengorganisir, dan menemukan pesan tersirat. 5
Evaluasi Evaluasi merupakan kemampuan untuk membuat suatu pertimbangan
berdasarkan kriteria yang telah ada.Kemampuan evaluasi masuk dalam kategori C5 dan setingkat lebih tinggi dari kategor C4. Kategori ini mencakup dua proses
kognitif yaitu memeriksa dan mengkritik. 6
Kreasi Kreasi merupakan kemampuan untuk menggabungkan beberapa unsur
manjadi satu bentuk kesatuan.Kemampuan ini masuk dalam kategori C6 dan berada pada tingkatan kognitif Bloom paling tinggi. Kategori ini meliputi tiga
proses kognitif yaitu membuat, merencanakan,dan memproduksi.
2.8 Penelitian Yang Relevan