4.2. Perbedaan Karakteristik Demografi, Laboratorium, dan Klinik terhadap
Mortalitas di Rumah Sakit
Perbedaan karakteristik demografi, laboratorium, dan klinis terhadap mortalitas di rumah sakit disajikan pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Perbedaan Karakteristik Demografi, Laboratorium dan Klinik terhadap Mortalitas di Rumah Sakit
Karakteristik Responden Meninggal n=6
Tidak Meninggal n=37 p
Karakteristik Demografi
Jenis kelamin, n Laki-laki
6 16,7 30 83,3
0,567 Perempuan
a
0 0 7 100
Umur, rerata SB, tahun 59,38 7,43
55,23 10,47 0,297
Faktor risiko
b
Merokok, n Ya
5 17,9 23 82,1
0,403 Tidak
a
1 6,7 14 93,3
Hipertensi, n Ya
2 8,3 22 91,7
0,380 Tidak
a
4 21,1 15 78,9
Diabetes, n Ya
1 9,1 10 90,1
1,000 Tidak
a
5 15,6 27 84,4
Riwayat keluarga, n Ya
0 0 7 100
0,567 Tidak
a
6 16,7 30 83,3
Dislipidemia, n Ya
0 0 6 100
0,571 Tidak
a
6 16,2 31 83,8
Umur, n ≥ 45 tahun
6 15,4 33 84,6
1,000 45 tahun
a
0 0 4 100
Karakteristik Laboratorium dan Klinik
Leukosit, n Naik
4 13,8 25 86,2
1,000 Tidak naik
a
2 14,8 12 85,7
CKMB, n Naik
5 15,1 28 84,9
1,000 Tidak naik
a
1 10 9 90
Universitas Sumatera Utara
Troponin T, n Naik
4 12,9 27 87,1
1,000 Tidak naik
a
2 16,7 10 83,3
Kadar gula darah, n Naik
5 20 20 80
0,375 Tidak naik
a
1 5,6 17 93,4
Riwayat Infark Miokard, n Ya
0 0 2 100
1,000 Tidak
a
6 14,6 35 85,4
Tek. Darah sistolik, rerata SB, mmHg
101,7 23,16 124,7 25,56
0,028 Tek. Darah diastolik, rerata SB,
mmHg
b
71,6 18,35 76,5 14,18
0,304 Heart Rate, rerata SB, xmenit
b
78,8 24,9 73,7 13,31
0,537 Onset, rerata SB, jam
b
7,16 1,83 7,42 3,91
Kategori Sistolik 140-180 mmHg
1 6,7 14 93,3
0,403 90-139 mmHg
a
5 17,9 23 82,1
0,777 Fraksi ejeksi
b
Normal Abnormal
0 0 6 17,6
9 100 28 82,4
0,315 Killip
1 2
3 1 3,5
2 20 3 75
28 96,5 8 80
1 25 0,001
c
a
Fisher’s Exact,
b
Mann-Whitney,
c
Pada tabel 4.2 didapat pasien dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak yang meninggal yaitu sebanyak 6 orang 16,7 sedangkan pasien berjenis kelamin perempuan
yang meninggal tidak ada 0 dengan nilai p = 0,567. Rerata umur pasien yang meninggal berumur 59,38 tahun 7,43 dan pasien yang tidak meninggal berumur 55,23 tahun 10,47
dengan nilai p = 0,297.
Kruskal-Wallis
Pada pasien yang meninggal, didapati faktor risiko umur ≥ 45 tahun sebanyak 6 orang
15,4 dengan nilai p = 1,000, faktor risiko merokok sebanyak 5 orang 17,9 , faktor risiko hipertensi sebanyak 2 orang dengan nilai p = 0,380, faktor risiko diabetes mellitus sebanyak 1
orang 9,1 dengan nilai p = 1,000, faktor risiko riwayat keluarga tidak dijumpai 0 dengan nilai p = 0,567, dan faktor risiko dislipidemia tidak dijumpai 0 dengan nilai p = 0,571.
Dimana faktor risiko ini tidak dijumpai perbedaan yang signifikan secara statistik namun secara klinis bermakna.
Universitas Sumatera Utara
Pada karakteristik laboratorium pasien yang meninggal dijumpai kadar leukosit naik sebanyak 4 orang 13,8 dengan nilai p = 1,000, kadar CKMB naik sebanyak 5 orang 15,1
dengan nilai p = 1,000, kadar troponin T naik sebanyak 4 orang 12,9 dengan nilai p = 1,000, kadar gula darah naik sebanyak 2 orang 20 dengan nilai p = 0,375, riwayat infark
miokard tidak dijumpai 0 dengan nilai p = 1,000. Pada data laboratorium dan riwayat infark miokard pasien yang meninggal tidak dijumpai perbedaan yang signifikan namun secara klinis
bermakna. Dari karakteristik klinik, yaitu pemeriksaan tekanan darah sistolik pada pasien yang
meninggal dijumpai sebesar 101,7 mmHg 23,16 dan yang tidak meninggal sebesar 124,7 mmHg 25,56 . Pada tekanan darah sistolik dijumpai perbedaan secara statistik antara kedua
grup dengan nilai p = 0,028. Namun apabila tekanan darah sistolik dikategorikan menjadi 2 grup didapatkan pada pasien yang meninggal memiliki tekanan darah sistolik 139-180 mmHg
sebanyak 1 orang 6,7 dan yang tidak meninggal sebanyak 14 orang 93,3 dengan nilai p = 0,403. Pada pasien dengan tekanan darah sistolik 90-139 mmHg yang meninggal sebanyak 5
orang 17,9 dan yang tidak meninggal sebanyak 23 orang 82,1 dengan nilai p = 0,777. Dari kedua kategori tekanan darah sistolik ini secara statistik tidak dijumpai perbedaan yang
signifikan. Dari rerata denyut jantung pasien yang meninggal adalah 78,8 xmenit 24,9 dibanding dengan pasien yang tidak meninggal sebesar 73,7 xmenit 13,31 dengan nilai p =
0,537. Dari kedua kategori denyut jantung ini tidak dijumpai perbedaan yang signifikan secara statistik, namun frekuensi denyut jantung lebih cepat dari kelompok pasien yang meninggal.
Gambar 4.1 Perbandingan tekanan darah sistolik dengan mortalitas
Tekanan Darah
Sistolik mmHg
Mortalitas
Universitas Sumatera Utara
Dari karakteristik klinik killip 1, 2, dan 3 dijumpai perbedaan yang signifikan dengan p = 0,001 dengan menggunakan perhitungan Kruskal Wallis diantara kedua grup.
Dari gambar 4.2 dibawah ini, hubungan TDS antara kedua grup dengan onset terjadinya IMA-STE didapati bahwa pada grup 1 TDS 90-139 mmHg semakin lama onset IMA-STE atau
semakin lama pasien dengan grup 1 datang ke RS maka angka mortalitas di RS semakin tinggi dibandingkan dengan grup 2 TDS 140-180 mmHg.
Gambar 4.2 Hubungan Tekanan Darah Sistolik Antara Kedua Grup Dengan Onset Terjadinya IMA-STE
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Hubungan Tekanan Darah Sistolik Dengan Denyut Jantung
Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa TDS tidak berhubungan secara statistik dengan denyut jantung dengan nilai p = 0.245.
Tabel 4.4 Hubungan Tekanan Darah Sistolik Dengan Killip
_ c o n s 6 1 . 7 1 3 4 1 1 1 . 0 0 2 4 9 5 . 6 1 0 . 0 0 0 3 9 . 4 9 3 4 3 8 3 . 9 3 3 4 s i s t o l . 1 0 4 2 6 8 3 . 0 8 8 4 6 7 1 1 . 1 8 0 . 2 4 5 - . 0 7 4 3 9 4 7 . 2 8 2 9 3 1 2
HR Co e f . St d . Er r . t P| t | [ 9 5 Co n f . I n t e r v a l ] To t a l 9 6 1 6 . 2 7 9 0 7 4 2 2 2 8 . 9 5 9 0 2 5 Ro o t MSE = 1 5 . 0 6 2
Ad j R- s q u a r e d = 0 . 0 0 9 2 Re s i d u a l 9 3 0 1 . 1 4 6 3 4 4 1 2 2 6 . 8 5 7 2 2 8 R- s q u a r e d = 0 . 0 3 2 8
Mo d e l 3 1 5 . 1 3 2 7 2 8 1 3 1 5 . 1 3 2 7 2 8 Pr o b F = 0 . 2 4 5 3 F 1 , 4 1 = 1 . 3 9
So u r c e SS d f MS Nu mb e r o f o b s = 4 3 . r e g r e s s HR s i s t o l
s i s t o l 0 . 1 8 1 0 1 . 0 0 0 0 HR 1 . 0 0 0 0
HR s i s t o l o b s =4 3
. c o r HR s i s t o l
s i s t o l 4 9 0 0 9 0 9 0 Va r i a b l e Ob s Me a n St d . De v . Mi n Ma x
- k i l l i p = k i l l i p 3 s i s t o l 1 0 1 2 5 2 7 . 1 8 2 5 1 1 0 0 1 8 0
Va r i a b l e Ob s Me a n St d . De v . Mi n Ma x - k i l l i p = k i l l i p 2
s i s t o l 2 9 1 2 4 . 8 2 7 6 2 5 . 3 0 1 1 4 8 0 1 7 0 Va r i a b l e Ob s Me a n St d . De v . Mi n Ma x
- k i l l i p = k i l l i p 1 . b y s o r t k i l l i p : s u m s i s t o l
0 . 0 4 1 0 . 0 7 0 k i l l i p 3 - 3 4 . 8 2 7 6 - 3 5
1 . 0 0 0 k i l l i p 2 . 1 7 2 4 1 4
Co l Me a n k i l l i p 1 k i l l i p 2 Ro w Me a n -
Sc h e f f e Co mp a r i s o n o f TD s i s t o l b y k i l l i p
1 mu l t i p l e - o b s e r v a t i o n c e l l s n o t u s e d n o t e : Ba r t l e t t s t e s t p e r f o r me d o n c e l l s wi t h p o s i t i v e v a r i a n c e :
Ba r t l e t t s t e s t f o r e q u a l v a r i a n c e s : c h i 2 1 = 0 . 0 6 9 0 Pr o b c h i 2 = 0 . 7 9 3 To t a l 2 8 9 8 6 . 0 4 6 5 4 2 6 9 0 . 1 4 3 9 6 5
Wi t h i n g r o u p s 2 4 5 7 4 . 1 3 7 9 4 0 6 1 4 . 3 5 3 4 4 8 Be t we e n g r o u p s 4 4 1 1 . 9 0 8 5 8 2 2 2 0 5 . 9 5 4 2 9 3 . 5 9 0 . 0 3 6 8
So u r c e SS d f MS F Pr o b F An a l y s i s o f Va r i a n c e
. o n e wa y s i s t o l k i l l i p , s c h
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.4 TDS tidak berhubungan dengan killip 1 secara statistik dengan nilai p = 1.000, namun TDS berhubungan dengan killip 3 dengan nilai p = 0.041.
4.3. Hasil Analisis Bivariat Variabel-Variabel yang dapat Memprediksi Mortalitas di