Latar Belakang Hubungan Tekanan Darah Sistolik Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Dibawah 12 jam Saat Masuk Dengan Mortalitas Di RSUP H. Adam Malik

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Organisasi kesehatan dunia WHO memprediksi bahwa penyakit kardiovaskuler, terutama infark miokard akut IMA akan menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas di negara-negara berkembang sebelum tahun 2020 Katz, 2006. Pada tahun 2007 sedikitnya 17,3 juta atau setara dengan 30 kematian diseluruh dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Dari angka kematian ini diperkirakan 7.3 juta yang meninggal akibat penyakit jantung koroner. Baik laki-laki dan perempuan mendekati jumlah yang hampir sama. Jumlahnya akan terus meningkat pada tahun 2030 mencapai 23.3 juta orang WHO, 2011. Sindroma koroner akut merupakan kumpulan gangguan yang heterogen disertai dengan berbagai faktor resiko. Faktor resiko tersebut merupakan langkah penting dalam mengambil keputusan dalam penanganan penderita. Resiko dinilai dengan beberapa penelitian mengenai angina tidak stabil non ST elevasi Steg G, 2012. Di Amerika Serikat, pada tahun 1998, penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama dengan persentase sebesar 48 dan pada tahun 2004 didapatkan angka kematian akibat penyakit jantung koroner di Amerika Serikat sebesar 450.000 kematian. Angka mortalitas dalam rawatan di rumah sakit pada infark miokard akut ST elevasi IMA-STE dibanding infark miokard akut non ST elevasi IMA non STE adalah 7 dibandingkan 4, tetapi pada jangka panjang 4 tahun, angka kematian pasien IMA non STE ternyata 2 kali lebih tinggi dibanding pasien IMA-STE GRACE, 2001. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa kejadian IMA akan mempengaruhi tekanan darah. Shiraishi dkk tahun 2011 menunjukkan pada penderita IMA dengan tekanan darah sistolik 106 mmHg, dialami pada usia tua, killip ≥ 3, mengenai pembuluh darah koroner kanan atau pembuluh darah utama kiri left main dan banyak pembuluh darah yang stenosis, sedikit Di Indonesia, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS tahun 2007 menunjukkan PJK menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi DEPKES RI, 2008. Universitas Sumatera Utara ditangani dengan trombolitik pra kateterisasi jantung, kadar enzim creatin kinase yang lebih tinggi, dan mortalitasnya lebih tinggi selama rawatan di rumah sakit. Huang, dkk tahun 2014 pada studi observasi membandingkan tekanan darah sistolik saat masuk rumah sakit pasien- pasien dengan sindrom koroner akut onset 12 jam dengan kejadian kejadian mayor kardiovaskular, menunjukkan pada tekanan darah normal 100-139 mmHg, tekanan darah tinggi sedang 140-179 mmHg, dan tekanan darah tinggi berat ≥ 180 mmHg tidak menunjukkan resiko jangka pendek 7 hari dan 30 hari kematian dan pendarahan. Studi oleh Psaty tahun 2001 tentang hubungan level tekanan darah dan resiko IMA, stroke, dan mortalitas menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik, diastolik, dan tekanan pols berhubungan dengan insidensi IMA dan stroke. Hanya tekanan darah sistolik yang berhubungan dengan mortalitas dan merupakan prediktor penting dalam kejadian kardiovaskular dibandingkan tekanan darah diastolik dan tekanan pols. Pada studi SHOCK Hochman, 2000, melibatkan 1190 pasien dari berbagai negara dimana sebanyak 53 memiliki riwayat hipertensi. Syok kardiogenik merupakan komplikasi mekanik pasien-pasien yang mengalami infark miokard akut sebesar 12 berupa gagal jantung kiri 78.2 , gagal jantung kanan 2.8 , mitral regurgitasi berat 6.9, ruptur septal ventrikel 3.9, dan tamponade 1.4 . Melihat beberapa penelitian diatas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian di rumah sakit umum pusat RSUP Adam Malik Medan untuk melihat hubungan tekanan darah sistolik pada penderita IMA-STE 12 jam saat masuk dengan mortalitas di rumah sakit.

1.2. Pertanyaan Penelitian

Dokumen yang terkait

Karakteristik Komplikasi Pada Pasien Miokard Infark Dengan ST-Segmen Elevasi Di RSUP H. Adam Malik Tahun 2013

2 53 95

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PENDERITA ST ELEVASI MIOKARD INFARK (STEMI) DAN NON-ST Perbedaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Penderita St Elevasi Miokard Infark (Stemi) Dan Non-St Elevasi Miokard Infark (Nstemi) Di Rsud Dr. Moewardi.

0 2 18

Infark Miokard Tanpa Elevasi Segmen St (Nstemi)

0 0 24

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 1 15

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 0 2

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 0 4

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 0 13

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Chapter III VI

0 0 17

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 0 4

Perbandingan Angka Kejadian Kardiovaskular Mayor Pada Penderita Infark Miokard Akut Elevasi Segmen ST Anterior Dengan Dan Tanpa Depresi Segmen ST Inferior Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

0 1 3