mencakup gaji, tunjangan, bonus, dan berbagai fasilitas lain sebagai imbalan jerih payah karyawan dalam bekerja.
Lingkungan kerja yang kondusif meliputi penetapan jam kerja, peraturan yang berlaku, serta lingkungan fisik. Lingkungan ini sangat penting terutama bagi
keselamatan dan kenyamanan karyawan dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mendapatkan pekerjaan yang
tertantang job enrichmentserta kesempatan yang lebih luas untuk pengembangan diri juga dapat mendorong karyawan untuk lebih mengembangkan dirinya.
Kinerja yang bagus akan dihasilkan pekerja jika mereka dihargai dan diperlakukan seperti layaknya manusia dewasa. Dengan demikian peran penting
dari kualitas kerja adalah mengubah iklim kerja agar organisasi secara teknis dan manusiawi membawa kepada kualitas kehidupan kerja yang lebih baik
Luthans, 1995 dalam Arifin, 2012: 12.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka penyusunan penelitian ini. Kegunaannya adalah untuk mengetahui hasil yang
telah dilakukan oleh peneliti terdahulu sekaligus sebagai perbandingan dan gambaran yang dapat mendukung kegiatan penelitian berikutnya. Berikut ini
adalah penelitian terdahulu yang dikutip dari beberapa jurnal pendukung.
Tabel 2.1Penelitian Terdahulu No.
Nama Judul
Hasil
1 Zesbendri
dan Ariyanti 2005
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor
Disiplin kerja berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja
2 Suprayitno
2007 Pengaruh Disiplin Kerja,
Lingkungan Kerja, dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Karyawan Disiplin kerja berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja, lingkungan kerja
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja, dan
motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja
3 Yasa 2007 Pengaruh Quality Of Work
Life QWLTerhadap Motivasi dan Kinerja
Kualitas kehidupan kerja berpengaruh terhadap kinerja,
motivasi kerja berpengaruh langsung signifikan terhadap
kinerja
4 Logahan
2009 Pengaruh Lingkungan
Kerja dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Pekerja
PT Nemanac Rendem Lingkungan kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja, stres kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
5 Arifin
2012 Analisis Kualitas
Kehidupan Kerja, Kinerja, dan Kepuasan Kerja Pada
CV Duta Senenan Jepara Kualitas kehidupan kerja
berpengaruh terhadap kinerja, kepuasan berpengaruh
terhadap kinerja, dan kualitas kehidupan kerja tidak
berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan
2.6 Kerangka Berpikir
Kedisiplinan merupakan sifat seorang karyawan yang secara sadar dalam mematuhi peraturan organisasi tertentu yang pada akhirnya sangat mempengaruhi
kinerja karyawan. Disiplin sepatutnya dipandang sebagai bentuk latihan bagi karyawan dalam melaksanakan aturan-aturan perusahaan. Semakin disiplin, maka
semakin tinggi kinerja karyawan dan mempermudah organisasi dalam pencapaian tujuannya Dharmawan, 2011: 9.
Disiplin dinyatakan sebagai suatu kiat sukses Irmim 2004 dalam Dharmawan 2011: 9, karena tidak ada keberhasilan tanpa disiplin, peraturan
tidak ada artinya tanpa disiplin, disiplin adalah penegak aturan atau prosedur, disiplin merupakan cerminan kemampuan mengatur diri, disiplin adalah alat
kontrol terhadap penyimpangan, disiplin menggambarkan jiwa yang memiliki prinsip, dan disiplin merupakan kesetiaan terhadap profesi.
Penelitian yang dilakukan oleh Zesbendri dan Ariyanti 2005: 18 menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara variabel
disiplin terhadap kinerja. Semakin tinggi tingkat disiplin karyawan, maka semakin tinggi pula kinerjanya. Menurut Raharjo 2012: 2, karyawan yang disiplin sejak
berangkat, saat bekerja, dan saat pulang kerja serta sesuai aturan dalam bekerja, akan memiliki kinerja yang baik.
Lingkungan kerja menurut Wursanto 2009 dalam Dharmawan 2011: 11 dibedakan menjadi dua macam, yaitu kondisi lingkungan kerja yang menyangkut
segi fisik dan kondisi lingkungan kerja yang menyangkut segi psikis atau non fisik. Kondisi lingkungan kerja yang menyangkut segi fisik adalah segala sesuatu
yang menyangkut segi fisik dari lingkungan kerja. Sedangkan kondisi lingkungan kerja non fisik merupakan semua kegiatan yang terjadi berkaitan dengan
hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.
Dalam upaya meningkatkan kinerja agar lebih baik perlu ditunjang adanya lingkungan kerja yang mendukung pula. Lingkungan yang menyenangkan dan
memberikan kepuasan serta rasa aman memiliki kecenderungan mempengaruhi
peningkatan kinerja, karena karyawan tidak merasa terganggu dalam melaksanakan tugasnya sehingga mereka lebih tenang, aktif, tekun, dan serius
menghadapi tugas-tugasnya Suprayitno, 2007: 25. Penelitian yang dilakukan oleh Logahan 2009: 18 menunjukkan adanya pengaruh signifikan variabel
lingkungan kerja terhadap kinerja. Semakin baik lingkungan kerja, maka kinerja karyawan akan meningkat pula.
Kualitas kehidupan kerja merupakan masalah utama yang patut mendapat perhatian organisasi Lewis dkk, 2001 dalam Husnawati, 2006: 3. Hal ini
merujuk pada pemikiran bahwa kualitas kehidupan kerja dipandang mampu untuk meningkatkan peran serta dan sumbangan para anggota atau karyawan terhadap
organisasi. Adanya kualitas kehidupan kerja juga menumbuhkan keinginan para karyawan untuk tetap tinggal dalam organisasi May dan Lau, 1999 dalam
Husnawati, 2006: 3. Menurut Wayne 2003 dalam Yusuf 2010: 2 pada teori Quality Of Work
Lifedikatakan bahwa para manajer memberikan kesempatan bagi para karyawan untuk mendesain pekerjaan mereka tentang apa yang dibutuhkan dalam
menghasilkan produk atau jasa agar mereka dapat bekerja secara efektif. Karena dengan pemberian kualitas kehidupan kerja karyawan yang semakin tinggi, maka
kinerja karyawan akan meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Yasa 2007: 81 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kualitas kehidupan kerja
terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan uraian teoritis mengenai disiplin kerja, lingkungan kerja,
kualitas kehidupan kerja, dan hubungannya dengan kinerja karyawan serta
penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini, maka kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Disiplin Kerja
Ketaatan pada Peraturan Kesadaran Pribadi
Soejono 1986: 67
Lingkungan Kerja
Suasana Kerja Kinerja Karyawan
Hubungan dengan Rekan Kerja Kuantitas
Tersedianya Fasilitas Kerja Kualitas
Nitisemito 1982: 59 dalam Septianto 2010: 17
Keandalan Karyawan Kehadiran
Mathis 2002: 378
Kualitas Kehidupan Kerja
Sistem Imbalan Inovatif Lingkungan Kerja Kondusif
Restrukturisasi Kerja Wayne 1992 dalam Arifin
2012: 13
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
2.7
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dimana masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan Sugiyono, 2006: 64. Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
H1 = Ada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan H2 = Ada pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
H3 = Ada pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja karyawan
36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian Arikunto, 2006: 130. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan RSUD Dr. M.
Ashari Pemalang sebanyak 563 karyawan. Berikut ini adalah tabel jumlah karyawan RSUD Dr. M. Ashari Pemalang periode 20112012.
Tabel 3.1 Jumlah Karyawan RSUD Dr. M. Ashari Pemalang Periode
20112012 No.
Bidang Subbidang
Jumlah Karyawan
1 Direktur
1 2
Bidang Tata Usaha Kabid Tata Usaha
1 Subbidang Perencanaan dan Anggaran
33 Subbidang Kepegawaian
20 Subbidang Umum
15 3
Bidang Pelayanan Kabid Pelayanan
1 Seksi Pelayanan Medis dan Rekam
Medis 305
Seksi Keperawatan 45
4 Bidang Penunjang
Kabid Penunjang 1
Seksi Penunjang Medis dan Non Medis 80
Seksi Pengembangan Mutu dan Pengolahan Data
15 5
Bidang Keuangan Kabid Keuangan
1 Seksi Perbendaharaan dan Verifikasi
25 Seksi Akuntansi
20
Jumlah Total Karyawan
563 Sumber: RSUD Dr. M. Ashari Pemalang, 2013
3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Pengertian sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono, 2007: 62. Sampel yang diambil dari populasi
harus representatif. Rumus yang digunakan untuk menetapkan jumlah sampel