Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keberhasilan suatu organisasi tidak terlepas dari peningkatan sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas harus selalu dikelola dan ditekankan oleh organisasi untuk dapat mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan agar karyawan memiliki sikap dan perilaku yang mampu memberikan pelayanan dan pengayoman serta dapat memberikan kesejahteraan lahir batin kepada masyarakat Susilaningsih, 2008: 3. Pencapaian tujuan berbasis manajemen sumber daya manusia akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan dalam mendapatkan, mengembangkan, membina, mengevaluasi, serta mensejahterakan karyawan dalam jumlah kuantitas dan tipe kualitas yang tepat. Manajemen sumber daya manusia merupakan “pengakuan” akan pentingnya sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan organisasi, pemanfaatan berbagai fungsi dan kegiatan karyawan guna menjamin bahwa mereka dibina secara efektif dan bijak agar bermanfaat bagi individu, organisasi, bahkan masyarakat secara luas Handoko, 2001: 5. Salah satu langkah strategis untuk mengembangkan kemampuan organisasi yang terdapat pada Pemerintah Daerah yakni upaya penyempurnaan perilaku manusia sebagai sumber daya yang memegang peranan penting dalam menyelenggarakan tugas-tugas Pemerintah, sehingga semua tugas dapat terlaksana secara efektif, efisien, dan produktif Amran, 2009: 2398. Kinerja merupakan landasan bagi pencapaian tujuan suatu organisasi. Keberhasilan organisasi dalam meningkatkan kinerjanya sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia yang bersangkutan dalam bekerja selama berada pada organisasi tersebut. Lebih lanjut, peranan sumber daya manusia terhadap kinerja organisasi sangatlah penting, keputusan-keputusan sumber daya manusia harus dapat meningkatkan efisiensi bahkan mampu memberikan peningkatan hasil organisasi serta berdampak pula pada peningkatan kepuasan customerLogahan, 2009: 3. Peranan tersebut tidak terlepas dari upaya positif yang dilakukan dalam mendapatkannya sebagai wujud dari pencapaian tujuan utama suatu organisasi. Dalam hal ini, kedisiplinan penting bagi organisasi sebab akan ditaati oleh sebagian besar karyawan dan diharapkan pekerjaan akan dilakukan secara efektif. Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi guna memenuhi berbagai ketentuan. Di dalam penerapannya, disiplin lebih ditekankan pada unsur kesadaran individu untuk mengikuti peraturan- peraturan yang berlaku dalam organisasi Susilaningsih, 2008: 3. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Raharjo 2012: 7 yang menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan. Penerapan disiplin bagi karyawan diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Disamping itu perlu didukung lingkungan kerja yang baik berupa lingkungan kerja yang dapat menunjang kelancaran, keamanan, keselamatan, kebersihan, serta kenyamanan dalam bekerja dan adanya fasilitas yang memadai sehingga karyawan merasa aman, tenang dan senang dalam menjalankan tugas- tugas yang dibebankan dan menjadi tanggung jawabnya Suprayitno, 2007: 24. Salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin kerja menurut Hasibuan 2000: 195 adalah hubungan kerja yang erat dan saling membantu antar sesama karyawan, dan antara karyawan dengan pimpinan akan mempunyai pengaruh yang baik terhadap kepuasan kerja pegawai dan berujung pada output kinerja yang baik pula. Faktor tersebut inilah yang diharapkan mampu memberikan pelayanan prima sehingga memiliki nilai tambah atas pelayanan dari Instansi tersebut. Semua Instansi pasti memerlukan manajemen yang berkaitan dengan upaya-upaya guna pencapaian tujuan. Tidak hanya pada sektor swasta, sektor publik juga memerlukan manajemen yang baik agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat yang baik pula. Berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung pada tingkat keberhasilan dari tiap individu organisasi itu sendiri dalam menjalankan tugas mereka Wahyuddin, 2006: 1. Berbagai macam hambatan akan ditemui oleh para individu untuk dapat bekerja dengan baik sehingga kinerja mereka dapat diterima dengan baik oleh perusahaan dan masyarakat. Di era persaingan yang sangat ketat telah menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma sumber daya manusia. Menurut Yasa 2007: 75 bahwa dalam rangka menerangkan persaingan tersebut, maka strategi pengelolaan sumber daya manusia selalu diarahkan untuk mencapai ketersediaan tenaga kerja dalam jumlah dan kualitas yang tepat, baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Suatu organisasi tidak dapat menunggu untuk mendapatkan orang-orang yang sesuai dengan kriteria organisasi guna mengisi posisi tertentu. Organisasi harus berusaha untuk merencanakan kebutuhan di masa yang akan datang dan memutuskan dimana akan menemukan orang-orang yang tepat untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Hal ini memerlukan perencanaan personalia yang mencakup semua kegiatan yang dibutuhkan untuk menyediakan tipe dan jumlah karyawan yang tepat serta berkualitas dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut Handoko, 2001: 5. Salah satu perencanaan tersebut yang semakin penting adalah pemeliharaan kesehatan dan keamanan karyawan. Perusahaan memperhatikan hal tersebut guna menciptakan kondisi kerja yang lebih sehat dan aman serta menjadi lebih bertanggung jawab atas segala kegiatan karyawan, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat kecelakaan kerja yang cukup tinggi Handoko, 2001: 6. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, antara lain motivasi, kepemimpinan, lingkungan kerja, disiplin kerja, budaya kerja, komunikasi, komitmen, jabatan, kualitas kehidupan kerja, pelatihan, kompensasi, kepuasan kerja, dan masih banyak yang lain. Semua faktor tersebut berpengaruh, tergantung pada fakta yang terjadi sebenarnya, ada yang dominan dan ada pula yang tidak Wahyuddin, 2006: 2. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana pengaruh disiplin kerja, lingkungan kerja, dan kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja karyawan. Bagi organisasi yang memberikan pelayanan publik, tentu saja kinerja karyawan itu dapat dilihat dari bagaimana organisasi tersebut dalam memberikan pelayanan kepada publik, seperti dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Ashari Pemalang yang memberikan pelayanan berkaitan dengan bidang kesehatan masyarakat. RSUD Dr. M. Ashari Pemalang merupakan pusat rujukan pelayanan kesehatan di Kabupaten Pemalang. Mengingat tujuan utama dari RSUD ini adalah memberikan pelayanan optimal dalam arti penyelenggaraan “Good Patient Car e”, diharapkan dapat selalu meningkatkan mutu pelayanan dalam upaya pemenuhan tuntutan masyarakat yang semakin meningkat dan kompleks seiring dengan semakin tingginya tingkat persaingan dengan Rumah Sakit Swasta. Untuk mewujudkan pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan pelanggan harus didukung dari segala aspek baik sumber daya manusia, sarana prasarana, metode, lingkungan baik internal maupun eksternal, serta manajemen yang baik pula. Berbagai perkembangan tersebut telah berpengaruh besar terhadap perkembangan pengelolaan rumah sakit yang lebih efisien, peningkatan sarana prasarana serta pengembangan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Berikut ini Tabel yang menerangkan berkaitan dengan sarana prasarana yang terdapat pada RSUD Dr. M. Ashari Pemalang pelayanan 24 jam. Tabel 1.1Sarana Prasarana Penunjang Pelayanan Publik No. Sarana Prasarana Pelayanan 1 Instalasi Rawat Jalan Klinik Spesialis, Klinik Umum, Klinik Konsultasi Gizi, Klinik Kesehatan Reproduksi, Klinik KIRGeneral Check Up, dsb 2 Instalasi Gawat Darurat Tenaga Medis dan Paramedis dengan sertifikasi PPGD, serta dilengkapi 5 mobil ambulance 3 Instalasi Rawat Inap Ruang Inap meliputi Kelas III, Kelas II, Kelas I, Utama II, Utama I, serta VIP 4 Instalasi Perawatan Intensif 8 bed dengan peralatan sesuai standar ICU dan perawat dengan spesifikasi perawat ICU 5 Ruang Perinatologi 8 inkubator, 11 bed, peralatan dengan standar perinatologi, serta 2 dokter spesialis anak dan perawat khusus 6 Instalasi Bedah Sentral Tenaga Medis dan peralatan yang memenuhi standar pelayanan bedah sentral 7 Haemodalisa Pelayanan cuci darah 8 Instalasi Bank Darah Pelayanan darah di Bank Darah Rumah Sakit 9 Instalasi Kesehatan Reproduksi Kesejahteraan ibu dan anak, program KB, Kesehatan usia lanjut, dsb 10 Sterilisasi Sentral Pelayanan sterilisasi sentral 11 Pemulasaran Jenazah Pelayanan pemulasaran jenazah 12 Ambulance dan Mobil Jenazah Pelayanan Ambulance dan mobil jenazah 13 Instalasi Laboratorium Pemeriksaan kimia darah, Imunologi, Skrening zat-zat narkoba, Urinalisa, dsb 14 Instalasi Radiologi Pemeriksaan Radio Diagnostik dan Radiologi Imaging 15 Instalasi Gizi Pelayanan kebutuhan gizi 16 Instalasi Farmasi Pelayanan untuk rawat inap dan rawat jalan 17 Instalasi Rehabilitasi Medis Dokter spesialis rehabilitasi medis, tenaga fisioterapis, psikolog, dsb 18 Elektromedik Peralatan canggih dan tenaga profesional guna mendukung penegakan diagnosa 19 Instalasi Pengelolaan Limbah Pengelolaan dengan sistem FBBR Fluidized Bed Bio-Film Reactor 20 Komputerisasi Sistem jaringan komputer Work Station-Server 21 Informasi Didukung SDM profesional, sistem komputerisasi, serta fasilitas telepon PABXPrivate Automatic Branch Exchange 22 Kasir Didukung sistem komputerisasi Sumber: RSUD Dr. M. Ashari Pemalang, 2013 Sarana prasarana ini diharapkan mampu memfasilitasi segala aspek di bidang kesehatan berkaitan dengan pelayanan publik yang nantinya dapat berdampak pada peningkatan mutu dan kualitas serta peningkatan kepercayaan dan kepuasan pelanggan terhadap RSUD tersebut. Dengan tersedianya sarana dan prasarana dalam upaya mewujudkan lingkungan kerja dan iklim kerja yang kondusif dapat mendorong karyawan untuk selalu berinovasi dan berkreasi. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk sistem yang fair dan struktur yang fleksibel dengan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan manusiawi, serta memperhatikan kemampuan karyawan dan usahanya dalam pencapaian tujuan karirnya. Dalam upaya memberdayakan karyawan dan pengembangan karyawan, pihak manajerial selalu berupaya melakukan tugas serta fungsinya melalui planning, organizing, staffing, directing dan controlling dengan tujuan agar bisa mencapai sasaran Husnawati, 2006: 2. Terkait dengan hal tersebut, disiplin kerja merupakan sesuatu yang harus dipatuhi oleh semua karyawan Instansi. Proses disiplin pada Instansi ini sudah dikerjakan dengan baiksesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2010 Bagian Kedua pasal 1 sampai dengan 4. Karena dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah tersebut, merupakan langkah awal untuk menciptakan aparatur yang profesional. Berikut adalah Tabel 1.2 mengenai sanksi bagi pelanggar disiplin. Tabel 1.2Sanksi Pelanggar Disiplin Sesuai PP No. 532010 Kelompok Jumlah Hari Absensi Sanksi I 5 - 15 hari Disiplin Ringan 5 hari Teguran lisan 6 - 10 hari Teguran tertulis 11 - 15 hari Pernyataan tidak puas secara tertulis II 16 - 30 hari Disiplin Sedang 6 - 20 hari Penundaan Kenaikan Gaji Berkala KGB 21 - 25 hari Penundaan kenaikan pangkat 26 - 30 hari Penurunan pangkat selama satu tahun III 31 - 45 hari Disiplin Berat 31 - 35 hari Penurunan pangkat selama tiga tahun 36 - 40 hari Penurunan jabatan 41 - 45 hari Pembebasan jabatan ≥ 46 hari Pemberhentian dengan atau tidak dengan hormat Sumber: RSUD Dr. M. Ashari Pemalang, 2013 Pada dasarnya, kinerja karyawan pada RSUD Dr. M. Ashari Pemalang sudah dikatakan baik. Berawal dengan kinerja yang baik itulah diharapkan dapat menghasilkan output pelayanan yang sesuai. Kinerja karyawan dikatakan baik apabila semua indikator yang mempengaruhinya sudah baik pula. Indikator kinerja karyawan menurut Mathis 2002: 378 adalah kuantitas, kualitas, keandalan karyawan, dan kehadiran karyawan. Kuantitas merupakan banyaknya pekerjaan yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam waktu satu hari kerja. Kualitas adalah ketaatan karyawan sesuai prosedur, disiplin, dan dedikasinya terhadap organisasi. Sedangkan keandalan karyawan merupakan kemampuan karyawan dalam melakukan pekerjaan yang mencakup konsistensi kinerja serta keandalan dalam pelayanan, akurat, benar, dan tepat. Kehadiran adalah keyakinan karyawan masuk kerja setiap hari dan sesuai dengan jam kerja yang sudah ditetapkan. Namun pada kenyataannya, tingkat kehadiran karyawan pada RSUD Dr. Ashari Pemalang cenderung fluktuatif bahkan tingkat ketidakhadiran karyawan mencapai 50 dan dianggap kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat dari Tabel kategori ketidakhadiran karyawan RSUD Dr. M. Ashari Pemalang periode bulan September-Desember tahun 2012. Tabel 1.3 Kategori Ketidakhadiran Karyawan RSUD Dr. M. Ashari PemalangPeriode September-Desember Tahun 2012 Bulan Kategori Ketidakhadiran Karyawan Jumlah Karyawan H DIK S I C TK Sep-12 237 13 5 279 29 563 Okt-12 260 11 7 239 45 1 563 Nop-12 255 17 6 229 56 563 Des-12 209 13 1 208 132 563 Sumber: RSUD Dr. M. Ashari Pemalang, 2013 Keterangan: H : Hadir DIK : Diklatkursus S : Sakit I : Izin C : Cuti TK : Tanpa Keterangan Tabel tersebut menerangkan bahwa tingkat kehadiran karyawan disebabkan oleh angka kehadiran karyawan yang fluktuatif pada empat bulan terakhir tahun 2012. Hal tersebut menunjukkan ketidakhadiran karyawan tidak hanya tertuju pada tingkat alfa tanpa keterangan yang tinggi saja, melainkan disebabkan oleh beberapa kategori, seperti Diklatkursus, sakit, izin, dan cuti. Keterangan izin meliputi ketidakhadiran di luar kategori tersebut, seperti keperluan keluarga, Dinas luar kota, kunjungan kerja, dan lain sebagainya. Manajemen kinerja yang diterapkan oleh perusahaan ternyata belum berhasil meningkatkan antusiasme karyawan untuk memberikan hasil karya yang lebih baik yang bermuara pada tingkat pelayanan yang diberikan terhadap masyarakat yang dipengaruhi oleh disiplin kerja, lingkungan kerja, dan kualitas kehidupan kerja. Kenyataan tersebut dapat dilihat dari kondisi absensi karyawan di RSUD Dr. M. Ashari Pemalang. Karena dengan mengamati tingkat absensi karyawan, diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai sebab dari rendahnya kinerja yang berimbas pada penilaian masyarakat terhadap pelayanan yang telah diberikan. Tidak hanya dilihat dari tingkat kehadiran karyawan saja, melainkan bagaimana cara dari masing-masing individu di dalam melaksanakan kinerjanya selama berada pada suatu organisasi. Karena Instansi ini tergolong dalam kategori pelayanan jasa dan dibentuk semata-mata untuk memberikan pelayanan publik yang prima. Suatu Instansi dikatakan sudah melakukan kinerja pelayanan prima menurut Mathis 2006: 378 apabila seluruh elemen kinerja meliputi kuantitas, kualitas, ketepatan waktu, kehadiran, dan kemampuan bekerja sama sudah terlaksana dengan baik pula. Penelitian yang dilakukan oleh Sugito 2006 dalam Suprayitno 2007: 29 menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan. Program pendidikan dan pelatihan karyawan merupakan salah satu bentuk kebijakan organisasi dalam meningkatkan kualitas kehidupan karyawan tersebut. Oleh karenanya, RSUD melaksanakan program Diklat guna peningkatan kualitas kehidupan karyawan yang dapat berdampak pula pada peningkatan kinerjanya, sehingga diharapkan tercipta pelayanan yang optimal terhadap masyarakat. Sebaliknya, jika suatu organisasiInstansi tidak ada kesempatan bagi karyawan untuk mengikuti Diklat maka dapat menyebabkan demotivasi bagi karyawan tersebut yang berakibat pada menurunnya semangat dalam berkinerja dan berpengaruh pula terhadap penurunan tingkat pelayanan yang diberikan terhadap masyarakat. Berikut ini adalah Tabel jumlah peserta Diklat program kemitraaan peningkatan kualitas dokter dan paramedis RSUD Dr. M. Ashari Pemalang periode 20112012. Tabel 1.4Tabel Jumlah Peserta Diklat Program Kemitraan Kualitas Dokter dan Paramedis Periode 20112012 No. Bulan Jumlah Peserta Tempat Pelaksanaan 1 Jan 2 Bandung, Semarang 2 Feb 2 Wonosobo, Salatiga 3 Mar 11 Semarang, Pekanbaru, Tegal, Yogyakarta, Salatiga 4 Apr 12 Semarang, Yogyakarta, Sukabumi, Surakarta, Purwokerto, Kendal 5 Mei 11 Semarang, Yogyakarta, Pekalongan, Tegal 6 Jun 13 Jakarta, Semarang, Surakarta, Kendal 7 Jul 19 Yogyakarta, Semarang, Purwokerto, Kudus, Solo 8 Ags - - 9 Sep 13 Yogyakarta, Jakarta, Semarang 10 Okt 11 Semarang, Sukoharjo, Bali, Gombong 11 Nop 17 Jakarta, Semarang, Surabaya, Purwokerto, Bandung, Batang 12 Des 13 Yogyakarta, Solo, Jakarta, Semarang, Kendal Jumlah 124 Sumber: RSUD Dr. M. Ashari Pemalang, 2013 Dari Tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah peserta Diklat periode 20112012 cukup stabil, karena suatu Rumah Sakit dituntut harus memberikan pelayanan yang prima dengan mengikuti perkembangan teknologi sarana prasarana serta studi berkaitan dengan bidang kesehatan yang semakin berkembang pula. Kualitas kehidupan kerja dipandang sebagai konsep yang luas, mencakup kondisi kerja yang sehat dan aman yang memungkinkan karyawan untuk mengembangkan kemampuannya dalam bekerja Ismail, 2008: 60. Dengan bermodalkan hal tersebut maka dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan serta bertujuan untuk mensejahterakan dan mempertahankan karyawan pada suatu organisasiInstansi. Namun bertentangan dengan penilitian yang dilakukan oleh Jannatin 2012: 146 menunjukkan bahwa variabel kualitas kehidupan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja karyawan.Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja, dan Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan RSUD Dr. M. Ashari Pemalang”.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA, KONTRAK PSIKOLOGIS, DISIPLIN KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN RSUD KOTA SEMARANG.

0 27 13

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA Pengaruh Lingkungan Kerja,Motivasi Kerja Dan Disiplin kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Syariah Mandiri Surakarta (Mikro).

0 2 16

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA Pengaruh Lingkungan Kerja,Motivasi Kerja Dan Disiplin kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Syariah Mandiri Surakarta (Mikro).

0 3 15

ANALISIS PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Analisis Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Ud. Inova Home Industri Tas Kabupaten Wonogiri.

0 2 12

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi, Disiplin Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 12

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi, Disiplin Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 20

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. RAZER BROTHERS.

4 36 131

Bab II Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja serta Kinerja Karyawan

0 1 20

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

0 1 9

PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

0 3 12