Pengertian Manajemen Bimbingan Tanpa Alokasi Waktu

personel sekolah dan masyarakat bahwa layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang unik dan dibutuhkan suatu keahlian untuk melakukannya.

2.2 Manajemen Bimbingan dan Konseling Tanpa Alokasi Jam

Pembelajaran

2.2.1 Pengertian Manajemen Bimbingan Tanpa Alokasi Waktu

Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk kegiatan pengembangan diri dan menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang struktur kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa kegiatan pengembangan diri memiliki alokasi waktu ekuivalen 2 jam pembelajaran per minggu. Alokasi waktu ekuivalen 2 jam pembelajaran per minggu berarti kegiatan pengembangan diri dilakukan sama dengan 2 jam pembelajaran per minggu, namun pelaksanaannya tidak harus di dalam jam pembelajaran atau dapat dilakukan di luar jam pembelajaran. Mengacu pada hal di atas maka kegiatan bimbingan dan konseling dapat dilakukan di luar jam pembelajaran, Sugiyo 2012: 12 menyatakan “dibandingkan dengan kurikulum terdahulu agaknya ada perbedaan dalam jumlah jam belajar efektif yaitu adanya pengurangan jam belajar efektif di kelas namun jam belajar diberikan lebih banyak untuk kegiatan di luar jam belajar efektif melalui pengembangan diri di bawah bimbingan konselor maupun tenaga kependidikan yang lain.” Hal ini berarti bimbingan dan konseling dapat dilakukan di dalam jam pembelajaran namun seyogyanya lebih banyak dilakukan di luar jam pembelajaran melalui kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan bimbingan dan konseling seperti bimbingan kelompok, konseling kelompok dan sebagainya. Dengan demikian tak ada salahnya apabila ada sekolah yang membuat kebijakan dimana tidak ada alokasi di dalam jam pembelajaran untuk kegiatan bimbingan dan konseling. Apalagi adanya manajemen berbasis sekolah, sekolah mempunyai otonomi dalam membuat kebijakan yang terkait dengan kemajuan sekolah, salah satunya sekolah membuat kebijakan tentang tidak ada alokasi jam di dalam pembelajaran untuk bimbingan dan konseling. Tidak ada alokasi jam di dalam pembelajaran untuk bimbingan dan konseling, membuat konselor harus melakukan semua kegiatan bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran. Untuk itu konselor melakukan pengaturan kegiatan bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran atau manajemen bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran. Manajemen bimbingan dan konseling tanpa alokasi jam pembelajaran di sini maksudnya manajemen bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran yaitu kegiatan yang mengatur semua kegiatan bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran. Dengan kata lain pelaksanaan semua pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan di luar jam pembelajaran, Depdikas 2007: 213 menyatakan: kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara, dan menigkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan 1 pengembangan program, 2 pengembangan staf, 3 pemanfaatan sumber daya, dan 4 pengembangan penataan kebijakan. Manajemen bimbingan dan konseling tanpa alokasi jam pembelajaran pada umumnya tidak jauh berbeda dengan manajemen bimbingan dan konseling dimana manajemen bimbingan dan konseling tanpa alokasi jam pembelajaran mengacu pada prinsip manajemen yang fungsinya terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian pengawasan, selain itu manajemennya harus dilakukan secara jelas, sistematik, dan terarah sehingga program pelayanan bimbingan dan konseling dapat dicapai.

2.2.2 Fungsi Manajemen Bimbingan dan Konseling Tanpa Alokasi Jam