Hubungan antara Kebiasaan Makan di Luar Rumah dengan Kejadian Hubungan antara Kebiasaan Mencuci Bahan Makanan Mentah yang

23,1. Sedangkan dari 13 responden kontrol dengan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan yang kurang baik sebanyak 3 orang 23,1, dan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan baik sebanyak 10 orang 76,9. Dari hasil uji Chi-square, diperoleh p value sebesar 0,006 karena p value 0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dengan kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Perhitungan risk estimate didapatkan OR 11,111 OR1 dengan 95CI=1,792-68,894 menunjukkan bahwa responden dengan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan yang kurang baik mempunyai risiko 11,111 kali lebih besar menderita Demam Tifoid daripada responden dengan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dengan baik yaitu menggunakan sabun dan menggosok tangan.

4.2.3.5 Hubungan antara Kebiasaan Makan di Luar Rumah dengan Kejadian

Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Hasil uji Chi-square dari data penelitian tentang Kebiasaan Makan di Luar Rumah pada responden kasus dan kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang, didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.16 Tabulasi Silang antara Kebiasaan Makan di Luar Rumah dengan Kejadian Demam Tifoid Kebiasaan Makan di Luar Rumah Kejadian Demam Tifoid Nilai p OR 95CI Kasus Kontrol ∑ ∑ Ya Tidak 9 4 69,2 30,8 2 11 15,4 84,6 0,005 12,375 1,828- 83,767 Total 13 100,0 13 100,0 Berdasarkan Tabel 4.16 diketahui bahwa dari 13 responden kasus yang mempunyai kebiasaan makan di luar rumah sebanyak 9 orang 69,2 dan yang tidak mempunyai kebiasaan makan di luar rumah sebanyak 4 orang 30,8. Sedangkan dari 13 responden kontrol yang mempunyai kebiasaan makan di luar rumah sebanyak 2 orang 15,4, dan yang tidak mempunyai kebiasaan makan di luar rumah sebanyak 11 orang 84,6. Dari hasil uji Chi-square, diperoleh p value sebesar 0,005 karena p value 0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara kebiasaan makan di luar rumah dengan kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Perhitungan risk estimate didapatkan OR 12,375 OR1 dengan 95CI=1,828-83,767 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai kebiasaan makan di luar rumah, mempunyai risiko 12,375 kali lebih besar menderita Demam Tifoid daripada responden yang tidak mempunyai kebiasaan makan di luar rumah.

4.2.3.6 Hubungan antara Kebiasaan Mencuci Bahan Makanan Mentah yang

Akan Dimakan Langsung dengan Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Hasil uji Chi-square dari data penelitian tentang kebiasaan mencuci bahan makanan mentah yang akan dimakan langsung pada responden kasus dan kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.17: Tabulasi Silang antara Kebiasaan Mencuci Bahan Makanan Mentah Yang Akan Dimakan Langsung dengan Kejadian Demam Tifoid Kebiasaan Mencuci Bahan Makanan Mentah yang Akan Dimakan Langsung Kejadian Demam Tifoid Nilai p Kasus Kontrol ∑ ∑ Kurang Baik Baik 8 5 61,5 38,5 4 9 30,8 69,2 0,116 Total 13 100,0 13 100,0 Berdasarkan Tabel 4.17 diketahui bahwa dari 13 responden kasus yang mempunyai kebiasaan mencuci bahan makanan mentah yang akan dimakan langsung kurang baik sebanyak 8 orang 61,5 dan yang mempunyai kebiasaan mencuci bahan makanan mentah yang akan dimakan langsung baik sebanyak 5 orang 38,5. Sedangkan dari 13 responden kontrol mempunyai kebiasaan mencuci bahan makanan mentah yang akan dimakan langsung kurang baik sebanyak 4 orang 30,8 dan yang mempunyai kebiasaan mencuci bahan makanan mentah yang akan dimakan langsung baik sebanyak 9 orang 69,2. Dari hasil uji Chi-square, diperoleh bahwa nilai p value sebesar 0,116 karena p value 0,05 sehingga Ho diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan mencuci bahan makanan mentah yang akan dimakan langsung dengan kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.

4.2.3.7 Hubungan antara Umur Responden dengan Kejadian Demam Tifoid di

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN ANGKA KEJADIAN TIFOID DI KELURAHAN DINOYO KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG TAHUN 2014

3 14 21

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

0 6 129

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, KONDISI JAMBAN KELUARGA DAN INFORMASI YANG DITERIMADENGAN Hubungan antara Higiene Perorangan, Kondisi Jamban Keluarga dan Informasi yang diterima dengan Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Boyolal

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, KONDISI JAMBAN KELUARGA DAN INFORMASI YANG DITERIMA DENGAN Hubungan antara Higiene Perorangan, Kondisi Jamban Keluarga dan Informasi yang diterima dengan Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Boyola

0 1 16

PENDAHULUAN Hubungan antara Higiene Perorangan, Kondisi Jamban Keluarga dan Informasi yang diterima dengan Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Boyolali.

1 4 5

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

2 3 16

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

2 4 2

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

4 7 9

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR SANITASI LINGKUNGAN DAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID PADA ANAK USIA 514 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIROTO KOTA SEMARANG

5 7 102

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIGIENE PERORANGAN DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENGADEGAN KABUPATEN PURBALINGGA

0 1 53