Sarana Air Bersih Responden Sarana Pembuangan Tinja Responden Kebiasaan Mencuci Tangan Setelah Buang Air Besar Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum Makan

Tabel 4.1 Distribusi Responden menurut Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase 1. Tidak Tamat SD 2 7,7 2. Tamat SD 6 23,1 3. Tamat SMP 9 34,6 4. Tamat SMA 9 34,6 Jumlah 26 100 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 26 responden tingkat pendidikan paling besar adalah tamat SMP dan SMA sama-sama berjumlah 9 orang 34,6, sedangkan yang paling sedikit adalah tidak tamat SD berjumlah 2 orang 7,7.

4.2.1.2 Distribusi Responden menurut Pekerjaan

Hasil wawancara dengan responden penelitian didapatkan gambaran umum mengenai pekerjaan responden Tabel 4.2. Tabel 4.2 Distribusi Responden menurut Pekerjaan No. Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase 1. IRT 8 30,8 2. Buruh 11 42,3 3. Swasta 7 26,9 Jumlah 26 100 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui dari 26 responden sebagian besar mempunyai pekerjaan buruh berjumlah 11 orang 42,3, sedangkan paling sedikit adalah swasta yaitu berjumlah 7 orang 26,9.

4.2.2 Analisis Univariat

4.2.2.1 Sarana Air Bersih Responden

Distribusi hasil penelitian mengenai sarana air bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Tabel 4.3. Tabel 4.3: Sarana Air Bersih Responden No. Sarana Air Bersih Jumlah Prosentase 1 Tidak Memenuhi Syarat 11 42,3 2 Memenuhi Syarat 15 57,7 Jumlah 26 100 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden dengan sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat sebanyak 11 orang 42,3 dan responden dengan sarana air bersih yang memenuhi syarat sebanyak 15 orang 57,7.

4.2.2.2 Sarana Pembuangan Tinja Responden

Distribusi hasil penelitian mengenai sarana pembuangan tinja di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Tabel 4.4. Tabel 4.4: Sarana Pembuangan Tinja Responden No. Sarana Pembuangan Tinja Jumlah Prosentase 1 Tidak Memenuhi Syarat 11 42,3 2 Memenuhi Syarat 15 57,7 Jumlah 26 100 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden dengan sarana pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sebanyak 11 orang 42,3 dan responden dengan sarana pembuangan tinja yang memenuhi syarat sebanyak 15 orang 57,7.

4.2.2.3 Kebiasaan Mencuci Tangan Setelah Buang Air Besar

Distribusi hasil penelitian mengenai kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Tabel 4.5. Tabel 4.5: Kebiasaan Mencuci Tangan Setelah Buang Air Besar Responden No. Kebiasaan Mencuci Tangan Setelah Buang Air Besar Jumlah Prosentase 1 Kurang Baik 10 38,5 2 Baik 16 61,5 Jumlah 26 100 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar kurang baik sebanyak 10 orang 38,5 dan responden yang mempunyai kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar baik sebanyak 16 orang 61,5.

4.2.2.4 Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum Makan

Distribusi hasil penelitian mengenai kebiasaan mencuci tangan sebelum makan di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Tabel 4.6. Tabel 4.6: Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum Makan Responden No. Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum Makan Jumlah Prosentase 1 Kurang Baik 13 50,0 2 Baik 13 50,0 Jumlah 26 100 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum makan kurang baik sebanyak 13 orang 50,0 dan responden yang mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum makan baik sebanyak 13 orang 50,0.

4.2.2.5 Kebiasaan Makan Di Luar Rumah

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN ANGKA KEJADIAN TIFOID DI KELURAHAN DINOYO KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG TAHUN 2014

3 14 21

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

0 6 129

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, KONDISI JAMBAN KELUARGA DAN INFORMASI YANG DITERIMADENGAN Hubungan antara Higiene Perorangan, Kondisi Jamban Keluarga dan Informasi yang diterima dengan Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Boyolal

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, KONDISI JAMBAN KELUARGA DAN INFORMASI YANG DITERIMA DENGAN Hubungan antara Higiene Perorangan, Kondisi Jamban Keluarga dan Informasi yang diterima dengan Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Boyola

0 1 16

PENDAHULUAN Hubungan antara Higiene Perorangan, Kondisi Jamban Keluarga dan Informasi yang diterima dengan Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Boyolali.

1 4 5

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

2 3 16

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

2 4 2

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

4 7 9

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR SANITASI LINGKUNGAN DAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID PADA ANAK USIA 514 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIROTO KOTA SEMARANG

5 7 102

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIGIENE PERORANGAN DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENGADEGAN KABUPATEN PURBALINGGA

0 1 53