Hubungan antara Sarana Air Bersih dengan Kejadian Demam Tifoid di Hubungan antara Sarana Pembuangan Tinja dengan Kejadian Demam

Tabel 4.11: Tingkat Sosial Ekonomi Responden No. Tingkat Sosial Ekonomi Jumlah Prosentase 1 Rendah 10 38,5 2 Tinggi 16 61,5 Jumlah 26 100 Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa responden dengan tingkat sosial ekonomi rendah sebanyak 10 orang 38,5 dan responden dengan tingkat sosial ekonomi tinggi sebanyak 16 orang 61,5. 4.2.3 Analisis Bivariat

4.2.3.1 Hubungan antara Sarana Air Bersih dengan Kejadian Demam Tifoid di

Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Hasil uji Chi-square dari data penelitian tentang Sarana Air Bersih pada responden kasus dan kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang, didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.12: Tabulasi Silang antara Sarana Air Bersih dengan Kejadian Demam Tifoid Sarana Air Bersih Kejadian Demam Tifoid Nilai p Kasus Kontrol ∑ ∑ Tidak Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat 7 6 53,8 46,2 4 9 30,8 69,2 0,234 Total 13 100,0 13 100,0 Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa dari 13 responden kasus yang memiliki sarana air bersih dengan kriteria tidak memenuhi syarat sebanyak 7 orang 53,8 dan yang memiliki sarana air bersih dengan kriteria memenuhi syarat sebanyak 6 orang 46,2. Sedangkan dari 13 responden kontrol yang memiliki sarana air bersih dengan kriteria tidak memenuhi syarat sebanyak 4 orang 30,8 dan yang memiliki sarana air bersih dengan kriteria memenuhi syarat sebanyak 9 orang 69,2. Dari hasil uji Chi-square, diperoleh bahwa nilai p value sebesar 0,234 karena p value 0,05 sehingga Ho diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara sarana air bersih dengan kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.

4.2.3.2 Hubungan antara Sarana Pembuangan Tinja dengan Kejadian Demam

Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Hasil uji Chi-square dari data penelitian tentang Sarana Pembuangan Tinja pada responden kasus dan kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang, didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.13: Tabulasi Silang antara Sarana Pembuangan Tinja dengan Kejadian Demam Tifoid Sarana Pembuangan Tinja Kejadian Demam Tifoid Nilai p OR 95CI Kasus Kontrol ∑ ∑ Tidak memenuhi Syarat Memenuhi Syarat 8 5 61,5 38,5 3 10 23,1 76,9 0,047 5,333 0,968- 29,393 Total 13 100,0 13 100,0 Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui bahwa dari 13 responden kasus yang memiliki sarana pembuangan tinja tidak memenuhi syarat sebanyak 8 orang 61,5 dan yang memiliki sarana pembuangan tinja memenuhi syarat sebanyak 5 orang 38,5. Sedangkan dari 13 responden kontrol yang memiliki sarana pembuangan tinja tidak memenuhi syarat sebanyak 3 orang 23,1 dan yang memiliki sarana pembuangan tinja memenuhi syarat sebanyak 10 orang 76,9. Dari hasil uji Chi-square, diperoleh p value sebesar 0,047 karena p value 0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara sarana pembuangan tinja dengan kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Perhitungan risk estimate didapatkan OR 5,333 OR1 dengan 95CI=0,968-29,393, menunjukkan bahwa responden yang sarana pembuangan tinjanya tidak memenuhi syarat mempunyai risiko 5,333 kali lebih besar menderita Demam Tifoid daripada responden yang sarana pembuangan tinjanya memenuhi syarat.

4.2.3.3 Hubungan antara Kebiasaan Mencuci Tangan Setelah Buang Air Besar

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN ANGKA KEJADIAN TIFOID DI KELURAHAN DINOYO KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG TAHUN 2014

3 14 21

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

0 6 129

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, KONDISI JAMBAN KELUARGA DAN INFORMASI YANG DITERIMADENGAN Hubungan antara Higiene Perorangan, Kondisi Jamban Keluarga dan Informasi yang diterima dengan Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Boyolal

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, KONDISI JAMBAN KELUARGA DAN INFORMASI YANG DITERIMA DENGAN Hubungan antara Higiene Perorangan, Kondisi Jamban Keluarga dan Informasi yang diterima dengan Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Boyola

0 1 16

PENDAHULUAN Hubungan antara Higiene Perorangan, Kondisi Jamban Keluarga dan Informasi yang diterima dengan Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Boyolali.

1 4 5

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

2 3 16

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

2 4 2

Hubungan Karakteristik Individu, Praktik Higiene, dan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

4 7 9

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR SANITASI LINGKUNGAN DAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID PADA ANAK USIA 514 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIROTO KOTA SEMARANG

5 7 102

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIGIENE PERORANGAN DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENGADEGAN KABUPATEN PURBALINGGA

0 1 53