4. Kapital Sosial i. Semakin banyak nilai warisan dari orang tua, semakin besar kapital sosial
yang dimiliki. ii. Semakin besar nilai kekayaan keluargaorangtua, semakin besar kapital
sosial yang dimiliki iii. Semakin lama menjadi angota organisasi sosial politik underbow, semakin
besar kapital sosial yang dimiliki. iv. Semakin lama menjadi anggota organisasi sosial keagamaan, semakin besar
kapital sosial yang dimiliki. v. Semakin banyak kolega bisnis yang masih aktif berhubungan, semakin besar
kapital sosial yang dimiliki.
3.6 Perumusan Peran Pemuda
Peran pemuda pada situasi sekarang akan ditelaah dari studi kasus di Kabupaten Sukabumi yang merupakan faktor empiris dari penelitian ini. Dengan
menggunakan model persamaan struktural SEM dapat diduga secara kuantitatif peran pemuda di Kabupaten Sukabumi. Selanjutnya dari faktor empiris tersebut
dipadukan dengan faktor determinan peran pemuda dibuat sintesis peran pemuda secara nasional. Sintesis peran pemuda kemudian direfleksikan ke kondisi dan
situasi pemuda sekarang. Secara diagram proses tersebut dicantumkan pada Gambar 3 berikut.
Gambar 3 Diagram proses analisis dan sintesis peran pemuda dari studi kasus ke implikasi kebijakan nasional
Kondisi dan situasi pemuda
sekarang Studi kasus
di Kabupaten Sukabumi
Kajia n determinan
peran pemuda Analisis
SEM
Sintesis peran
pemuda nasional
Hasil empiris peran pemuda
di Kabupaten Sukabumi
Peningkatan
4 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
Bab ini menguraikan kondisi geografis, klimatologis, kependudukan, kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan, organisasi masyarakat, dan
sumberdaya alam. Dalam bab ini juga diuraikan gambaran umum setiap kecamatan yang dip ilih menjadi lokasi penelitian.
4.1 Kondisi Geografis
Sukabumi berasal dari bahasa Sunda, yaitu Suka-bumen, yang menurut sejarahnya, mereka yang datang ke daerah ini tidak ingin pindah lagi, mengingat
udaranya yang sejuk dan nyaman, sehingga mereka senang bumen-bumen atau bertempat tinggal di daerah ini. Pada tahun 1914 Pemerintah Hindia Belanda
menjadikan Kota Sukabumi sebagai Burgerlijjk Bestuur dengan status Gemeenteraad Van Sukabumi dengan alasan bahwa di kota ini banyak berdiam
orang-orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan-perkebunan yang berada di daerah Kabupaten Sukabumi bagian selatan yang harus mendapatkan pelayanan
yang istimewa. Sejak ditetapkannya Sukabumi menjadi Daerah Otonom pada bulan Mei 1926, maka resmi diangkat Burgemeester yaitu Mr. G.F.Rambonnet.
Pada masa inilah dibangun sarana dan prasarana penting seperti Stasiun Kereta Api, Mesjid Agung, Gereja dan Pembangkit Listrik. Setelah Mr. G.F. Rambonnet
memerintah, selanjutnya ada tiga Burgemeester sebagai penggantinya yaitu Mr. W.M. Ouwekerk, Mr. A.I. Van Unen dan Mr. W.J.Ph.VanWaning BAPPEDA
Sukabumi 2001. Kabupaten Sukabumi terletak pada batas meridian 6
57–7 25 LS dan
106 49–107
00 BT. Secara topografis pada umumnya bergelombang di bagian
selatan dan bergunung di bagian utara dan wilayah bagian tengah, ketinggian di atas permukaan laut berkisar antara 0 – 2.960 m, berjarak tempuh 120 km dari
Ibukota Negara dan 95 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat. Dataran rendah ada di pesisir selatan, yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, mulai dari
Teluk Ciletuh sampai muara sungai Cikaso dan Cimandiri. Dengan adanya daerah pantai dan gunung-gunung antara lain Gunung Salak 2.211 m dan Gunung Gede
2.958 m menyebabkan lereng sangat miring lebih besar dari 35
o
meliputi 29 dari luas Kabupaten Sukabumi, kemiringan antara 13
o
- 35
o
meliputi 37 dan kemiringan antara 2
o
-13
o
meliputi 21 dari luas kabupaten. Sisanya daerah datar meliputi 13 dari luas kabupaten. Keadaan topografi yang demikian
menyebabkan wilayah Kabupaten Sukabumi menjadi rawan terhadap longsor, erosi tanah, dan lain- lain.
Batasan-batasan wilayah administratif sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor; sebelah selatan berbatasan dengan Samudra
Hindia; sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur; dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak. Secara fisik, luas wilayah Kabupaten
Sukabumi adalah 412.592 ha yang secara administratif dibagi dalam 45 kecamatan, 343 desa dan terdiri oleh 60 daratan dan 40 lautan BAPPEDA
Sukabumi 2001. Panjang pantai Kabupaten Sukabumi sekitar
± 117 km dimulai dari ujung
barat Kecamatan Cisolok sampai dengan ujung timur Kecamatan Tegal Buled yang melintasi 9 kecamatan pesisir 65 desa dengan dihampari terumbu karang
dan rumput laut ya ng tumbuh dengan indah diterpa oleh sapuan ombak setinggi 1,8 -3 meter di wilayah kewenangan daerah 702 km
2
. Khusus di wilayah pesisir
Teluk Pelabuhan Ratu terdapat 4 kecamatan pesisir, yaitu Kecamatan Simpenan, Pelabuhan Ratu, Cikakak dan Cisolok dari keseluruhan 9 sembilan kecamatan
pesisir. Kecamatan pesisir dalam hal ini didefinisikan sebagai kecamatan yang sebagian atau seluruh wilayahnya berbatasan langsung dengan lautan, dalam hal
ini adalah Samudera Hindia. Kabupaten Sukabumi secara administratif juga berbatasan langsung
dengan wilayah Kota Sukabumi yang merupakan daerah kantong enclave dikelilingi beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Sukabumi, kecamatan
tersebut adalah Kecamatan Sukabumi dan Kadudampit di sebelah utara; Kecamatan Cisaat di sebelah barat; Kecamatan Nyalindung di sebelah selatan; dan
Kecamatan Sukaraja di sebelah timur. Dengan kondisi fisik geografis tersebut tentu mengakibatkan adanya keterkaitan yang kuat dalam interaksi dan dinamika
perkembangan sosial, ekonomi dan budaya antara Kabupaten dan Kota Sukabumi, oleh karenanya terdapat peluang diselenggarakannya kerjasama antara daerah
sesuai dengan spesifikasi dan karakteristik sosial, ekonomi dan budaya di masing- masing daerah.
Dilihat dari peranan wilayah Kabupaten Sukabumi dalam aspek pemanfaatan ruang secara nasional, telah dituangkan dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional RTRWN dan dalam PP No. 471997 bahwa dalam mempertimbangkan faktor kompetisi dan faktor sinergis antara kawasan secara
nasional, identifikasi sektor-sektor unggulan untuk kawasan andalan Sukabumi kabupatenkota dan sekitarnya adalah: perikanan, pariwisata dan perkebunan.
Pada tingkat provinsi, Bappeda Jawa Barat telah menyepakati sektor-sektor unggulan untuk kawasan andalan Sukabumi dan sekitarnya adalah: pariwisata,
perdagangan dan jasa, pertanian, perikanan, kehutanan dan perkebunan. Selain itu dialog kawasan andalan Jawa Barat tahun 2000, sebagai operasionalisasi
pengembangan kawasan andalan tersebut, sektor-sektor unggulan untuk kawasan andalan Sukabumi dan sekitarnya adalah: pertanian, pariwisata dan kelautan
BAPPEDA Sukabumi 2001. Dari aspek kemampuan kedalaman efektif dan tekstur, Kabupaten
Sukabumi sebagian bertekstur tanah sedang tanah lempung. Kedalaman tanahnya dapat dikelompokkan menjadi 2 dua golongan besar yaitu kedalaman
tanah sangat dalam lebih dari 90 cm dan kedalaman tanah kurang dalam kurang dari 90 cm. Kedalaman tanah sangat dalam tersebar di bagian utara, sedangkan
kedalaman tanah kurang dalam tersebar di bagian tengah dan selatan. Hal ini mengakibatkan wilayah bagian utara lebih subur dibanding wilayah bagian
selatan. Di bagian tengah, yaitu di sebelah selatan Sungai Cimandiri terletak
dataran tinggi Jampang dengan ketinggian 500 – 1.000 meter dpl di atas permukaan laut. Secara morfologis, wilayah Kabupaten Sukabumi dapat
dikelompokan ke dalam 4 empat kelompok sebagai berikut: 1 Pegunungan berapi di bagian utara, terdiri dari timbunan bahan vulkanik
yang masih baru. Ketinggian berkisar antara 500 – 3.000 meter dpl. Kemiringan bervariasi antara 0 - 40 dan memungkinkan untuk
membudidayakan komoditi, termasuk holtikultura dataran tinggi. 2 Pegunungan lipatan di bagian tengah dan barat, terbentuk dari batuan
sedimen, berlapis dan berlipat kuat dengan banyak patahan. Di daerah ini
ditemukan intrusi batuan keras yang terbentuk pada zaman pra tersier andesit dan basalt.
3 Pegunungan plateau di bagian tenggara, terbentuk oleh endapan vulkanik tersier. Kesatuan tersebut terdiri dari endapan yang berasal dari laut,
seperti breksi vulkanik, batu pasir, batu lempung dan batu tufa. Dataran ini banyak terpotong oleh sungai yang membentuk lereng- lereng curam.
Ketinggiannya bervariasi antara 10 sd 700 meter dpl. 4 Dataran pesisir dengan sungai terdiri dari tanah endapan. Kesatuan ini
terbatas pada daerah-daerah yang sempit di sepanjang aliran sungai dan pesisir. Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Sukabumi
didominasi oleh tanah mineral dengan tingkat perkembangan yang berbeda-beda. Luas areal berdasarkan jenis tanahnya secara rinci dapat
dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 Jenis tanah di Kabupaten Sukabumi
Jenis tanah Luas hektar
Prosentase Gleisol
6.500 1,6
Alluvial 8.720
2,1 Regosol
2.740 0,6
Andosol 13.430
3,4 Asosiasi Renzina
dan Combisol 17.430
4,2 Grumosol
23.560 5,7
Mediteran 48.720
11,7 Podsol
65.550 16,0
Latosol 227.160
54,7 Jumlah
414.770 100
Sumber: Kabupaten Sukabumi 2004
4.2 Kondisi Klimatologis