Metode Analisis Peningkatan peran pemuda dalam pembangunan kelautan dan perikanan di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

Kapital sosial meliputi: 1 nilai warisan orang tua, 2 kekayaan keluargaorang tua, 3 lamanya mengikuti organisasi politik, 4 lamanya menjadi anggota organisasi keagamaan, dan 5 jumlah kolegamitra bisnis yang masih aktif berhubungan. Pengaruh faktor-faktor determinan terhadap peran pemuda sebenarnya tidak bisa disebut bersifat individual. Dengan kata lain pengaruh langsung setiap faktor terhadap peran pemuda adalah “semu”. Hal ini disebabkan oleh interaksi antar faktor tersebut. Secara rinci, kerangka pemikiran ini dituangkan pada Gambar 2.

3.4 Metode Analisis

Data primer diolah secara deskriptif dan kuantitatif. Secara deskriptif data karakteristik pemuda yang juga merupakan peubah dari faktor determinan yang mempengaruhi peran pemuda ditampilkan dalam nilai minimal, maksimal, dan rata-rata. Disamping itu data karakteristik juga ditampilkan dalam klasifikasi data. Data bentuk-bentuk peran pemuda ditampilkan dalam bentuk persentase. Khusus untuk pengolahan data secara kuantitatif, data primer yang dikumpulkan dari responden ditabulasi, lalu diolah menggunakan model persamaan struktural structural equation model atau SEM. Dalam persamaan ini peran pemuda, yaitu Y peubah endogen laten, dipengaruhi oleh empat faktor peubah eksogen laten, yaitu kewirausahaan X 1 , kebijakan publik X 2 , sumberdaya X 3 , dan kapital sosial X 4 . Sedangkan setiap faktor tersebut dipengaruhi oleh berbagai peubah yang bisa diukur peubah endogen yang diamati. Peran pemuda ditunjukkan oleh berbagai bentuk peran peubah endogen yang diamati. Dalam hal ini juga dianalisa tentang korelasi antar peubah eksogen laten. Galat pengukuran measurement error diklasifikasikan sebagai peubah eksogen laten. Peubah endogen adalah peubah yang nilainya harus diterangkan atau diprediksi. Endogen berasal dari bahasa Yunani yang artinya dihasilkan dari dalam. Peubah eksogen adalah peubah yang nilainya tidak harus diterangkan atau diprediksi. Eksogen berasal dari bahasa Yunani yang artinya dihasilkan dari luar. Klasifikasi endogen atau eksogen didasarkan pada teori ekonomi atau asumsi yang dibuat. Model Persamaan Struktural atau Structural Equation Modeling SEM adalah teknik pemodelan statistik yang umum dan banyak digunakan dalam ilmu perilaku manusia. SEM bisa diklasifikasikan sebagai analisis faktor dan regresi atau analisis jalur. Hal yang penting dalam SEM adalah konsep teoritis yang diwakili oleh faktor laten. Hubungan antar faktor laten diwakili oleh koefisien regresi atau jalur antar faktor Hox dan Bechger 1998. Software yang banyak digunakan untuk menganalisis data menggunakan SEM adalah Lisrel Linear Structural Relations dan AMOS Analysis of Moments Structure. Disamping itu juga terdapat program lainnya yang bisa digunakan untuk mengolah data dengan model SEM adalah PRELIS dan SIMPLIS Byrne 2001. Kollmeyer 2004 menggunakan SEM first order sebagai cara baru untuk mempelajari distribusi kekuatan politik berbasis kelas di negara- negara demokrasi kapitalis maju. Negara yang menjadi obyek penelitian adalah Australia, Austria, Belgia, Kanada, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Italia, Jerman, Norwegia, Swedia, Swiss, Britania Raya, dan Amerika Serikat. Data yang digunakan merupakan data deret waktu dari tahun 1980 hingga 1989. SEM digunakan oleh Fox 2002 untuk mengestimasi peubah-peubah yang mempengaruhi indikator makroekonomi, yaitu konsumsi, investasi, upah pekerja swasta, permintaan ekuilibrium, keuntungan swasta, dan stok kapital. Data yang digunakan adalah data deret waktu dari tahun 1921 sampai 1941. Fox juga menggunakan SEM untuk mengestimasi two-stage least square TSLS, serta untuk mengestimasi model rekursif. Murti 2006 meneliti faktor- faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan 426 orang manajer perempuan yang bekerja di Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI dan Bank Danamon yang tersebar di Jakarta. Studi tentang gaya kepemimpinan ini menggunakan SEM second-order full version. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor determinan yang mempengaruhi peran pemuda. Baik peran pemuda maupun faktor- faktor determinan merupakan peubah laten. Peubah dalam penelitian ini berbentuk kelompok, yaitu dekomposisi dari faktor- faktor determinan. Di pihak lain, peubah peran pemuda juga diuraikan menjadi berbagai peubah laten. Dengan struktur peubah tersebut yang sebagian dikelompokkan dan diolah secara bersamaan untuk menentukan peran pemuda yang notabene peubah laten, maka model yang relatif sesuai cocok untuk penelitian ini adalah model persamaan struktural SEM. Model persamaan struktural dipilih dalam penelitian ini karena beberapa alasan sebagai berikut: 1 Asumsi untuk analisis statistik sangat jelas dan bisa diuji; 2 Modelling dengan menggunakan grafik mempermudah pengguna untuk melakukan analisis secara kreatif; 3 SEM memungkinkan uji kelayakan model dan parameter individual secara simultan; 4 Koefisien regresi, mean rata-rata, dan variance bisa dibandingkan secara simultan; 5 Model bisa meminimalkan error sehingga hubungan antar peubah laten bisa terhindar dari kontaminasi error pengukuran; 6 Mampu melakukan uji model non-standar, termasuk data deret ukur time series, data tidak normal, dan data tidak lengkap missing data; dan 7 Regresi linier dalam jumlah banyak bisa diolah secara simultan. Model persamaan struktural SEM dibuat secara diagram maupun rumus matematik. Berdasarkan Gambar 2, maka persamaan matematis untuk model SEM ini adalah sebagai berikut:

3.4.1 Konstruksi peubah eksogen laten dan endogen pengamatan

X ij = ? j X i + ? j . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 dimana: untuk i= 1; j= 1, 2, 3, 4, 5 untuk i = 2; j = 1, 2, 3, 4 untuk i = 3; j = 1, 2, 3, 4, 5, 6 untuk i = 4; j = 1, 2, 3, 4, 5 ? = komponen muatan loading component ? = galat measurement error X 1 = peubah eksogen laten ”kewirausahaan” X 2 = peubah eksogen laten ”kebijakan publik” X 3 = peubah eksogen laten ”sumberdaya” X 4 = peubah eksogen laten ”kapital sosial” X 11 = peubah endoge n pengamatan ”usia” X 12 = peubah endogen pengamatan ”pendidikan formal” X 13 = peubah endogen pengamatan ”pengalaman berwiraswasta” X 14 = peubah endogen pengamatan ”membaca berita bisnis” X 15 = peubah endogen pengamatan ”mendengar radiotelevisi” X 21 = peubah endogen pengamatan ”nilai kredit” X 22 = peubah endogen pengamatan “nilai pungutan” X 23 = peubah endogen pengamatan ”intensitas penyuluhan” X 24 = peubah endogen pengamatan “lama waktu mengurus ijin” X 31 = peubah endogen pengamatan ”nilai aset usaha” X 32 = peubah endogen pengamatan ”lahan non perikanan” X 33 = peubah endogen pengamatan ”jumlah tenaga kerja produktif” X 34 = peubah endogen pengamatan “keuntungan usaha perikanan” X 35 = peubah endogen pengamatan ”saldo tabungan” X 36 = peubah endogen pengamatan ”perkiraan kenaikan keuntungan” X 41 = peubah endogen pengamatan “nilai warisan dari orang tua” X 42 = peubah endogen pengamatan ”kekayaan keluargaorangtua” X 43 = peubah endogen pengamatan ”lamanya menjadi anggota organisasi politik” X 44 = peubah endogen pengamatan ”lamanya menjadi anggota organisasi agama” X 45 = peubah endogen pengamatan ”jumlah mitra bisnis”

3.4.2 Konstruksi peubah endogen pengamatan dan laten

Y l = ? l Y + ? l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 Y l = peubah endogen pengamatan Y = peubah endogen laten peran pemuda dimana: l = 1, 2, 3, ....., 21 ? = komponen muatan loading component ? = galat pengukuran measurement error Y 1 = peubah endogen pengamatan “mengikuti rapat desadaerah” Y 2 = peubah endogen pengamatan ”memberi saran” Y 3 = peubah endogen pengamatan “menyusun program” Y 4 = peubah endogen pengamatan ”sosialisasi program” Y 5 = peubah endogen pengamatan ”memiliki aset penangkapan ikan” Y 6 = peubah endogen pengamatan ”memiliki aset lahan budidaya” Y 7 = peubah endogen pengamatan ”memiliki aset pengolahan ikan” Y 8 = peubah endogen pengamatan ”memiliki aset pemasaran ikan” Y 9 = peubah endogen pengamatan “sebagai manajer” Y 10 = peubah endogen pengamatan ”sebagai tenaga kerja” Y 11 = peubah endogen pengamatan ”menjual faktor input” Y 12 = peubah endogen pengamatan “melayani reparasi” Y 13 = peubah endogen pengamatan ”mencatat biaya produksi” Y 14 = peubah endogen pengamatan ”me laporkan produksi” Y 15 = peubah endogen pengamatan ”melaporkan jika ada pelanggaran” Y 16 = peubah endogen pengamatan “melaporkan jika ada hama penyakit” Y 17 = peubah endogen pengamatan ”anggota kelompok perikanan” Y 18 = peubah endogen pengamatan “pengurus aktif kelompok” Y 19 = peubah endogen pengamatan ”mengikuti program mewakili kelompok” Y 20 = peubah endogen pengamatan ”anggota HNSI” Y 21 = peubah endogen pengamatan ”pengurus HNSI” Peubah Y 1 – Y 4 dikelompokkan sebagai bentuk peran pemuda dalam perencanaan pembangunan kelautan dan perikanan, Y 5 – Y 12 merupakan peubah dalam kelompok produksi, Y 13 – Y 16 adalah peubah dalam kelompok monitoring dan evaluasi sumberdaya, dan Y 17 – Y 21 ialah peubah dalam kelompok lembaga perikanan. Dalam model persamaan sruktural SEM bentuk-bentuk peran pemuda tidak dikelompokkan seperti halnya faktor- faktor determinan karena jika peubah- peubah tersebut dikelompokkan maka modelnya akan menjadi third order full version . Sedangkan program software untuk SEM yang ada saat ini hanya bisa mengolah model second order full version.

3.4.3 Konstruksi peubah eksogen laten dan endogen laten

X i = O i Y+ e i . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 dimana: i = 1, 2, 3, 4 O i = koefisien regresi antara X i dan Y e i = galat Selanjutnya juga dihitung korelasi r antar faktor determinan X i . Dalam menduga ketiga konstruksi model SEM ini, peubah pengamatan X ij dan Y l dinormalkan distandardisasi melalui persamaan berikut: z = ξ X x i − . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 dimana: z = data baru i x = data X = mean ? = simpang baku

3.5 Hipotesis Operasional