Kapital Sosial Pemuda Peningkatan peran pemuda dalam pembangunan kelautan dan perikanan di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

yang mendorong pemuda agar lebih berminat bekerja secara mandiri seperti halnya yang dilakukan negara- negara maju karena kewirausahaan berperan menyumbang kemajuan ekonomi suatu bangsa.

2.4 Kapital Sosial Pemuda

Kapital sosial merupakan sumberdaya yang tersedia di dalam dan melalui perorangan atau jaringan bisnis. Sumberdaya tersebut bisa berupa informasi, ide, pimpinan, kesempatan bisnis, kekuatan dan pengaruh, dukungan emosional, kemauan baik, kepercayaan, dan kerjasama. Kapital sosial tumbuh dari interaksi kita dengan orang lain dan bisa disebut sinergi sosial. Dalam hal ini kapital sosial bisa berkontribusi terhadap produktivitas bisnis ataupun kesuksesan perorangan. Untuk bisnis, kegiatan sosial bisa meningkatkan pangsa pasar, menarik minat investasi, memperbaiki citra perusahaan, memperbaiki efisiensi, dan meningkatkan moral pegawai. Bagi perorangan, kapital sosial bisa meningkatkan kesempatan kerja, pendapatan, kesehatan, kebahagiaan dan semua kualitas hidup Baker 2000. Van Staveren 2003 memberikan definisi kapital sosial dalam berbagai sudut pandang. Dari dimensi fungsionalis, kapital sosial merupakan tindakan kolektif, dari sudut pandang sosiologi merupakan kohesi sosial, secara ekonomi adalah kesejahteraan atau pertumbuhan ekonomi. Kapital sosial merupakan komitmen terhadap nilai sosial yang bisa diekspresikan secara kuantitaif dan kualitatif. Kapital sosial terkait dengan nilai-nilai tertentu melalui jaringan kerja atau network melalui berbagai persamaan, misalnya pekerjaan, tempat tinggal, agama, atau suku. Kapital sosial mampu menjembatani antar individu yang berbeda dengan norma yang bersifat timbal balik Dekker dan Uslaner 2001 diacu dalam Aribowo 2007. Walaupun demikian, dengan perkembangan jaman terjadi perubahan, misalnya ikatan antar kelompok dalam hal gotong royong atau tolong- menolong semakin pudar. Kapital sosial bisa ditumbuhkan kembali tetapi memerlukan waktu yang lama dan terus menerus. Masyarakat Ao’ gading di Tana Toraja misalnya, kapital sosial yang mereka miliki untuk membangun daerahnya dengan alam sekitar yang sejuk mereka berusaha menarik wisatawan. Kapital sosial yang mereka miliki diharapkan mendukung kegiatan mereka, yaitu kebersamaan, kepedulian, keikhlasan, dan kerelawanan Fina dan Jemang 2006. Walaupun demikian mereka juga harus bersiap-siap bahwa adat yang mereka miliki bisa berubah dengan berjalannya waktu. Mereka tetap harus mempertahankan daya tarik wisata walaupun terjadi perubahan kapital sosial. Generasi muda suatu kelompok tertentu harus menghormati kelompok yang lain. Alasannya adalah karena pemuda berasal dari latar belakang yang berbeda, hal ini harus merupakan kontribusi untuk membangun suatu masyarakat. Pemuda patut mengembangkan kesetiakawanan melampaui batas-batas lingkungannya karena nilai- nilai yang berasal dari cinta kasih dan kesetiakawanan dapat menyela matkan pemuda di tengah konflik sosial politik yang begitu banyak. Keragaman di antara pemuda mena mbahkan kekayaan terhadap semua proses, meskipun sulit mencapai konsensus Benjumea 2002. Sayogyo 1985 menggambarkan melalui dua alternatif masyarakat sebagai sistem sosial, pertama; masyarakat dipandang sebagai jaring- jaring sejumlah relasi dan hubungan sosial, yang mana di dalamnya terdapat suatu pola yang unsur-unsurnya mantap. Alternatif kedua; masyarakat sebaga i susunan sejumlah posisi sosial yang berhubungan dan saling mengisi. Posisi sosial ini dapat menggambarkan titik-titik pusat atau pertemuan sejumlah relasi dan hubungan sosial yang berpusat, sehingga menempatkan individu- individu pada kedudukan tertentu. Seseorang dapat memperoleh kedudukan tertentu di masyarakat melalui tiga cara: pertama, secara otomatis; yakni dimana seseorang memperoleh kedudukan tanpa suatu usaha tertentu. Kedudukan ini sering juga disebut ascribed-status . Kedudukan ini biasanya di dapat melalui pengakuan masyarakat, misalnya karena umur, jenis kelamin dan sebagainya. Kedua, seseorang memperoleh kedudukan di masyarakat melalui suatu usaha atau setidak-tidaknya karena seseorang tersebut menentukan pilihannya, misalnya seorang dokter, guru, pengacara, pengusaha dan sebagainya. Kedudukan ini sering disebut achieved- status . Ketiga, seseorang mendapatkan kedudukan di masyarakat dengan cara diberikan oleh suatu golongan atau kelompok masyarakat, dan kedudukan ini biasanya disebut assigned-status. Perbedaan assigned-status ini dengan cara yang pertama ascribed-status terletak pada performance role-nya, dimana seseorang tersebut ternyata dapat berperilaku melebihi harapan dari masyarakat yang mengirim peran, sehingga ia diberi kedudukan yang lebih tinggi, misalnya seorang ulama, kiai dan sebagainya Sayogyo 1985, Taneko 1984. Secara sosiologis, kedudukan pemuda berada pada posisi sub-ordinat atau di bawah kedudukan orang dewasa. Dengan kata lain, kedudukan pemuda bila ditinjau dari cara yang pertama ascribed-status berada di antara kedudukan anak dan remaja, dan berada di bawah kedudukan orang dewasa dan orang tua. Maka, pemuda merupakan seseorang yang berada pada periode transisi yang diharapkan aktif mempersiapkan diri, membekali diri dengan berbagai ilmu dan keterampilan sehingga nantinya pemuda tersebut dapat menjadi warga dan pemimpin di tengah- tengah masyarakat Rohmad 1998.

2.5 Kepemilikan Sumberdaya