antara 18 -30
C dengan rata-rata 26 C, suhu rata-rata permukaan laut adalah 26
- 27
C. Suhu tersebut akan turun sekitar 0,5 C setiap ketinggian naik 100 m.
Kelembaban udara berkisar antara 85 - 89 perbedaan temperatur antara siang dan malam adalah sekitar 8
-10 C BAPPEDA Sukabumi 2001.
4.3 Kependudukan
Penduduk merupakan subyek
sekaligus sebagai sumberdaya pembangunan. Oleh karena itu penduduk merupakan potensi yang sangat
menjanjikan apabila kualitasnya mampu menjawab tuntutan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun di sisi lain penduduk
dapat pula menjadi hambatan dan beban bagi berlanjutnya pelaksanaan pembangunan apabila kualitasnya tidak dapat mendukung pelaksanaan
pembangunan. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk rata-rata antara tahun 1995-2000
adalah 2,26. Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi pada tahun 2003 adalah 2.178.850 jiwa, dengan jumlah rumah tangga 563.773 KK dan laju pertumbuhan
penduduk 1,59 antara tahun 1990 - 2000 BAPPEDA Sukabumi 2001. Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi pada tahun 2004 mencapai
2.230.411 jiwa yang terdiri dari 1.144.663 laki- laki dan 1.085.748 perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 105,43 yang berarti bahwa dalam 100
penduduk perempuan terdapat 105 penduduk laki- laki Lampiran 5. Jumlah penduduk terbesar di wilayah Kabupaten Sukabumi terdapat di Kecamatan Cisaat
sebanyak 108.065 jiwa atau sebesar 4,85 dari penduduk Kabupaten Sukabumi. Sedangkan penduduk paling sedikit terdapat di Kecamatan Cidolog sebanyak
18.401 jiwa atau sebesar 0,82 dari jumlah penduduk seluruhnya. Kepadatan
penduduk di Kabupaten Sukabumi adalah sebesar 540,31 orang per km
2
. Kecamatan Cisaat masih merupakan kecamatan terpadat, yaitu sebesar 5.037
orang per km
2
. Kepadatan terendah adalah Kecamatan Cibitung yang terletak di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi, yaitu sebanyak 159,95 orang per km
2
Lampiran 6. Sedangkan pendidikan tertinggi yang dapat dicapai khusus yang berumur
10 tahun ke atas oleh masyarakat di Kabupaten Sukabumi adalah seperti yang tertera pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3 Penduduk 10 tahun ke atas yang bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kabupaten Sukabumi 2003
Jenis kelamin No
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan
Laki- laki Perempuan
Jumlah 1
Tidakbelum pernah sekolah 17.211
16.883 34.094
2 Tidakbelum tamat SD
106.543 56.393
162.936 3
SD 304.912
88.150 393.062
4 SMP
79.697 16.752
96.448 5
SMU 41.522
7.046 48.569
6 SM Kejuruan
22.637 651
23.288 7
Diploma Akademi 8.122
4.518 12.640
8 Dipl. IV Universitas
6.920 1.896
8.817 Jumlah
587.565 192.289
779.854
Sumber: BPS Sukabumi 2004
Penduduk pesisir Kabupaten Sukabumi berdasarkan agregasi jumlah penduduk sembilan kecamatan pesisir terhitung sebanyak 428.279 jiwa atau
sebesar 20.43 total keseluruhan penduduk Kabupaten Sukabumi Potensi Desa Tahun 2004. Jumlah penduduk pesisir Teluk Pelabuhan Ratu dari empat
kecamatan pesisir yang terdapat di sekitar teluk ini terhitung sebanyak 217.368 jiwa. Jumlah penduduk pesisir Teluk Pelabuhan Ratu yang mencapai setengah
50.75 dari jumlah penduduk pesisir Kabupaten Sukabumi mengindikasikan
bahwa wilayah pesisir Teluk Pelabuhan Ratu merupakan wilayah yang sangat diminati menjadi tempat tinggal dan mencari nafkah.
Jumlah kepala keluarga yang terdapat di wilayah pesisir Teluk Pelabuhan Ratu tercatat sebanyak 58.224 KK atau sebesar 48,33 dari total keluarga
terdapat di pesisir kabupaten Sukabumi 120.479 KK. Rata-rata jumlah anggota per keluarga adalah 4 jiwa atau total 217.368 jiwa.
4.3.1 Kecamatan Cisolok
Kecamatan Cisolok merupakan kecamatan pesisir yang berada paling ujung bagian barat Kabupaten Sukabumi yang berbatasan langsung dengan
Provinsi Banten di sebelah barat, dengan Kecamatan Cikakak di sebelah timur, dengan Kecamatan Kabandungan di sebelah utara, dan dengan Samudera Hindia
di sebelah selatan. Kecamatan Cisolok terdiri dari 10 desa yang terdiri dari desa pantai dan non pantai, seperti tertera pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4 Jumlah desa dan statusnya di Kecamatan Cisolok No
Desa Status
Luas ha 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 Pasir baru
Cikahuripan Cisolok
Karangpapak Sirnaresmi
Cicadas Cikelat
G. Karamat G.Tanjung
Caringin Pantai
Pantai Pantai
Pantai Non
Non Non
Non Non
Non 1.408
703 766
2.367 4.920
1.681 1.627
1.501
540 1.474
Sumber: DKP Kabupaten Sukabumi 2005
Luas keseluruhan Kecamatan Cisolok adalah 16.987 ha, dimana desa pantai yang terluas adalah Desa Pasir Baru seluas 1.408 ha. Desa non pantai yang
terluas adalah Desa Sirnaresmi dengan luas 4.920 ha dan rata-rata tinggi daratan terendah 5 m dari permukaan laut.
Potensi pesisir Kecamatan Cisolok khususnya bidang kelautan dan perikanan cukup menjanjikan bagi para pengusaha yang ingin mengembangkan
usahanya. Hal ini didukung oleh beberapa faktor alam dan karakteristik penduduknya. Faktor alam tersebut adalah karakteristik daerah pesisir Kecamatan
Cisolok seperti karakteristik jenis pantai pesisir yaitu berpasir putih, pasir batu, pasir berkarang dan karang, sangat unik dan bervariasi bentuk pesisirnya hal ini
memberikan kesempatan kepada pengusaha untuk mengembangkan usahanya, seperti membuka restoran ikan laut yang higienis, membuat villa atau hotel
bahkan ada pula yang mengumpulkan jenis-jenis batu yang digunakan untuk kelengkapan dan keindahan halaman rumah. Beragamnya jenis pasir pesisir
Kecamatan Cisolok membuat jenis gelombang yang membentur karang dan menyapu pasir menjadi terlihat indah untuk dipandang oleh seorang pencinta alam
laut. Gelombang tersebut tingginya 3,2 meter sampai dengan 4,3 meter. Dengan tingginya gelombang tersebut membuat orang yang mempunyai hobi surfing
mengambil daerah surfing-nya di pesisir Kecamatan Cisolok. Bentuk gelombang yang menerpa pesisir Cisolok sangat bervariasi dari
yang menggulung besar hingga yang pecah di tengah. Hal ini karena bentuk dasar laut yang bervariasi. Dari peta batimetri menunjukkan adanya palung yang sangat
dalam membentuk jurang. Daerah ini merupakan daerah spawning ground yaitu tempat pemijahan telur atau penyimpanan telur tuna tongkol, cakalang, salur,
tuna. Palung ini terletak 3 - 4 mil laut dari pantai sepanjang pantai Cisolok dari Desa Cisolok sampai dengan Desa Pasir baru. Terdapat gelombang laut yang
tidak terlalu besar dan gelombang tertinggi hanya 3,10 meter yaitu di Kampung Cibangban, Desa Pasir Baru, dimana cocok untuk perahu kecil dan budidaya ikan
laut dengan metode keramba apung. Walaupun demikian kegiatan budidaya baru sebatas percontohan dan kaji terap.
Faktor lainnya yaitu karakteristik penduduk yang ramah terhadap orang lain dan mau bekerja keras serta aktif dalam kegiatan-kegiatan yang positif. Juga
terdapat kelompok pengawas sumberdaya laut dan pesisir yang berfungsi sebagai pengawas sumberdaya alam, yaitu POKMASWAS Cikahuripan Nusantara dan
Cibangban Nusantara. Di Kecamatan Cisolok terdapat 3 tiga tempat pendaratan ikan, yaitu:
1 Di Kampung Pajagan Cikahuripan yang merupakan PPI tipe C dimana kapal yang tambat maksimal berukuran 20 GT.
2 Di Kampung Cibangban yang merupakan TPI tempat pelelangan ikan sub pendaratan untuk PPI dimana perahu yang mendarat hanya perahu pancing
jenis congkreng, jukung maupun bagan apung. 3 Di Kampung Cikembang yang merupakan pos pendaratan ikan yang
fungsinya sama dengan Cibangban dengan didominasi oleh perahu pancing jenis congkreng.
Jumlah nelayan di Kecamatan Cisolok sebanyak 3.152 orang terdiri atas nelayan pancing, nelayan payang, pedagang ikan, pengolah ikan, buruh dan ABK.
Di Kecamatan Cisolok terdapat 2 dua kelompok usaha bersama KUB yaitu KUB Hurip Mandiri dan KUB Tenggiri yang mengolah hasil tangkapan menjadi
abon ikan. Selain abon ikan kelompok usaha bersama lainnya membuat hasil olahan perikanan yang lain seperti kerupuk ikan, dendeng ikan, ikan asin yang
diproduksi oleh kelompok masyarakat nelayan Cibangban. Produk olahan tesebut masih bersifat tradisional sangat sederhana dengan sistem perebusan. Hal ini
membuat ikan tidak mentah dan jauh mengandung zat- zat aditif seperti formalin dan zat-zat lainnya yang digunakan sebagai bahan pengawet.
4.3.2 Kecamatan Pelabuhan Ratu
Kecamatan Pelabuhan Ratu merupakan ibu kota Kabupaten Sukabumi yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Cikakak dan Cikondang di sebelah
utara, Kecamatan Cimanggu di sebelah timur, Kecamatan Simpenan di sebelah selatan dan Teluk Pelabuhan Ratu sebelah barat. Luas daerah ini adalah 9.087 ha
dengan kondisi pegunungan yang ditumbuhi oleh pohon-pohon liar, perkebunan, ladang, sawah dan pertambangan yang tersebar pada 8 desa Tabel 5. Sungai
besar yang melewati daerah kecamatan dan menjadikan muara di pantai perairan Pelabuhan Ratu adala h Sungai Cipalabuhan, Citepus dan Cimandiri yang
sekaligus sebagai garis perbatasan dengan Kecamatan Simpenan. Panjang pantai perairan Pelabuhan Ratu adalah 7,9 km dengan jenis pantai berpasir.
Tabel 5 Jumlah desa dan statusnya di Kecamatan Pelabuhan Ratu No Nama Desa
Status 1
2 3
4 5
6 7
8 Citarik
Pelabuhan Ratu Citepus
Cibodas Buniwangi
Cikadu Pasirsuren
Tonjong Pantai
Pantai Pantai
Non Non
Non Non
Non
Sumber: DKP Kabupaten Sukabumi 2005
Jumlah penduduk Kecamatan Pelabuhan Ratu pada tahun 2004 adalah 22.210 KK atau 88.840 jiwa. Mata pecaharian penduduk ini sangat heterogen, dan
hanya 4.461 KKRTP dan RTBP atau hanya 20 yang bergerak di bidang penangkapan ikan.
Daerah penangkapan fishing ground Karang Deet, Karang Jahir dan Muara Cimandiri merupkanan daerah yang diinginkan oleh para nelayan pancing.
Tak heran kalau di daerah perairan Pelabuhan Ratu Karang Deet, Karang Jahir dan muara Cimandiri banyak perahu yang beroperasi dan masyarakat pesisir
menebar jaringnya di muara Cimandiri, karena memang di tiga perairan tersebut merupakan gudangnya ikan layur, udang, cumi, kakap, kerapu, kue, bawal,
tongkol dan lain- lain. Hal ini didukung oleh keadaan alam yang subur, dimana zat-zat yang terbawa oleh sungai yang dibutuhkan oleh ikan bermuara di tiga
perairan tersebut. Untuk mendukung kegiatan perikanan tangkap di Kecamatan Pelabuhan
Ratu, Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Kelautan dan Perikanan beserta Departemen Kelautan dan Perikanan, me nyediakan sarana dan prasarana
kegiatan perikanan tangkap. Sarana yang disediakan adalah PPN Pelabuhan Ratu tipe B yang didirikan pada tahun 1992 yang kemudian secara bertahap dilengkapi
sarana dan prasarananya. Pada tahun 2005, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh PPN Pelabuhan
Ratu semakin lengkap dan mengikuti perkembangan. Terdapat 2 dua kolam yang disediakan oleh PPN, yaitu kolam I, yang diperuntukkan untuk jenis kapal
berukuran kurang dari 30 GT, seperti perahu congkreng, payang dan diesel, sedangkan kolam II diperuntukan untuk kapal motor yang berukuran lebih dari 30
GT seperti perahu long line dan gillnet. Kolam I mempunyai kedalaman -3 m sampai dengan -4 m sedang kolam II mempunyai kedalaman -6 m sampai dengan
-8 m. Jenis kapal yang mendominasi PPN Pelabuhan Ratu adalah: payang, trammel net
, pure seine, long line dan congkreng.
Kecamatan Pelabuhan Ratu merupakan kecamatan perikanan tangkap yang paling produktif di banding dengan kecamatan pesisir yang lainnya, dengan
jumlah nelayan kurang lebih 4.489 orang yang terdiri dari bakul, pedagang, buruh dan pengolah dengan berbagai jenis armada dan alat tangkap gillnet, pancing,
payang, trammel net, bagan pada tahun 2004 mampu menghasilkan ikan sebanyak kurang lebih 6.520,94 ton atau hanya 44,68 dari MSY perairan laut
Kabupaten Sukabumi. Nilai rata-rata ikan pada tahun 2004 adalah Rp 5.700kg sehingga nilai produksi yang diperoleh mencapai Rp 37.169.358.000. Artinya,
uang yang berputar di PPN Pelabuhan Ratu untuk menggerakan perekonomian masyarakat dari perikanan tangkap adalah lebih dari Rp 37 miliar pada tahun
2004. Untuk mengawasi pantai dan perairan Kecamatan Pelabuhan Ratu, Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi menerapkan sistem pengawasan berbasiskan masyarakat, yaitu atas dasar masyarakat dengan unsur tokoh-tokoh
masyarakat ulama, stakeholder dan aparat membentuk kelompok pengawasan dengan susunan organisasi ketua, sekretaris, bendahara dan anggota.
Terdapat 2 dua kelompok yang mengawasi POKMASWAS wilayah perairan Kecamatan Pelabuhan Ratu yaitu kelompok Tuna Mandiri Nusantara dan
Kelompok Ratu Nusantara, dengan objek pengawasan kepada nelayan dan stakeholder
bidang kelautan dan perikanan pada pengelolaan sumberdaya alam kelautan atas dasar konsep kelestarian. Kelompok ini berwenang untuk
melaporkan kegiatan yang tidak sesuai dengan konsep tersebut kepada pihak terkait seperti PPNS, PPNP, Dinas Kelautan dan Perikanan dan Pol Airud dengan
melampirkan surat kejadian.
4.3.3 Kecamatan Ciemas
Secara administratif Kecamatan Ciemas terletak pada posisi 106 22
’
- 106
36
’
BT dan 7 6
’
- 7 18
’
LS, yang berbatasan langsung dengan Teluk Pelabuhan Ratu di sebelah barat; dengan Kecamatan Simpenan di sebelah utara;
dengan Kecamatan Waluran di sebelah timur; dan dengan Kecamatan Ciracap di sebelah selatan.
Kecamatan Ciemas mempunyai luas 26.966 ha dengan penduduk berjumlah 28.423 jiwa yang terbagi dalam 7 desa, dimana dari 7 desa tersebut 4
desa yang merupakan desa pesisir yaitu Desa Ciwaru, Mandrajaya, Girimukti dan Desa Cibenda Tabel 6. Penduduk Kecamatan Ciemas sangat sensitif terhadap
perubahan-perub ahan yang ada, baik ke arah pengembangan teknologi terutama bidang kelautan dan perikanan maupun ke arah kultur yang sifatnya positif dan
membangun kebiasaan daerah. Disamping itu penduduk Ciemas terutama masyarakat nelayan mempunyai sifat solidaritas yang tinggi dan sangat peduli
terhadap lingkungan perairan. Dengan rasa solidaritas dan kepeduliannya, masyarakat nelayan Ciemas dalam mengawasi perairannya membentuk sebuah
kelompok pengawas POKMASWAS dengan nama Waru Nusantara. Prestasi yang pernah dicapai oleh kelompok ini pada tahun 2004 adalah menjadi juara
harapan II se-Indonesia pada perlombaan POKMASWAS tahun 2004 yang di selenggarakan oleh Departemen kelautan dan Perikanan R.I.
Tabel 6 Jenis mata pencaharian penduduk di sektor perikanan Kecamatan Ciemas
No Mata pencaharian
Jumlah 1
2 3
4 5
6 7
8 Pancing
Bagan apung Bagan tancap
Jaring rampus Jaring
Angkutan ikan Pengolah
Pegawai pengolah Jumlah
476 236
244 110
128
68 90
610 1.962
Sumber: DKP Kabupaten Sukabumi 2005
Panjang pantai Kecamatan Ciemas adalah 33 km yang membentang dari Desa Girimukti sampai Desa Cibenda, dan jumlah penduduk yang bermata
pencaharian di sektor perikanan tangkap sebanyak 1.962 orang. Sedangkan jumlah peralatan dan armada penangkapan di Kecamatan Ciemas sebanyak 416 unit
dengan berbagai jenis armada dengan rincian pada Tabel 7 berikut: Tabel 7 Jenis peralatan dan armada perikanan di Kecamatan Ciemas
No Armada
Jumlah unit 1
2 3
4 5
6 Pancing
Bagan apung Bagan tancap
Jaring rampus Jaring
Angkutan ikan Jumlah
121 114
111 127
123
20 416
Sumber: DKP Kabupaten Sukabumi 2005
Daerah penangkapan ikan fishing ground yang dituju oleh nelayan Ciemas adalah Tanjung Layer, Karang Deet, Karang Hantu, Batu Belah dan
Legon Pandan Tengah. Potensi ikan di daerah tersebut sangat melimpah. Nelayan juga membentuk KUB penangkapan dengan tujuan memperkuat harga jual,
memperingan permodalan dan mempermudah pemasaran. Terdapat 3 tiga KUB yang memanfaatkan perairan Ciemas, yaitu KUB Dyana, KUB SP dan KUB Atin.
Produksi ikan pada tahun 2004 adalah sebesar 673.425 ton, atau sekitar Rp 3.837.496.500. Ikan yang ditangkap sangat beragam, tetapi yang lebih
dominan adalah ikan layur, tembang dan pelagis kecil yang di tangkap oleh bagan apung dan bagan tancap. Ikan-ikan dasar atau ikan karang ikan hias juga sering
mendominasi hasil tangkapan pada bulan-bulan tertentu. Di perairan Ciemas banyak terumbu karang yang menghampar di wilayah pantai dengan berbagai
macam jenis terumbu karang yang sangat indah bentuknya. Untuk memperlancar perniagaan ikan yang didaratkan, pemerintah
Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Kelautan dan Perikanan memfasilitasi sarana
dan prasarana yaitu TPI Ciwaru. Untuk menjaga kualitas dan harga, karena fishing
ground nya dekat dengan TPI Ciwaru, nelayan sering mendaratkan ikannya di TPI
tersebut, dan kadang-kadang ada nelayan dari Cidaun, Pelabuhan Ratu, Pameung Peuk, dan bahkan nelayan Cilacap.
Potensi tambak di Kecamatan Ciemas terdapat di Desa Ciwaru dan Mandrajaya dengan luas potensi lahan 200 ha, sementara yang baru dimanfaatkan
untuk tambak seluas 90 ha atau hanya 45 dari potensi yang ada dengan produksi 1260 ton per hektar per tahun jika ditanami jenis udang vaname. Sedangkan jika
ditanami udang windu produksinya dapat mencapai 630 ton per hektar per tahun. Hal ini memberikan peluang kepada pengusaha tambak untuk membuka
lahannya di wilayah Kecamatan Ciemas, selain iklimnya yang cocok dengan karakteristik udang juga masyarakatnya mendukung kegiatan tersebut. PT Labuan
Monodon yang bergerak di bidang usaha tambak di kecamatan ini semakin berkembang.
Di Kampung Palampang, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, hampir seluruh warganya bermatapencaharian sebagai nelayan dan pengolah. Olahan
yang berkembang di desa tersebut didominasi oleh produk olahan ikan asin
dengan berbagai jenis ikan, selain mudah cara pengolahannya juga mempunyai harga yang cukup lumayan untuk dijual ke para agen-agen ikan asin atau ke
konsumen langsung. Hampir 84,5 ton per tahun ikan asin yang dikirim ke luar daerah seperti Bogor Lawang Seketeng, Jakarta, Bandung dan Tangerang serta
untuk pasar lokal yang ada di wilayah Sukabumi. Harga ikan asin yang dijual ke agen-agen berkisar antara Rp 7.000 sampai dengan Rp 25.000kg. Harga ini relatif
murah sehingga produk ikan asin dari Kecamatan Ciemas selalu dibeli oleh para agen.
4.3.4 Kecamatan Ciracap
Wilayah Kecamatan Ciracap di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Waluran, sebelah selatan dibatasi oleh Samudera Hindia, sebelah
timur dibatasi oleh Kecamatan Surade, dan sebelah barat dibatasi oleh Kecamatan Ciemas. Jarak dari Kecamatan Ciracap ke Pelabuhan Ratu adalah 75 km. Luas
wilayah Kecamatan Ciracap ialah 16.056,10 ha. Kecamatan ini terdiri dari 6 desa, yaitu Desa Gunungbatu, Desa Cikangkung, Desa Purwasedar, Desa Ciracap, Desa
Pasirpanjang, dan Desa Mekarsari. Selur uh desa tersebut dibagi menjadi 82 RW dan 356 RT.
Jumlah penduduk laki- laki di Kecamatan Ciracap sebanyak 24.105 jiwa dan perempuan 22.789 jiwa dengan rasio jenis kelamin laki- laki terhadap
perempuan sebesar 105,77. Kepadatan penduduk di Kecamatan Ciracap 292,06km
2
dengan jumlah rumah tangga 12.974. Berdasarkan kelompok umur di bawah 4 tahun hingga 39 tahun dicantumkan pada Tabel 8 berikut ini.
Tabel 8 Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kecamatan Ciracap 2004
No. Kelompok umur tahun
Jumlah jiwa 1
0 – 4 3.239
2 5 – 9
4.777 3
10 – 14 4.948
4 15 – 19
4.302 5
20 – 24 3.916
6 25 – 29
4.148 7
30 – 34 4.659
8 35 – 39
4.054
Sumber: BPS Sukabumi 2004
Jumlah penduduk yang sudah kawin adalah 26.146 orang terdiri dari 13.328 orang laki- laki dan 12.818 orang perempuan. Sedangkan jumlah penduduk
yang belum kawin sebanyak 18.468 orang, terdiri dari 10.308 orang laki- laki dan 8.160 orang perempuan Tabel 9.
Tabel 9 Jumlah penduduk menurut status perkawinan dan jenis kelamin di Kecamatan Ciracap 2004
Jenis kelamin Belum kawin
Kawin Laki-laki
10.308 13.328
Perempuan 8.160
12.818 Jumlah
18.468 26.146
Sumber: BPS Sukabumi 2004
Budidaya perikanan di darat yang diusahakan oleh rumah tangga perikanan RTP meliputi tambak, kolam, dan sawah Tabel 10. Dari data BPS Sukabumi
2004 usaha budidaya tambak hanya terdapat di Kecamatan Ciracap. Kolam merupakan jenis budidaya yang paling banyak menghasilkan ikan 146 ton
dengan RTP sebanyak 125. Tabel 10 Luas areal, produksi dan jumlah RTP perikanan darat menurut jenis
usaha di Kecamatan Ciracap 2004
Jenis usaha Luas ha
Produksi ton RTP
Tambak 30
2,60 1
Kolam 10,30
146,28 125
Sawah 22,94
49,71 60
Sumber: BPS Sukabumi 2004
Jumlah rumah tangga yang mempunyai mata pencaharian menangkap ikan di laut sebanyak 147 RTP Tabel 11. Penggunaan motor tempel 101 RTP
adalah yang paling banyak dibanding yang lainnya. Kapal motor hanya digunakan oleh 12 RTP. Sedangkan penangkapan ikan dengan perahu tanpa motor digunakan
oleh 21 RTP dan tanpa perahu 13 RTP. Tabel 11 Jumlah RTP perikanan laut menurut jenis usaha di Kecamatan Ciracap
2004 Jenis usaha
Jumlah Tanpa perahu
13 Perahu tanpa motor
21 Motor tempel
101 Kapal motor
12 Jumlah
147
Sumber: BPS Sukabumi 2004
Produksi ikan di Kecamatan Ciracap berdasarkan catatan di TPI dari tahun 2002 hingga 2004 terus meningkat Tabel 12. Produksi ikan meningkat dari 33
ton pada tahun 2002 menjadi 7.085 ton pada tahun 2004. Nilai ikan tersebut juga melonjak dari Rp 166 juta pada tahun 2002 menjadi Rp 6,5 milyar pada tahun
2004. Tabel 12 Perkembangan produksi dan nilai ikan yang dilelang di TPI di
Kecamatan Ciracap 2002-2004
Tahun 2002
2003 2004
Jumlah ton 33,17
44,45 7.085,00
Nilai juta rupiah 165,87
222,23 6.510,00
Sumber: BPS Sukabumi 2004
4.3.5 Kecamatan Surade
Kecamatan Surade secara administratif berbatasan dengan Kecamatan Ciracap di sebelah barat, dengan Kecamatan Cibitung di sebelah timur,
Kecamatan Waluran di sebelah utara dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sebela h selatan. Sedangkan secara geografis terletak pada posisi
106 29’ - 106
33’25” BT dan 7 14’40’’ - 7
25’20’’ LS dengan luas 13.339 ha yang ditempati oleh 65.720 jiwa dan tersebar di 11 desa Tabel 13.
Tabel 13 Jumlah desa dan statusnya di Kecamatan Surade
No Nama Desa
Status 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
Pasir Ipis Buniwangi
Cipeundeuy Gunungsungging
Jagamukti Swakarsa
Citangla Warnasari
Kedaleman Cibara
Sirnasari Pantai
Pantai Pantai
Non Non
Non Non
Non Non
Non Non
Sumber: DKP Kabupaten Sukabumi 2005
Masyarakat Kecamatan Surade yang berusaha di bidang perikanan tangkap hanya 223 orang atau hanya 0,339 dari jumlah penduduk. Jarangnya masyarakat
yang mau menjadi nelayan karena kondisi perairan perikanan tangkap yang ada di Kecamatan Surade sangat membahayakan bagi keselamatan nelayan tangkap,
karena kondisi karang yang sangat dominan di pantai tersebut sehingga nelayan harus memperhitungkan kondisi ombak supaya perahunya tidak terbentur dengan
karang. Tetapi potensinya sangat menga gumkan. Wilayah perairan ini diawasi oleh kelompok masyarakat pengawas POKMASWAS Minajaya Nusantara dari
segala ancaman pengelolaan yang menuju ketidaklestarian. Pada tahun 2004 penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor
perikanan hanya 0,339 dari jumlah penduduk Kecamatan Surade. Mereka adalah nelayan yang bergerak pada perikanan tangkap, pengumpul rumput laut
dan sebagai pencari ikan- ikan karang.
Terdapat 4 ha kawasan rumput laut yang terlihat pada kondisi laut surut yang dimanfaatkan oleh para nelayan yang tidak mempunyai perahu khususnya
untuk menggunduh rumput laut. Hanya 4 bulan saja atau pada musim kemarau pengunduhan rumput laut dilakukan secara optimum dimana penghasilannya 2 ton
per bulan rumput laut kering. Selain itu juga kondisi air laut dimana dari ujung air la ut pada kondisi
pasang sampai dengan ujung air laut pada kondisi surut dapat mencapai 2,5 km sehingga terlihat hamparan karang dan terumbu yang digenangi oleh air laut, hal
ini juga dimanfaatkan oleh para nelayan untuk memasang perangkap bubu atau jaring untuk menangkap ikan- ikan karang seperti lobster, ikan hias, udang, jenis
moluska bintang tujuh dan lain- lain. Sedangkan nelayan penangkap, melakukan penangkapan ikan di daerah Cigadog, Minajaya, Cicaladi dan Cikaret. Daerah ini
merupakan fishing ground untuk ikan- ikan tuna, kue, kakap, bawal dan tenggiri, Muara yang ada di pesisir Kecamatan Surade adalah Karang Bolong,
Cikarang dan Cipamarungan yang kerap dijadikan tempat pemijahan bagi ikan- ikan yang mempunyai sensitivitas terhadap salinitas. Produksi perikanan Surade
tidak terlalu banyak seperti Kecamatan Ciracap atau Pelabuhan Ratu. Pada tahun 2004 produksi ikan Kecamatan Surade hanya 212 ton dari berbagai jenis ikan.
Untuk menjaga perniagaan dan pengembangan perikanan tangkap di Kecamatan Surade, Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Kelautan dan Perikanan
Sukabumi menyiapkan sarana dan prasarana serta program-program untuk perikanan tangkap.
Sarana yang siapkan adalah TPI Minajaya yang khusus untuk kegiatan pendaratan ikan dan kegiatan lelang dengan dilengkapi prasarana seperti
timbangan, trais, penghancur es dan WC umum. Sedangkan program-program yang telah diterapkan adalah program PEMP Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir, optimalisasi baik pada penangkapan ikan, pemasaran, pelelangan maup un pengolahan ikan. Pada tahun 2005 nelayan diberikan program
revolving bantuan perahu fiber lengkap dengan alat tangkapnya sebanyak 4 unit
kepada kelompok Cipta Mandiri.
4.4 Organisasi PemudaOrganisasi Masyarakat di Kabupaten Sukabumi